Belajar Dari Covid

 Belajar Dari Covid


Sudah memasuki 7 bulan sejak maret bangsa ini mengalami pandemi covid 19. 7 bulan bukanlah masa yang mudah mengahadapi pandemi covid 19. Rekaman, catatan, narasi yang di ada menghiasi media setiap saat dan setiap waktu. Cerita tentang covid 19 menjadi album catatan setiap insan di negeri ini.

Belajar dari covid 19 bukanlah suatu yg mustahil kita pelajari. Sebuah virus yang tidak terlihat oleh mata tapi bisa dirasakan oleh setiap insan yg terdampak. 7 bulan belajar dari covid dirasa kita perlu penyadaran diri sebagai refleksi seorang Hamba yang percaya kepada Allah Taala. Karena segala sesuatunya kita kembali kepada Sang Khalik penguasa alam semesta Allah SWT. 

Harusnya ketika memasuki 7 bulan kita bisa belajar untuk bagaimana kasus yang terdampak covid 19 itu turun bukan bertambah. Kita belajar untuk new normal dengan aturan kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Bukan dengan kegiatan yang tak memenuhi aturan protokol kesehatan. Banyak analisis dan cerita bahwa setelah maret april dan mei dilalui pandemi akan melandai tapi hingga september saat ini kasus ini meningkat. Adakah yang salah kalau begitu dari apa yang sudah kita lakukan. Ataukah kita saling menyalahkan satu sama lainnya. Atau bahasa yang lain kita saling klaim pembenaran acuh dari rasa aman dan sehat untuk kita dan semua orang.

Pandemi ini seperti Covid 19 dalam catatan sejarah pernah terjadi pada masa perang Jawa. Wabah colera yg menghantam pulau jawa mengakibatkan masyarakat banyak terinfeksi. Bahkan wabah pandemi juga dialami bangsa Indonesia masa kolonial Belanda. Kalo dulu tenaga kesehatan sangat kurang, komunikasi juga kurang tapi mereka bisa menghadapi wabah pandemi apa adanya. Dulu kita terbatas dalam segala hal hari ini harusnya kita bisa belajar dari narasi sebelumnya.

Pada masa pandemi yg sudah masuk 7 bulan saat ini kita semua mulai sadar dan belajar untuk tidak saling menyalahkan dalam meja diskusi. Kebijakan aturan bagian dari narasi yang di buat dengan pijakan yang benar. Kebijakan yang melindungi itu kita harus ikuti dan kita taati demi sehatnya kita bersama Jangan menghitung untung rugi dalam sisi ekonomi tapi menghitung dari sisi kesehatan. Yakin ekonomi akan tetap berjalan dan usaha itu akan tetap ada kalau kita tetap ikhtiar di JalanNya. 

Ikhtiar adalah bagian dari rasa keimanan kepada Allah SWT. Kewajiban manusia menurut teks Kitab suci Alquran kita disuruh untuk berusaha secara bersungguh-sungguh bukan berusaha malas-malasan. Karena ketika dia berusaha bersungguh-sungguh allah akan membalasNya. Inilah konsep indah menurut ajaran Agama yg kita yakini. Semua protap kesehatan juga sesuai dengan teks narasi dalam kitab Suci Alquran tak ada yang terlewat semua lengkap mulai mencuci tangan, jaga jarak, pakai masker dll semua ada dalam teks kita suci.

Catatan belajar dari covid 19 yang pertama Awali setiiap rangkaian kita dengan niat dan baca basmallah. Niat ketika mau pergi bekerja, niat pakai baju dll kembali ke niat kita untuk apa yg kita lakukan Dirikanlah sholat 5 waktu mungkin pandemi sampai 7 bulan ini kita lalai terhadap kewajiban sholat dan kewajiban kita lainnya sebagai umat. Empati kepada sesama tetap kita rajut sebagai bagian rasa kemanusian dan humanisme. Mencuci tangan dan memakai masker jalan agar tidak terinfeksi virus.

Belajar dari covid 19 selama 7 mengajarkan bagaimana kita hidup sederhana dan apa adanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