Kader dalam dunia pergerakan



Dunia pergerakan dikenal hanya para aktifis yang bergerak dalam bidangnya. Mulai dari lingkungan hidup, keagamaan, sosial budaya dll. Dunia pergerakan identik dengan sebuah sikap pengabdian dari masing-masing orang yang terlibat didalamnya untuk memberikan suatu kebermanfaatan dalam konteks kehidupan masyarakat. Karena di dalamnya terdapat loyalitas dan tanggung jawab kepada lembaga yang dinaunginya.

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, pergerakan adalah kebangkitan (untuk perjuangan atau perbaikan). Sedangkan secara istilah, pergerakan adalah suatu perjuangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memperbaiki suatu kondisi atau keadaan. Terlihat jelas bahwa pergerakan bahwa mengubah atau memperbaki suatu keadaan yang kurang baik menjadk baik. Hal ini berdasarkan evaluasi dan hasil kajian mendalam orang yang terlibat di dalamnya

Pergerakan sendiri secara gramatikal di antaranya bermakna kebangkitan baik untuk perjuangan atau perbaikan. Unsur pertama yang ada dalam suatu pergerakan setidaknya adalah gerak. Gerak berarti bertindak. Unsur kedua pergerakan adalah hasil dari tindakan tersebut  harus beresensi membangkitkan. Kebangkitan inilah yang diharapkan dapat memicu unsur ketiga, perbaikan. Maka dari itu, ketiga unsur ini yakni tindakan, kebangkitan dan perbaikan harus ada dalam suatu pergerakan.

Di dalam suatu lembaga atau pranata sosial membutuhkan alat atau cara untuk bagaimana pergerakan kelembagaannya bisa bermanfaat untuk orang banyak. Di sinilah peran dari kader yang ada dalam dunia kelembagaan yang memainkan fungsinya sebagai lembaga sosial. Keberadaan lembaga sosial memiliki fungsi manifes dan fungsi laten yang harus dipahami oleh setiap kader yang ada didalamnya.

Lembaga sosial ialah sistem dari kumpulan norma, nilai, maupun hubungan sosial yang mengatur. Secara umum ada dua fungsi lembaga sosial, yakni fungsi manifes dan fungsi laten. Fungsi manifes atau fungsi nyata merupakan lembaga yang disadari dan di akui oleh seluruh masyarakat. Fungsi Laten atau fungsi terselubung merupakan fungsi lembaga sosial yang tidak dikehendaki atau jika dijalani, akan dianggap sebagai hasil yang tidak terprediksi.

Hari ini banyak sekali lembaga sosisl itu berdiri mulai dari lembaga keluarga, ekonomi, pendidikan, agama, sosial budaya yang masing-masing lembaga sosial itu memiliki pijakan fungsi sosial yang berbeda. Dan setiap lembaga sosial tersebut memilki keterkaitan yang berbeda setial anggotanya.

 

Untuk membedakannya dengan lembaga lain, lembaga sosial memiliki ciri-ciri yang bisa dikenali seperti:

1.      Memiliki tujuan dan fungsi yang jelas;

2.      Adanya simbol atau lambang tertentu;

3.      Sebagai cerminan nilai dan norma sosial dalam masyarakat;

4.      Memiliki tata tertib di dalamnya baik tertulis maupun tidak tertulis;

5.      Adanya aturan yang mengikat atau tradisi;

6.      Memiliki kekekalan atau jangka waktunya;

7.      Untuk mencapai tujuan memiliki alat perlengkapan.

 

Terlihat bahwa dari lembaga sosial memiliki suatu tujuan dan fungsi yang jelas dalam menjalankan perannya di masyarakat. Tujuan dan fungsi itu dijelaskan di dalam peraturan organisasi yang berbentuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Di sinilah sistem nilai dan norma yang dibangun jika seseorang membangun suatu unit dari lembaga sosial.  Aturan dalam AD/ ART yang pada akhurnya ditaati oleh setiap amggota dari lembaga sosial itu sendiri.

 

Dibutuhkan adanya kader yang potensial dalam menggerakan sebuah lembaga atau organisasi. Tanpa adanya kader yang mumpuni maka bisa dipastikan lembaga itu akan mati suri kehilangan ide besar yang konstruktif dalam membangun imajinasi,gerak dan pola pikir lembaga itu.

