Peristiwa Kontemporer Dunia (Runtuhnya Jerman Timur Reunifikasi Jerman)

 


Dalam buku Sejarah Eropa : Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, peristiwa Reunifikasi Jerman tidak bisa terlepas dari melemahnya kekuatan politik dan ekonomi Uni Soviet pada pertengahan dekade 1980-an. Berikut faktor-faktor pendorong Reunifikasi Jerman:

1.       Kegagalan kebijakan Glasnost dan Perestroika di Uni Sovyet Penerapan kebijakan Glasnost (keterbukaan politik) dan Perestroika (restrukturisasi ekonomi) yang diterapkan Michael Gorbachev pada tahun 1985 tidak mampu membawa dampak positif bagi Uni Soviet dan negara-negara bawahannya. Hal tersebut berdampak pada munculnya semangat masyarakat Jerman Timur untuk melepaskan diri dari Uni Soviet.

2.      Pemerintah komunis Jerman Timur yang otoriter Masyarakat Jerman Timur pada masa pendudukan Uni Soviet mengalami banyak kesulitan dalam segi sosial, ekonomi dan politik. Hal tersebut merupakan disebabkan oleh penerapan kebijakan otoriter Uni Soviet yang membatasi aktivitas masyarakat Jerman Timur. Baca juga: Sejarah Perang Salib III (1189-1192)

3.      Kemajuan Jerman Barat Jerman Barat yang berada di bawah Amerika Serikat mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam segala bidang. Hal tersebut menimbulkan keinginan masyarakat Jerman Timur untuk melakukan reunifikasi.

Setelah perang dunia ke 2 berakhir, Perjanjian Postdam (1945) wilayahnya dibagi menjadi empat wilayah pendudukan, yaitu wilayah milik Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Uni Soviet. Dalam perkembangannya, wilayah Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menjadi satu wilayah pada 1949, sedangkan wilayah milik Uni Soviet (USSR) tidak ikut bergabung. Akibatnya, wilayah Jerman kemudian dipecah menjadi dua bagian, yaitu Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman Timur yang “dimiliki” oleh Uni Soviet berhaluan komunis, sedangkan Jerman Barat berhaluan liberal-kapitalis. Kedua belah pihak akhirnya sepakat mendirikan Jerman Barat dan Jerman Timur sebagai negara terpisah yang merdeka. Pendeklarasiannya sebagai berikut:

1.        Jerman Barat dideklarasikan tanggal 23 Mei 1949 dengan Kanselir pertamanya Konrad Aedenauer dari Republik Federal

2.        Jerman Jerman Timur dideklarasikan tanggal 7 Oktober 1949 dengan Presiden pertamanya Walter Uricht dari Republik Demokratik Jerman

Pemecahan wilayah tersebut semakin jelas saat dibangunnya Tembok Berlin pada 13 Agustus 1961. Tembok Berlin adalah simbol terjadinya Perang Dingin di Jerman karena perbedaan ideologi tersebut. Dampak dari adanya Tembok Berlin yang paling dirasakan adalah larangan berkunjung di antara dua negara tersebut. Pemerintah Jerman Timur melarang warganya untuk migrasi ke Jerman Barat, begitu juga pemerintah Jerman Barat melarang warganya pindah ke Jerman Timur.

Jerman Timur, atau nama resminya Republik Demokratik Jerman atau RDJ (bahasa Jerman: Deutsche Demokratische Republik [ˈdɔʏtʃə demoˈkʀaːtɪʃə ʀepuˈbliːk]), merupakan negara Blok Timur selama periode Perang Dingin. Wilayah Jerman Timur sebelumnya merupakan wilayah Jerman yang diduduki oleh pasukan Soviet setelah berakhirnya Perang Dunia II yang disebut Zona Pendudukan Soviet sesuai dengan hasil Perjanjian Potsdam, yang berbatasan langsung dengan Perbatasan Oder-Neisse di sebelah timur. Zona Soviet mengelilingi Berlin Barat, tetapi Berlin Barat bukan merupakan Zona Pendudukan Soviet; sehingga Berlin Barat tetap berada di luar yurisdiksi RDJ. Jerman Timur didirikan di Zona Soviet, sementara Jerman Barat didirikan di gabungan zona Amerika Serikat, Britania Raya, dan Prancis. Jerman Timur sering disebut sebagai negara satelit Uni Soviet.[3] Pihak berwenang dari Soviet mulai mentransfer tanggung jawab administratif ke pemimpin partai komunis di Jerman pada tahun 1948, dan RDJ resmi menjadi negara pada tanggal 7 Oktober 1949. Namun, Pasukan Soviet tetap berada di RDJ selama periode Perang Dingin. Sampai tahun 1989, RDJ dipimpin oleh Partai Persatuan Sosialis (SED), walau partai lainnya ikut serta dalam organisasi pendukung pemerintah, Front Nasional Demokratik Jerman.

 


Tembok Berlin (bahasa Jerman: Berliner Mauer) adalah sebuah tembok pembatas terbuat dari beton yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) yang memisahkan  Jerman Barat dan Jerman Timur. Tembok ini mulai dibangun pada tanggal 13 Agustus 1961 oleh pemerintahan komunis Jerman Timur di bawah pimpinan Walter Ulbricht. Tembok pembatas ini juga dibarengi dengan pendirian menara penjaga yang dibangun sepanjang tembok ini, juga pendirian sebuah daerah terlarang, yang diisi dengan ranjau.Jerman Timur menyatakan bahwa tembok ini dibangun untuk melindungi para warganya dari elemen-elemen fasis ,sehingga mereka dapat membentuk pemerintahan komunis di Jerman Timur. Meski begitu ternyata tembok ini digunakan untuk mencegah semakin besar larinya penduduk Berlin Timur ke wilayah Berlin Barat, yang berada dalam wilayah Jerman Barat.

