DINAMIKA KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA ORDE BARU

 

DINAMIKA KEBIJAKAN EKONOMI PADA MASA ORDE BARU

 

 

 

Disusun oleh: Kelompok 2

1.       Alda Fuadiyah

2.       Aquila Raisha

3.       Dita Pratiwi

4.       Khalifah Amelia

 

 

XII IPS 3

 

 

SMA NEGERI 25 JAKARTA

Jalan A.M Sangaji No. 22-24 Jakarta Pusat

2021


 

 

KATA PENGANTAR

 

 

 

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami berhasil menyelesaikan makalah karya tulis ilmiah hingga selesai.

Adapun tujuan dari penyusunan Makalah Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas pelajaran Sejarah Indonesia semester ganjil. Selain itu, Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Dinamika Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde Baru” dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi karena keterbatasan pengetahuan serta bahan referensi yang dapat dijadikan acuan namun, berkat bantuan berbagai pihak, akhirnya Makalah Karya Tulis Ilmiah ini dapat di selesaikan.

Seperti kata pepatah, tiada gading yang tidak retak kita menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak memiliki banyak kekurangan. Apalagi pengetahuan kami masih belum seberapa mengenai hal yang di bahas dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif sangat kami harapkan agar tugas makalah karya ilmiah ini menjadi lebih baik lagi.

Semoga Makalah Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca untuk saat ini dan dapat pula di jadikan pedoman pada masa yang akan datang.

 

 

Jakarta, 14 Oktober 2021

 

 

 

Penulis


DAFTAR ISI

 

 

.

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2          Rumusan Masalah....................................................................................... 3

1.3          Tujuan Penulisan......................................................................................... 3

1.4          Manfaat Penulisan...................................................................................... 4

1.5          Metode Penulisan....................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1         Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde Baru................................................. 5

2.2         Kondisi Ekonomi Diakhir Masa Orde....................................................... 10

2.3         Dampak Pemerintahan Orde Baru............................................................. 11

BAB III PENUTUP

3.1         Kesimpulan................................................................................................ 14

3.2         Saran.......................................................................................................... 14

3.3         Penutup...................................................................................................... 14

 

 

 

Daftar Pustaka....................................................................................................... 16


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1          Latar Belakang

Indonesia pasca Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945, masih belum bisa untuk melaksanakan pembangunan ekonomi, sebab saat itu Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaan hingga tahun 1949. Pemerintahan orde baru mulai diawali sejak terjadinya gerakan 30 september yang melibatkan PKI dan menewaskan beberapa pimpinan tertinggi angkatan darat. G30SPKI adalah peristiwa kekacauan terbesar di Indonesia dalam penyimpangan UUD 1945 dan Pancasila.

Orde baru mulai menggantikan orde lama yang dipimpin oleh pemerintahan Presiden Soekarno. Orde baru lahir dengan semangat “koreksi total” terhadap penyimpangan yang terjadi pada masa orde lama. Orde baru berlangsung selama 1966-1998. Sebelum orde baru dimulai keadaan ekonomi Indonesia menyedihkan dengan tingkat hidup masyarakat sangat rendah dan dari tahun ketahun terjadi kemunduran. Salah satu sumber utama keadaan itu ialah adanya pendapat yang kuat dalam kalangan Pemerintah Indonesia pada waktu itu, bahwa soal ekonomi tidak penting.

Pada waktu itu juga ada anggapan yang kuat dalam sebagian dari masyarakat bahwa ilmu ekonomi sama sekali tidak berguna hanya textbook-thinking dan bahkan dianggap merosotkan kehidupan masyarakat. Secara bersamaan, gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin meluas. Ketidakpuasan terhadap kondisi ekonomi negara memperburuk situasi yang berujung pada konflik politik. Saat itu, mahasiswa yang aktif menentang kebijakan pemerintah dan menuntut segera dilaksanakannya Tri Tuntutan Rakyat (Tritura), antara lain pembubaran PKI, pencopotan semua kabinet yang pro-Komunis atau tidak kompeten, dan penurunan harga. Atas permintaan mahasiswa tersebut, Presiden Sukarno menerima delegasi KAMI dan menjelaskan kepada mereka betapa buruknya situasi ekonomi Indonesia.


Keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 merupakan titik awal lahirnya Orde Baru. Soekarno mengeluarkan SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) yang menugaskan Soeharto untuk mengamankan dan memulihkan ketertiban dan stabilitas negara. Pada masa itu terdapat dualisme kekuasaan, yaitu Soekarno sebagai presiden dan Soeharto sebagai pengemban supersemar. Selain itu, ada banyak yang menjadi penyebab lahirnya orde baru yaitu keadaan perekonomian negara memburuk, rakyat menentang G30SPKI, pembentukan front pancasila, tiga tuntutan rakyat (Tritura), merosotnya wibawa Soekarno, keputusan TAP MPRS No XXXIII/1967 MPRS berisi pencabutan jabatan presiden dari Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto menjadi presiden pada tanggal 12 Maret 1967.

Naiknya Soeharto menjadi orang nomor satu di Indonesia secara resmi menandai pudarnya pamor dua kekuatan politik utama dalam Orde Lama dari percaturan politik nasional, yaitu Soekarno dan PKI, dengan meninggalkan ABRI sebagai kekuatan politik seorang diri. Pada saat itu berarti ABRI memiliki surplus of power untuk berbuat apa saja, termasuk kudeta untuk membentuk pemerintahan junta militer.

Setelah berlakunya SUPERSEMAR, kehidupan berbangsa dan bernegara pun mulai ditata. Dengan demikian, pemerintah mendapat kepercayaan dari rakyat dan semakin meningkat. Namun setelah itu terjadi masalah dualisme. Soekarno sebagai presiden dan Soeharto menjadi pelaksana pemerintah. Masalah ini membuat Soeharto naik daun apalagi Soekarno menulis surat pengunduran diri dan menyerahkan kekuasaan pada Soeharto. Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS mengadakan sidang untuk membicarakan tentang surat pengunduran diri Soekarno dan ingin mengangkan Soeharto menjadi presiden. Akhirnya Soeharto diangkat menjadi presiden pada tanggal 12 Maret 1967 atas dasar TAP MPRS NoXXXIII/1967 MPRS.

Presiden Soeharto disebut sebagai “Bapak Pembangunan” yang menjalankan pembangunan secara bertahap selama 32 tahun lamanya. Sistem dan struktur pemerintahan pada masa orde baru yang pada bidang ekonomi dan stabilitas yang mantap berkembang pesat meskipun bersamaaan dengan praktik korupsi yang merajalela. Mengingat masa orde baru adalah masa pemerintahan yang paling lama


dan berkembangnya kehidupan ekonomi pada saat itu, maka penulis akan menelaah dan mengkaji karya tulis terkait struktur dan kebijakan ekonomi indonesia masa orde baru, dengan judul “Dinamika Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde Baru”

 

1.2          Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana kebijakan ekonomi pada masa orde baru?

2.      Bagaimana kondisi ekonomi diakhir masa orde baru?

3.      Apa dampak yang ditimbulkan dari pemerintahan orde baru di bidang ekonomi?

 

 

1.3          Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui apa saja kebijakan ekonomi yang diterapkan pada masa orde baru saat itu.

2.      Untuk mengetahui secara mendalam mengenai kondisi ekonomi diakhir masa orde baru.

3.      Untuk mengetahui lebih dalam dampak yang ditimbulkan dari pemerintahan orde baru di bidang ekonomi saat itu.

 

1.4          Manfaat Penulisan

Tujuan masalah diatas manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang kebijakan ekonomi yang diterapkan pada masa orde baru saat itu.

2.      Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam mengembangkan informasi dalam proses pembelajaran.

3.      Menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

 

 

1.5          Metode Penulisan


Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif karena masalah yang diteliti bersifat umum dan dengan metode ini saya dapat mengetahui cara pandang objek penelitian lebih mendalam yang tidak bisa diwakili dengan angka-angka statistik.

Metode penelitian ini yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi karena peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang diteliti dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada subjek penelitian/narasumber.