 

Pola perekrutan dan pembinaan kader yang terkadang menjadi dilema yang cukup signifikan

Artinya banyak yang asal membina dan merekrut orang perorangan untuk memasuki dunia pergerakan dan organisasi. Bamyak kepentingam yang tak sejalan dengan pemahaman AD/ART yang dibuatnya berikut juga pola pembinaan pengkaderan yang asal.

 

Kaderisasi, seperti kita pahami bersama, adalah sebuah bentuk proses pendidikan atau pelatihan, maka dari itu bisa kita pecah menjadi kader-isasi. Kader berasal dari kata cadre yang berarti (kata Google) a small group of people specially trained for a particular purpose or profession. Kata ini awal mulanya berkembang di Perancis sekitar tahun 1830. Secara literal cadre berarti a frame of picture. Cadre juga sering identik dengan komunisme dimana salah satunya bisa kita perhatikan dalam catatan-catatan Mao Tse Tung. Ia menyadari betapa pentingnya sebuah pelatihan bagi anak-anak muda agar keturunan-keturunannya bisa ada di “jalan yang benar”, maksudnya adalah ajaran Marxisme-Leninisme.   https://naufalrofi.medium.com

Bila dimaknai secara lebih luas berarti orang yang mampu menjalankan amanat, memiliki kapasitas pengetahuan dan keahlian, pemegang tongkat estafet sekaligus membingkai keberadaan dan kelangsungan suatu organisasi.Kader adalah ujung tombak sekaligus tulang punggung kontinyuitas sebuah organisasi.Secarautuh kader adalah mereka yang telah tuntas dalam mengikuti seluruh pengkaderan formal, terujidalam pengkaderan informal dan memiliki bekal melalui pengkaderan non formal. Dari mereka bukan saja diharapkan eksistensi organisasi tetap terjaga, melainkan juga diharapkan kader tetapakan membawa misi gerakan organisasi hingga paripurna. Pengakaderan berarti proses bertahap dan terus-menerus sesuai tingkatan, capaian, situasi dankebutuhan tertentu yang memungkinkan seorang kader dapat mengembangkan potensi akal,kemampuan fisik, dan moral sosialnya.  Https://hipmahalut.wordpress.com/2012/01/08/arti-kader-dan-pengkaderan/

Kader terbagi dalam lima ( 5 ) huruf, Huruf pertama "K" kreatif artinya kader di tuntut untuk kreatif baik untuk pribadi, Keluarga maupun lingkungan sosial masyarakat. Kedua "A" aktif artinya kader di tuntut harus aktif dari semua lini kehidupan apalagi menyangkut dalam aspek interaksi sosial masyarakat. Ketiga "D" demokrasi artinya kita harus siap menerima aspek dua sisi mata uang dengan maksud relatif ada benar dan salah ada pro dan kontra, langit dan bumi, hitam dan putih, Laki dan perempuan yang itu semua demokrasi dalam arti relatif luas pada hakikatnya demokrasi kita harus menerima perbedaan. Keempat "E" enterpreneuer artinya kita harus mampu memberikan hasil bukan meminta memberikan perubahan jiwa pekerja keras dengan semangat bisnis menampung orang lain berguna untuk kemakmuran lingkungan serta nusa dan bangsa. Sedangkan kelima huruf "R" religius siapapun dia harus mempunyai pondasi yang kuat dengan dasar kepercayaan iman, ilmu dan amal https://steemit.com/indonesia

Secara logis kebutuhan kader yang dapat merangsang adanya saluran kebermanfaatan untuk organisasi untuk dibina dalam jangka panjang. Kader seperti pengertian diatas perlu ditata dan diejawantahkan dengan baik oleh para pemangku kepentingan dalam lembaga atau organisasinya. Kader yang dimaksuf diatas memiliki suatu loyalitas yang dapat diuji dilapangan sesungguhnya.

Adanya instrumen yang harus dikembangkan dalam membangun pola kaderisasi organisasi dan kepemimpinan yang dapat menunjang dan membangun keharmonisan dalam geraknya. Keterbukaan dalam memgembangkan pola geraknya tercipta suatu kebersamaan dan kepercayaan sesama anggota 

Tak ada kader yang instan dalam sebuah instusi dalam menjalankan organisasi dia butuh polarisasi kekuatan imajinasi gerak dan langkah seirama. Pola pembinaan yang menanam welas asah dan asuh memberikan pola berfikir yang cukup baik dalam pergerakan.

 

 

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