hampa
Hampa
By Indar Cahyanto
Aku tak tau harus berkata apa
Aku juga tak tau harus menuliskan apa
Bingung dan bingung atas apa yang terjadi
Dan Tak tau untuk berbuat apa
Ketika kehidupan saat ini
Penuh dengan media sosial
Komunikasi 24 jam tak kan pernah berhenti
Begitu ringannya bermedia sosial
Begitu mudahnya bermedia sosial
Kita lupa dengan arti persahabatan
Pertemanan telah mati suri
Teman kita anggap musuh
Kawan kita anggap penghanat
Ruang hidup kita jadi hampa
Semuanya terasa disekat
Karena berbeda pandangan
Rasa kita hanya sebuah kepentingan
Kalau perlu kita baru dikatakan kawan
Hidup hanya sebuah kepentingan
Hidup hanya sebuah pencitraan
Habis manis sepah di buang
Itulah kehidupan kita
penuh warna hari ini
Warna yang hampa
Bisu ditengah gelombang digitalisasi
Nalar kepedulian kita hilang
Diterjang ombak derasnya informasi
Membisu ditengah sibuknya
Kerja dan kerja demi citra diri kita
Padahal alam sudah menegur kita
Tapi kita tetap bangga dan bangga
Ditengah pongahnya
Hidup yang kita jalani
Sejujurnya apa yang kita kejar
Harta kekayaan
Tahta kekuasaan
Atau hilangnya akal
Demi ambisi dan citra diri
Kita bicara agama
Kalau ada perlu saja
Ada maksud yang hendak kita tuju
Selebihnya kita cuek dan acuh
Tak peduli
Masa bodoh
Emang gua pikirin
Itulah kita saat ini
Kita bangga dengan kerja-kerja citra diri
Lupa dengan kerja mengejar negri akherat
Kita terlalu bangga dengan prestasi
Tapi lupa dengan keberkahan Ilahi
Kita dekat dengan duniawi
Tapi jauh dari negri akherat
Kita bangga dengan fashion show
Senang dengan atribut yang ditempel
Beragam atribut kita sematkan
Di baju kebesaran
Beragam piagam penghargaan
Dipajang didinding
Tertulis indah
Narasi huruf balok yang menghiasi dinding
Hampa....hampa
Dalam dekapan jiwa
Penuh fatamorgana
Dramaturgi kehidupan duniawi
Kita mengukur ukuran kita
Tak kala kita bicara hidup orang lain
Padahal baju kita berbeda dengan ukuran
Kita terlalu memasakkan diri
Padahal jauh pamggang daripada api
Kita bernafsu dengan obsesi duniawi
Maka jauh dari keberkahan surgawi
Kita ketuk pintu lamgit
Menangis
Merintih
Meminta
Menjadi keberkahan jiwa
Jiwa yang khusyuk dengan instrumen zikir
Jiwa yang tadabur dengan lantunan Al Quran
Jiwa yang tafakur dengan ujian keimanan
Meminta ruang hampa menjadi ruang cahaya
Pesan alam
Coba kita rasakan
dalam jiwa yang suci
Pahami secara tersirat
Dari ayat yang tersirat
Pesan alam ada yang tak tertulis
Terkadang ada tanda untuk kita
Yang mau berfikir
Dan belajar
Mengendalikan ego yang terpatri citra diri
Kita lebih banyak dusta
Hidup kita lebih banyak parasit
Karena termakan ilusi
kita kejar hanya sebuah ilusi
Dihantui oleh bayang-bayang diri sendiri
Dikelabui oleh akal dan imajinasi
Terkadang menguras energi
Komentar
Posting Komentar