 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

2.1          Kebijakan Ekonomi Pada Masa Orde Baru

 

Pemerintahan Orde Lama meninggalkan berbagai masalah serius bagi pemerintahan Orde Baru, termasuk kelangkaan bahan pangan, hiperinflasi, produksi dalam negeri yang nyaris terhenti, kerusakan infrastruktur, terkurasnya cadangan devisa, tingginya tunggakan utang luar negeri, besarnya defisit APBN, dan krisis neraca pembayaran. Oleh sebab itu sebelum pembangunan resmi dimulai, dilakukan pemulihan stabilitas di semua aspek kehidupan.

Dinamika perkembangan ekonomi Indonesia masa Orde Baru dalam rentang waktu 32 tahun memberikan pengaruh yang besar terhadap keadaan ekonomi Indonesia masa kini. Kegagalan ekonomi Orde Lama masa Soekarno sangat berpengaruh terhadap perencanaan program ekonomi masa Orde Baru era Soeharto. Konsep, program, dan kebijakan ekonomi pada masa Orde Baru sangat bertolak belakang dengan kebijakan ekonomi Orde Lama. Berikut beberapa program ekonomi masa Orde Baru:

1.       Pelunasan Hutang Luar Negeri

 

Pelunasan hutang luar negeri Indonesia peninggalan pemerintahan Orde Lama merupakan salah satu kebijakan ekonomi prioritas dari Orde Baru. Kebijakan tersebut ditempuh agar Indonesia mendapat kepercayaan dari negara lain ketika akan mengajukan program hutang sebagai modal pemerintahan Orde Baru. Dalam buku Ekonomi Indonesia: Dalam Lintasan Sejarah (2017) karya Boediono, pada awal pemerintahan Orde Baru (1966), Indonesia memiliki hutang pada Belanda sebesar 600 juta gulden sebagai ganti rugi atas nasionalisasi perusahaan Belanda masa Orde Baru. Selain itu, Indonesia harus membayar ganti rugi kepada Inggris atas peristiwa konfrontasi Indonesia-


Malaysia yang mengakibatkan pengrusakan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia.

2.       UU Penanaman Modal Asing (UU PMA)

 

Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) disahkan pada tahun 1967. Pemberlakuan UU PMA bertujuan memberikan peluang bagi pemodal luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan tujuan memajukan perusahaan serta ekonomi di Indonesia. Melalui UU PMA Orde Baru ingin menjalin kedekatan dengan negara-negara maju melalui sektor ekonomi. UU PMA juga menandakan dimulainya era liberalisasi dan kapitalisasi Indonesia masa Orde Baru.

3.       Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI)

 

Dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, para kreditor internasional nonkomunis Indonesia setuju untuk bertindak bersama dan membentuk Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI) pada tahun 1967. IGGI dicetuskan dalam pertemuan antara delegasi Indonesia dan lembaga-lembaga bantuan internasional di Amsterdam, Belanda. IGGI merupakan pembiayaan bersama proyek liberalisasi ekonomi Indonesia yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan luar negeri.

4.         UU Penanaman Modal Dalam Negeri

 

Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri termuat dalam UU no 6 tahun 1968. Kebijakan ini bertujuan untuk mengalirkan investasi dari pemodal- pemodal dalam negeri untuk perusahaan di Indonesia. Melalui UU PMDN, industrialisasi di Indonesia diharapkan mampu bertumbuh lebih pesat di berbagai bidang usaha.

Orde Baru berlangsung dari 1966-1998 di bawah kekuasaan Presiden Soeharto. Meskipun Indonesia mengalami pembangunan pesat selama Orde Baru, tetap ada sejumlah masalah perekonomian yang dihadapi bangsa. Ada masalah inflasi, utang luar negeri, dan ketimpangan. Puncaknya yakni krisis moneter di tahun 1998 yang mengakhiri 32 tahun kekuasaan Soeharto.


