Ramadhan nan fitri

Sebentar lagi idul fitri tak terasa hari berganti hari, detik berganti detik, jam berganti jam. Perjalanan madrasah ramadhan akan berakhir di hari idul fitri. Hari dimana kita dilahirkan kembali ke dalam kesucian. Hari dimana kita kembali ke hati yang suci setelah ditempa madrasah ramadhan
Madrasah Puasa Ramadhan membimbing kita untuk dapat memperbaiki laku diri, memperbaiki lisan, menyambung tali silaturahim. Kita dibimbing untuk mendapatkan derajat taqwa. Sehingga memjasdi manusia yang muttaqin. Manusia insan kamil, manusia yang kembali kepada jati diri.
Sebulan penuh kita dibimbing oleh Allah taala untuk melaksanakan puasa ramadhan. Dibimbing dan dibina kembali sholat kita, amalan-amalan sunnah, shodaqoh infak dan zakat kita. Di bimbing untuk selalu mengingat Allah menjalankam yang diperintahkanNya dan menjauhi yang dilarangNya.
Hati dan lisan kita dibiasakan untuk selalu mengingat allah dengan berzikir kepada allah. Dan dianjurkan juga bersholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Harta kita dibersihkan dengan zakat, infaq dan sedekah. Kita dituntun untuk belajar dan belajar menjadi manusia insan kamil yang taat kepada allah.
Madrasah puasa ramadhan kali ini bertepatan dengan datangnya wabah pandemi covid 19. Sudah dua bulan lebih kita hidup berdampingan dengan wabah covid 19. Ribuan orang sudah terpapar, bahkan ada yang meninggal dunia. Ibadahnya pun dibatasi dengan menggunakan standar covid 19. Ada pembatasan dalam rangka memutus rantai covid 19. Bahkan hingga madrasah ramadhan akan meninggalkan kehidupan kita, covid 19 masih ada dalam kehidupan kita.
Madrasah ramadhan dan pandemi covid 19 menjadi renungan kita bersama bahwa dalam kehidupan itu ada ujian yang harus dijalani. Ujian itu menandakan bahwa seseorang itu bethasil lulus atau tidak. Ujian itu menandakan kita akan naik tingkat. Ujian itu menandakan allah taala sayang kepada umatNya. Ujian dan musibah adalah karunia dari allah taala. Kita sebagai umatnya untuk ikhitiar menjalaninya.
Madrasah ramadhan adalah proses pembelajaran untuk kita membangun komunikasi dengan keluarga yg terputus, kita bisa sahur dan buka puasa bareng serta ibadah bareng berjamaah di rumah. Komunikasi yang terbangun menciptakan suasana batim yg nyaman dalam menjalankan ujian dan musibah kehidupan. Di dalam rumah akan tercipta sebuah kultur baru dan dinamika baru. Sehingga akan terbangun mental dan karakter yg baru setelah ramadhan dan setelah pandemi covid 19.
Di rumah tercipta pola leadhership yang berkarakter. Orangtua menjadi pemimpin untuk anak-anaknya. Akan tumbuh kepercayaan diantara anggota keluarga. Sisi lain pembagian team work dalam membersihkan rumah dan ibadah bersama. Pola baru inilah yg nantinya menjadi manusia baru dalam berkehidupan setelah ramadhan.
Ramadhan memberikan ruang kehidupan kepada umat manusia memperbanyak ibadah kepada Allah. Ruang itulah yang harus dimanfaatkan oleh kita dalam rangka memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah. Ruang itu harus diciptakan sebagai bagian proaes pensucian diri kepada allah. Ruang itu harus diisi menjaga keharmonisan dan keseimbangan kehidupan. Ruang itu tak boleh ditutup dengan berbagai macam alasan. Ruang-ruang itu yg nantinya menolong kita pada saat kita dipanggil oleh Allah SWT. Berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan dan bertolong menolong kepada ketaqwaan. Membangun semangat ta'awun akan membuka ruang komunikasi menjadi empati dan simpati. Menutup ruang itu akan mematikan pola komumikasi. Sehingga suasana ta'awun tak akan terbangun.
Masih ada waktu untuk membuka ruang itu sebelum orang menutup pintu ruang itu. Sangat sulit apabila orang itu tak mau membuka ruang atau menutup akibat kesalahan yang kita lakukan. Perbaiki diri mumpung masih ada waktu dan kesempatan. Perbaiki diri dari sikap kita agar selalu serasi dan selaras.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