Oleh otoritas Jerman Timur, Tembok Berlin dikatakan sebagai “Benteng Proteksi Anti-Fasis” (bahasa Jerman: Antifaschistischer Schutzwall), Pemerintah Kota Jerman Barat kadang-kadang mengatakan Tembok Berlin sebagai “Tembok Memalukan“—sebutan yang dicetuskan oleh Walikota Willy Brandt—untuk mengutuk tembok ini karena membatasi kebebasan bergerak. Bersamaan dengan Tembok Pembatas Antar Jerman yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur, kedua tembok pembatas ini menjadi simbol “Tirai Besi” yang memisahkan Eropa Barat dengan Blok Timur selama Perang Dingin.

Pada tahun 1989, serangkaian peristiwa sosial dan politik terjadi di RDJ yang berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan bangkitnya pemerintahan yang berkomitmen untuk melakukan liberalisasi. Tahun berikutnya, pemilu terbuka diadakan,dan kemudian RDJ dibubarkan dan Jerman kembali bersatu pada 3 Oktober 1990. Jerman Timur berbatasan dengan Laut Baltik di sebelah utara; Republik Rakyat Polandia di sebelah timur; Cekoslowakia di sebelah selatan, dan Jerman Barat di sebelah barat. RDJ juga berbatasan dengan sektor Soviet dari Berlin yang dikenal sebagai Berlin Timur yang menjadi ibu kota negara Jerman Timur dan juga berbatasan dengan wilayah Berlin yang diduduki Amerika Serikat, Britania Raya dan Prancis yang dikenal dengan nama Berlin Barat. Berlin Barat dikelilingi oleh Tembok Berlin sejak pembangunannya pada tahun 1961 sampai runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989.

Setelah Tembok Berlin dibangun, akses warga Jerman Timur untuk pindah ke Jerman Barat semakin sulit. Namun demikian, masih banyak juga warga Jerman Timur yang mencoba menerobos tembok pembatas tersebut. Dalam sejarah tercatat ada sekitar 5000 warga Jerman yang mencoba melewati tembok pembatas tersebut dengan cara yang berbeda-beda. Ada memanjat di atas kawat berduri, terbang dengan balon udara panas, hingga merangkak melalui selokan. Namun tak sedikit juga dari mereka yang mati selama menyebrangi perbatasan. Menurut Alexandra Hildebrandt, Direktur Museum Pos Pemeriksaan Charlie, jumlah warga Jerman Timur yang mati diperkirakan berjumlah 200 orang. Sedangkan dalam catatan Center for Contemporary Historical Research (ZZF) di Potsdam tertulis 136 warga yang mati akibat menyebrangi perbatasan. Rata-rata, kematian warga Jerman Timur yang mencoba menyebrang karena ditembak oleh Penjaga Perbatasan.

Tembok Berlin yang dibangun oleh Pemerintah Jerman Timur ini juga menuai reaksi dari berbagai kalangan. Banyak tokoh-tokoh yang mengutuk pembangunan Tembok ini karena dianggap membatasi kebebasan bergerak. Selain itu, tembok ini juga disebut-sebut sebagai “simbol” dari perang dingin yang terjadi antara negara sekutu (blok Barat) dengan Uni Soviet (blok Timur).

Pada 9 November 1989, tembok Berlin mulai dihancurkan. Tetapi saat itu tembok ini tidak langsung dihancurkan sepenuhnya, dan beberapa minggu setelahnya, orang-orang datang membawa palu godam dan alat-alat lainnya untuk menghancurkan beberapa tembok dan menciptakan beberapa lubang. Orang-orang ini disebut sebagai "Mauerspechte" (pelatuk tembok). Kemudian pada 13 Januari 1990, tembok ini resmi dihancurkan oleh militer Jerman timur, dimulai di Bernauer Straße. penghancuran tembok ini kembali diteruskan setelah reunifikasi Jerman sampai akhirnya selesai bulan November 1991, hanya sedikit bagian tembok dan menara tetap dipertahankan, sebagai tempat memorial.

Konsekuensi reunifi kasi Jerman antara lain terlihat secara ekonomi terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi, karena harus menanggung industri di Jerman Timur yang mengalami kebangkrutan (“German reunifi cation” dalam New World Encyclopedia, https://www. newworldencyclopedia.org/entry/German_reunifi cation). Terjadinya migrasi besar-besaran tenaga kerja dari wilayah Jerman Timur ke wilayah Jerman Barat untuk memperoleh pekerjaan dan mencari kehidupan yang baru. Dalam kehidupan sipil, partisipasi politik semakin meningkat, baik melalui pemilihan umum lokal maupun pemilihan umum nasional.

https://nurulauliaramdhani.wordpress.com/2014/12/31/runtuhnya-tembok-berlin-dan-reunifikasi/

https://id.wikipedia.org/wiki/Jerman_Timur

https://blog.ruangguru.com/peristiwa-kontemporer-dunia-runtuhnya-tembok-berlin-jerman

https://www.panditfootball.com/on-this-day-klasik/210465/WDR/171121/bersatunya-jerman-barat-dan-jerman-timur-untuk-21-november

https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-keruntuhan-tembok-berlin

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/144218169/peristiwa-reunifikasi-jerman-1990.

https://emodul.kemdikbud.go.id/C-SejarahPeminatan-13/C-SejarahPeminatan-13.pdf

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