Pemerintahan orde baru memiliki slogan yang menunjukkan fokus utama mereka dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, yaitu Trilogi Pembangunan. Trilogi Pembangunan :

·         Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

·         Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

·         Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

 

Bukan tanpa dasar, Trilogi Pembangunan dibuat karena Indonesia mengalami inflasi yang sangat tinggi pada awal tahun 1966, kurang lebih sebesar 650% setahun. Kebijakan ekonomi Orde Baru diarahkan pada pembangunan di segala bidang. Namun, pada pelaksanaannya tidak sesuai aturan sehingga berdampak pada kesenjangan ekonomi yang besar di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kebijakan ekonomi serta pembangunan yang dilakukan pemerintah sudah baik, tetapi tidak bersifat merata, sehingga muncul kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin. Di awal pemerintahan Soeharto menjabat, ia dihadapkan oleh masalah yang cukup sulit di bidang ekonomi, yaitu:

·         Hiperinflasi hingga 650 persen;

·         Utang luar negeri;

·         Melonjaknya harga kebutuhan pokok;

·         Kerusakan sarana dan prasarana;

·         Rendahnya pendapatan per kapita penduduk Indonesia, hanya mencapai 70 dollar AS.

 

A.     Program atau Kebijakan

Untuk mengatasi permasalahan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru, pemerintah pun mengeluarkan beberapa kebijakan atau program untuk menanggulanginya, yaitu:

1)               Program Jangka Pendek

Program     ini     dibuat     berdasarkan     dari     Tap.     MPRS     No.

XXII/MPRS/1966 dengan dua cara:


a.       Stabilitas

Ø  Menyusun APBN

Ø  Berimbang Pinjaman Luar Negeri

b.       Rehabilitas

Menjamin keamanan para investor asing. Program jangka pendek ini diambil dengan pertimbangan apabila inflasi dapat dikendalikan sehingga stabilitas ekonomi juga tercapai serta kegiatan ekonomi dapat pulih sehingga produksi meningkat.

 

2)               Program Jangka Panjang

Pada 1 April 1969, pemerintah Orde Baru mengeluarkan landasan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan Revolusi hijau yaitu, sebagai berikut:

a.       Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)

Pada April 1969, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang bertujuan untuk meningkatkan sarana ekonomi, kegiatan ekonomi serta kebutuhan sandang dan pangan. Repelita ini akan dievaluasi selama lima tahun sekali.

I.            Repelita I (1 April 1969-31 Maret 1974)

Sasaran utama yang hendak dicapai adalah pangan, sandang, papan, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Pertumbuhan ekonomi berhasil naik 3 sampai 5,7% sedangkan tingkat inflasi menurun menjadi 47,8%. Namun, kebijakan pada masa Repelita I dianggap menguntungkan investor Jepang dan golongan orang-orang kaya saja. Hal ini memicu timbulnya peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari).

II.             Repelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979)

Menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

III.             Repelita III (1 April 1979-31 Maret 1984)


Pelita III menekankan pada Trilogi Pembangunan dengan menekankan pada azas pemerataan, yaitu:

Ø  Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat

Ø  Pemerataan    kesempatan    memperoleh    pendidikan    dan pelayanan;

Ø  Pemerataan pembagian pendapatan;

Ø  Pemerataan kesempatan kerja;

Ø  Pemerataan kesempatan berusaha;

Ø  Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan;

Ø  Pemerataan penyebaran pembangunan;

Ø  Pemerataan memperoleh keadilan.

IV.             Repelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989)

Menitikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin sendiri.

V.             Repelita V (1 April 1989-31 Maret 1994)

Menitikberatkan pada sektor pertanian untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan produksi pertanian, menyerap tenaga kerja, dan mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri.

VI.             Repelita VI

Dimulai pada tahun 1994, pembangunan berfokus pada pada sektor ekonomi, industri, pertanian dan peningkatan sumber daya manusia.

b.       Revolusi Hijau

Revolusi Hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional (peasant) ke cara modern (farmers). Untuk meningkatkan produksi pertanian umumnya dilakukan empat usaha pokok, yang terdiri dari:

I.            Intensifikasi


Yaitu penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pertanian untuk memanfaatkan lahan yang ada guna memperoleh hasil yang optimal; Perubahan ini dilakukan melalui program Panca Usaha Tani yang terdiri dari:

Ø  Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varietas unggul;

Ø  Pemupukan yang cukup; Pengairan yang cukup;

 

 

 

Ø  Pemberantasan hama secaraintensif;

Ø  Teknik penanaman yang baik.

