Labeling

 Kata orang kita ini orang-orang yang kurang kerjaan. Kurang kreatif dan kurang inovatif, bahkan kita ini orang-orang yang dibuang. Paling lagi kita orang-orang yang sudah tak mau peduli dengan keadaan. Kemudian kita dianggap orang yang tak patuh dan melanggar aturan. Itulah kata orang yang memang menganggap kita negatif. Setiap perbuatan yang ada pasti dianggap salah. Stigma negatif muncul dalam diri seseorang karena dia merasa lebih hebat dari temannya. Itulah dinamika kehidupan yang selalu muncul dan tak kan pernah hilang.

Dalam istilah sosiologi dikenal dengan istilah labeling. Menurut Edwin M Lemett, seseorang menjadi menyimpang karena proses labeling, julukan, atau cap yang diberikan masyarakat. Labeling dapat mendorong orang ke arah dunia penyimpangan.

Sesungguhnya istilah ini lazimnya dikenal dengan pembenaran dari seseorang yang menggap orang lain itu kecil dan salah atau bodoh dihadapannya. Kenapa ada orang yang selalu melabelkan orang lain, biasanya ada faktor yang diterima sejak kecil terhadap dirinya akibat sosialisasi yang tak sempurna dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Atau bisa juga dia salah pergaulan pada masa lalunya yang mengakibatkan terpolanya hubungan yang tak sinergi.

Teori labeling ini menawarkan pemahaman bagaimana anggota 

masyarakat mengadopsi peran menyimpang dan kemudian lembaga-lembaga 

yang dibentuk untuk melakukan fungsi kontrol sosial berusaha menghentikan

 a. Mengidentifikasi bagaimana orang lain akan memperlakukan orang tadi 

sesuai dengan label yang diberikan kepadanya. Teori labeling kemudian 

memfokuskan perhatiannya pada status orang yang dijadikan objek studi.

b. Mengetahui tipe tindakan (reaksi) yang dilakukan oleh orang yang 

melakukan penyimpangan primer tadi setelah memperoleh perlakuan 

tertentu dari orang lain disekelilingnya, terutama pengidentifikasi bagaimana 

ia mengadopsi perlakuan tersebut. Perlakuan tersebut terwujud dalam bentuk 

reaksi sosial dan selanjutnya bukan hanya semakin mengukuhkan tingkah 

laku yang menyimpang, melainkan juga menciptakan penyimpangan lain 

yang disebut secondary deviance atau penyimpangan sekunder, yang 

diekspresikan sebagai upaya untuk melawan atau menguasai reaksi sosial 

tadi. 

c. Membahas masalah stabilitas pola interaksi diantara mereka yang memberi 

label menyimpang dan orang yang diberi label menyimpang. Kemudian 

mendiskusikan implikasi temuan pada tindakan yang dipergunakan untuk 

memecahkan masalah penyimpangan tadi dan proses labeling seringkali 

sukar berubah

Sangat mengkhawatirkan ketika kita sudah melabelkan kepada orang lain. Pemberian label atau stigma akan menghancurkan struktur sosial yang telah dibangun dengan dasar nilai dan norma yang sudah ada sebelumnya. 

Dampak dari pemberian labeling pada umumnya menyebabkan beberapa 

kemungkinan yang dialami oleh pelaku labeling, diantaranya yaitu menjadikan 

pelaku semakin tertanam dengan label yang diberikan dan konsekuensinya yang 

akan diterima adalah suatu penolakan dari masyarakat yang dapat berbentuk 

cemoohan, ejekan, perlakuan berbeda bahkan pengucilan. Kemungkinan lain yang dapat dialami oleh pelaku labeling yaitu dapat menjadikan suatu ciri khas 

yang melekat pada diri pelaku. Dampak labeling yang juga dirasakan oleh

masyarakat sekitar yaitu dapat menyebabkan pudarnya nilai dan norma ataupun 

dapat mempengaruhi keseimbangan sosial masyarakat.

Jika ini diberlakukan kepada anak-anak kita ini akan merusak mental serta berfikir mereka. Tak mudah mereka akan kembali ke dalam kehidupan sebelumnya. Karena mereka masih dalam proses sosialisasi. Maka kita perlu hati-hati dengan ucapan dan tindakan kita.


Ciracas 6 november 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

Peristiwa Kontemporer Dunia (Perpecahan Uni Sovyet)

LATIHAN SOAL SEJARAH INDONESIA