Postingan

Asbabbun Nuzul

Gambar
Perhatian Ulama Terhadap Asbab Nuzul Alqur'an   Para pakar bidang ilmu Alqur'an sangat menaruh perhatian terhadap ilmu tentang sebab-sebab turunnya Alqur'an. Mereka juga merasakan sangat pentingnya ilmu ini dalam menafsirkan Alqur'an. Oleh sebab itu sebagian mereka mengarang kitab tersendiri untuk bidang ini. Yang paling masyhur adalah Ali bin Madini, guru dari Imam Bukhari, al-Wahidi dalam kitabnya Asbabun Nuzul, lalu al-Ja’bari yang telah meringkas kitab Al-Wahidi dengan menghilangkan sanad-sanadnya dan tidak ada tambahan darinya. Kemudian juga Syaikhul Islam Ibnu Hajar yang telah mengarang satu kitab tentang asbab Nuzul, namun Suyuthi hanya menemukan satu juz dari naskah kitab ini dan tidak menemukannya secara sempurna. Kemudian Suyuthi, yang berkata tentang dirinya sendiri : “Aku telah mengarang tentang hal ini satu kitab yang lengkap, ringkas lagi detail, yang belum pernah ditulis kitab yang menyamainya dalam pembahasan ini, yang aku beri nama L

keutamaan membaca alquran

Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa’at (penolong) baginya pada hari Kiamat. Allah SWT telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dan terdapat dalam firman-Nya: “…. Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” ( QS Thaha:123 ) Perumpamaan mukmin yg membaca Al-Qur’an : Diriwayatkan dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu   bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah Al-Atrujah ,  aromanya harum dan rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah Kurma, yang tidak beraroma sedang rasanya enak dan manis. Perumpamaan orang munafik yang rajin membaca Al-Qur’an

kajian surat Al Ma'un

Surat al-Mâ’ûn, dengan ringkas, menolak ibadah formalistik ( ‘ibâdah shûriyah ). Ia memandang bahwa menolong orang susah merupakan syarat iman, seperti khusyuk yang merupakan syarat bagi mendirikan shalat. Ia juga mengancam orang yang enggan menolong orang yang membutuhkan dengan neraka. Tulisan ini pertama , memberikan wawasan umum tentang surat al-Mâ’ûn, dan kedua , menggali pesan-pesan sosial yang terkandung dalam surat al-Ma’ûn. Diharapkan tulisan ini menjadi sumbangsih dalam menegaskan kembali bahwa Islam adalah agama yang utuh; tidak condong pada aspek ritual dengan mengorbankan aspek sosial. Islam juga menghendaki para pemeluknya menjadi pribadi-pribadi yang khusyuk dalam ibadah ritual serta giat menebarkan kesalehan sosial. A.       Pendahuluan Banyak metode telah dikembangkan oleh para ulama tafsir dalam rangka membedah, menyingkap dan menjelaskan isi-kandungan serta pesan-pesan yang dikandung oleh al-Qur`an. Di antara metode-metode itu, menurut banyak p

Amir bin Abdillah at-Tamimi al-Anbari.

Sekarang kita berada di tahun 14 H. Saat dimana para pembimbing generasi dan guru utama di kalangan para shahbat dan senior tabi’in membuat perbatasan kota Bashrah atas perintah khalifah muslimin Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu wa ardhaah . Mereka bertekad untuk membangun kota baru sebagai markas bagi pasukan kaum muslimin untuk berperang di negeri Persiaa. Sekaligus sebagai titik tolak untuk berdakwah ilallah , serta sebagai menara untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi. Di kota ini kaum muslimin dari segala penjuru Jazirah Arab, ada yang dari Najd, Hijaz, dan Yaman berkumpul untuk menjaga perbatasan daerah kaum muslimin. Di antara yang turut berhijrah tersebut terdapat pemuda Nejd dari Bani Tamim yang dipanggil dengan nama Amir bin Abdillah at-Tamimi al-Anbari . Usianya masih remaja, masih lunak kulinya, putih wajahnya, suci jiwanya, dan takwa hatinya.

sejarah alquran

SEJARAH AL QURAN Apakah itu al-Quran. ·                      "Quran" menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih bererti "bacaan", asal kata qara’a. Kata Al Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru’ (dibaca). ·                      Di dalam Al Qur’an sendiri ada pemakaian kata "Qur’an" dalam arti demikian sebagal tersebut dalam ayat 17, 18 surah (75) Al Qiyaamah: Artinya: ·                      ‘Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur’an (didalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggunggan kami. kerana itu jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya". Kemudian dipakai kata "Qur’an" itu untuk Al Quran yang dikenal sekarang ini. Adapun definisi Al Qur’an ialah: "Kalam Allah s.w.t. yang