II.             Ekstentifikasi

Yaitu perluasan lahan pertanian untuk memperoleh hasil pertanian yang lebih optimal;

III.             Diversifikasi (keanekaragaman usaha tani);

IV.             Rehabilitasi (pemulihan     daya    produktivitas    sumber    daya pertanian yang sudah kritis).

 

3)               Program Lainnya

a.       Pemulihan di Bidang Ekonomi Mulai 1966 – 1973

Tujuan dasar dari kebijakan orde baru adalah pembangunan ekonomi negara dengan bergabung kembali ke dalam jajaran ekonomi dunia yaitu menjadi anggota IMF (International Monetary Fund), menjadi anggota PBB kembali dan anggota Bank Dunia pada kurun waktu akhir tahun 1960an. Langkah ini akhirnya memulai aliran bantuan keuangan dan bantuan asing dari negara Barat dan juga Jepang ke Indonesia. Kemudian untuk mengatasi hiperinflasi, Soeharto mengandalkan para teknokrat ekonomi yang sebagian besar dididik di Amerika Serikat untuk membuat rencana guna memulihkan ekonomi.


Pada akhir 1960an penciptaan stabilitas harga dilakukan melalui kebijakan yang melarang pendanaan domestik dalam bentuk hutang atau pencetakan uang. Juga membebaskan kontrol pasar untuk memulihkan mekanisme pasar bebas, menerapkan UU Penanaman Modal Asing pada 1967 dan UU Penanaman Modal Dalam Negeri pada 1968. Penetapan kedua UU ini mengundang investor sehingga pertumbuhan ekonomi mencapai lebih dari 10% di tahun 1968.

b.       Pertumbuhan Ekonomi dan Intevensi Pemerintah (1974 – 1982)

Kebijakan orde baru tetap menjaga pertumbuhan ekonomi tahunan yang cepat diatas angka 5%. Indonesia saat itu juga mendapat keuntungan secara signifikan dari perdagangan minyak di tahun 1970an sehingga sektor publik mampu berperan besar dalam perekonomian dengan berinvestasi dalam pembangunan daerah, sosial, infrastruktur dan mendirikan industri dalam skala besar. Namun sebagai akibat dari rakyat yang merasa diabaikan dari keuntungan ini terjadi pada tahun 1974, yang berawal dari protes terhadap banyaknya pemodal asing di Indonesia. Sejak itu aturan mengenai investasi asing diperketat dan diganti dengan kebijakan memberi perlakuan khusus terhadap pribumi.

c.       Ekspor dan Deregulasi sejak 1983 – 1996

Hutang luar negeri bertambah dengan jatuhnya harga minyak sejak awal 1980an dan reposisi mata uang pada tahun 1985 sehingga pemerintah harus melakukan berbagai kebijakan orde baru untuk memulihkan kondisi makroekonomi. Berbagai tindakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi didorong oleh ekspor, seperti pembebasan bea cukai termasuk impor dan pengulangan devaluasi rupiah.


2.2          Kondisi Ekonomi Diakhir Masa Orde

Pada masa kepemimpinannya beliau murah senyum dan berwibawa. Presiden Soeharto memiliki ciri-ciri kempemimpinan yang sangat jelas, beliau tidak banyak bicara namun mahir membuat startegi dan pandai menggunakan kesempatan dalam mencapai target visi dan misi.

Pada masa ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Namun Pelita VI yang diharapkan menjadi proses lepas landas Indonesia ke yang lebih baik lagi, malah menjadi gagal landas dan kapal pun rusak. Indonesia dilanda krisis ekonomi yang sulit di atasi pada akhir tahun 1997. Semula berawal dari krisis moneter lalu berlanjut menjadi krisis ekonomi dan akhirnya menjadi krisis kepercayaan terhadap pemerintah. Pelita VI pun kandas di tengah jalan.

Kondisi ekonomi yang kian terpuruk ditambah dengan KKN yang merajalela, Pembagunan yang dilakukan, hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat. Karena pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata. Meskipun perekonomian Indonesia meningkat, tapi secara fundamental pembangunan ekonomi sangat rapuh. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam. Perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan, antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam.

Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial). Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.  Pembagunan  tidak  merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, kalimantan timur,dan Irian. Faktor inilah yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.


2.3          Dampak Pemerintahan Orde Baru

Dalam setiap kebijakan pasti akan menimbulkan banyak dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif, begitu juga dengan kebijakan pembangunan ekonomi masa orde baru yang mempunyai beberapa dampak diantaranya sebagai berikut :

1.       Dampak Positif :

·         Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnya pun dapat terlihat secara konkrit;

·         Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras);

·         Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat;

·         Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat;

·         Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS $1.000;

·         Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia;

·         Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri;

·         Pengangguran minimum.

2.       Dampak Negatif :

·         Kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650% setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah;

·         Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam;

·         Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial);

·         Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme);


·         Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata;

·         Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan;

·         Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan ekonomi sangat rapuh;

·         Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilahh yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997;

·         Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat;

·         Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua;

·         Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya.

Adapun dampak lain yang dirasakan dari kebijakan ekonomi saat orde baru, yakni sebagai berikut:

A.     Pemerataan Pelayanan Publik Di Indonesia

 

Sejak permulaan pemerintahan Orde Baru di Indonesia, peranan birokrasi Pemerintah dalam pelayanan publik telah berkembang dengan sangat pesat. Pengeluaran pemerintah untuk sektor-sektor pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, perumahan dan perhubungan telah meningkat dari Rp.


414,3 milyar pada Pelita I menjadi Rp. 12.244,6 milyar dalam harga konstan tahun 1969 pada Pelita IV, suatu peningkatan sebesar hampir 30 kali.

B.     Hasil-Hasil Pembangunan Dalam Pembangunan Jangka Panjang I

1.       Swasembada Beras

 

Sejak tahun 1968 sampai dengan tahun 1992, produksi padi sangat meningkat. Prestasi yang besar khususnya di sektor pertanian ini telah mengubah posisi Indonesia dari negara pengimpor beras terbesar di dunia dalam tahun 1970-an menjadi negara yang mencapai swasembada pangan sejak tahun 1984 dan kenyataan bahwa swasembada pangan yang tercapai pada tahun itu selanjutnya juga selama lima tahun terakhir sampai dengan tahun terakhir Repelita V tetap dapat dipertahankan. Di samping itu meningkatnya penyediaan pangan selama ini mempunyai pengaruh sangat besar terhadap usaha mengurangi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.

2.       Kesejahteraan Penduduk

 

Strategi yang mendahulukan pembangunan pertanian disertai dengan pemerataan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat, yang antara lain meliputi penyediaan kebutuhan pangan, peningkatan gizi, pemerataan pelayanan kesehatan, keluarga berencana, pendidikan dasar, air bersih, perumahan sederhana dan sebagainya. Strategi ini dilaksanakan secara konsekuen setiap Repelita. Dengan strategi inilah pemerintah telah berhasil mengurangi kemiskinan di Tanah Air. Hasilnya adalah sangat menurunnya jumlah penduduk miskin di Indonesia. Pada tahun 1970-an ada 60 orang di antaranya yang hidup miskin dari setiap 100 orang penduduk. Jumlah penduduk yang miskin 8 ini sangat besar, yaitu sekitar 55 juta orang. Penduduk Indonesia yang miskin ini terus bertambah kecil jumlahnya dari tahun ke tahun.

3.       Masyarakat Tinggal Landas


Secara sederhana dapat dikatakan bahwa negara tinggal landas adalah negara industri. Negara industri dapat berkembang karena dia menguasai dan mampu memanfaatkan teknologi modern. Selanjutnya, penguasaan dan pemanfaatan teknologi modern dimungkinkan melalui pendidikan dan latihan yang tepat serta mampu menyediakan sumberdaya manusia dalam jumlah serta kualitas yang sesuai dengan keperluan pembangunan nasional


 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

3.1     Kesimpulan

 

 

Jika ditarik kesimpulan maka pembangunan ekonomi menurut REPELITA adalah mengacu pada sektor pertanian menuju swasembada pangan yang diikuti pertumbuhan industri bertahap.

Kehidapan perekonomian pada zaman Orde Baru sudah berlalu sekitar belasan tahun yang lalu. Tapi pembahasannya masih cukup hangat sampai sekarang. Pada saat mulainya zaman Orde Baru, pemerintahan yang baru ini diwarisi dengan keadaan ekonomi yang parah. Yaitu dengan utang luar negri yang banyak sebesar 2,3-2,7 miliar, tingkat inflasi yang tinggi dan permasalah ekonomi dan poltik yang lain. Sehingga pada permulaan pemerintahan Orde Baru, pemerintah menempuh berbagai macam cara, seperti stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi, membentuk kerja sama denagn luar negri, dan pembangunan ekonomi. Dengan berorientasikan pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Dan berharap dengan cara tersebut permasalahan yang ditinggalkan oleh Orde Lama bisa diselesaikan.

Dan terbukti dengan cara tersebut masalah-masalah tersebut mulai bisa di atasi dengan cepat. Itu teraplikasi dengan pemerintah mengeluarkan beberapa program pembangunan, yaitu PELITA (Pembangunan Lima Tahun), dan berjalan dengan lancar. Tapi dibalik keberhasilan pemerintah, ada juga dampak negatif dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Seperti, terjadinya otoritas, KKN, dwifungsi ABRI/Polri, pembangunan yang tidak merata, fundamental pembangunan ekonomi yang sangat rapuh.


Kita sudah harus menyadari dengan penuh dan cerdas bahwa kejahatan- kejahatan Orde Baru telah memakan banyak korban, dari awal ia berdiri dan menunjukkan eksistensinya hingga kini ia diwariskan. Ia bahkan dengan berbagai cara dan intrik kotor berusaha keras memusnahkan cita-cita agung meraih “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Kita mesti memutus rantai otoritarianisme Orde Baru secara konsisten.

3.2     Saran

Sebagai warga Negara yang baik, sebaiknya kita harus turut mendukung serta ikut berpartisipasi dalam penerapan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk kemajuan pembangunan maka dari itu kepada pembaca sekalian alangkah baiknya jika kita memberikan kritik atau saran kepada pemerintah untuk menciptakan kebijakan-kebijakan yang lebih baik dari sebelumnya melalui media-media yang telah disediakan.

3.3     Penutup

Dengan selesainya makalah tentang materi pembelajaran Sejarah Indonesia membuat Makalah Karya Ilmiah yang saya dan anggota kelompok saya kerjakan, Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam memberi informasi untuk dapat menyusun makalah pembelajaran Bahasa Indonesia ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih kurang sempurna karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pihak atau bimbingan yang telah membaca makalah agar kami dapat membangun lagi yang lebih baik, kami juga mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata dan pengetikan karena masih dalam tahap pembelajaran.

Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang dapat kami temukan selama kami melaksanakan kegiatan kelompok pembelajaran Sejarah Indonesia, sekian terimakasih.


 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

1.       Abdurakhman. Pradono, A. Sunarti, L. and Zuhdi, S. (2018) Sejarah Indonesia.

2.   Jakarta, Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

2.       https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/01/125427769/program- ekonomi-masa-orde-baru

3.       Faisal Basri & Haris Munandar. Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian Dan Renungan Terhadap Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru Dan Prospek Perekonomian Indonesia . Prenada Media. Jakarta. 2009.

4.       Soeharsono Sagir.Kapita Selekta Ekonomi Indonesia.Prenada Media. Jakarta. 2009.

5.       https://www.kompasiana.com/rizkyindahsyahfitri0414/61767a2706310e54882 5f302/analisis-gaya-kepemimpinan-7-presiden-ri-karakteristik-kelebihan-dan- kekurangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

Peristiwa Kontemporer Dunia (Perpecahan Uni Sovyet)

LATIHAN SOAL SEJARAH INDONESIA