Berkahnya Di Hari Jumat.
https://riaulink.com/news/detail/6497
Hari jumat merupakan hari yang teramat istimewa bagi kami umat muslim di Indonesia dan dunia. Di sinilah catatan perjalanan seorang hamba di catat dan dikumpulkan oleh malaikat. Catatan tentang buruknya perilaku seorang hamba dan catatan tentang kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba selama 1 pekan. Catatan yang memberikan warna dalam konteks pemahaman dan perjalanan spritual seorang hamba kepada Sang Khalik Allah SWT.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sebaik-baik hari di mana matahari terbit di saat itu adalah hari Jum’at. Pada hari ini Adam diciptakan, hari ketika ia dimasukkan ke dalam Surga dan hari ketika ia dikeluarkan dari Surga. Dan hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum’at.
Dalil lain yang menyebutkan keutamaan hari Jumat diriwayatkan Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad dari Sa’ad bin ‘Ubadah dalam sebuah hadits: “Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat”.
Hari Jumat memiliki makna penting dalam Islam. Dalam Islam, hari Jumat juga disebut sebagai 'sayyidul ayyam' atau bermakna tuannya semua hari. Dengan demikian, hari Jumat adalah hari yang istimewa dalam Islam. Istemewanya hari Jumat sebagai Sayyidul ayyam memiliki makna besar dalam konteks keberkahanan dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan seperti memperbanyak membaca sholawat nabi, membaca surat al Kahfi, mmperbanyak kebajikan, mandi Jumat, kemudian sholat Jumat bagi laki-laki muslim. Amalan-amalan ini merupakan bagian dari proses peningkatan rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dan proses penyadaran diri sebagai seorang hamba yang butuh ruang-ruang spritual dalam mengisi beningnya hati di kehidupan duniawi.
Sebagai seorang hamba kita belajar untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amalan sebagai bekal menuju negri akherat kelak. Pada hari jumat pula merupakan hari raya bagi umat muslim karena berkumpulnya muslim laki-laki dalam melaksanakan perintah Sholat Jumat. Pertemuan ini merupakan ikhtiar sebagai seorang muslim dalam menggapai derajat Taqwa. Kemudian pada sholat Jumat ini bagaian kita mendengarkan nasihat agama yang disampaikan oleh khatib Jumat melalui mimbar Jumat. Nasihat ini merupakan tuntunan kita untuk selalu taat kepada Allah SWT dan Rosul Muhammad SAW. Nasehat tersebut berguna bagi kita dalam mengarungi samudra kehidupan satu minggu ke depan. Dan sebagai bagian instropeksi diri menyadari akan kesalahan yang kita lakukan di dunia.
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.” [QS: Al-Jumu’ah:9]
Dalam ash-Shahihain terdapat hadits Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabah lalu segera
pergi ke masjid, maka seakan-akan berkurban dengan unta yang gemuk, dan
barangsiapa yang pergi pada jam yang kedua, maka seakan-akan ia berkurban
dengan sapi betina, dan barangsiapa pergi pada jam yang ketiga, maka seakanakan
ia berkurban dengan domba yang bertanduk, dan barangsiapa yang pergi pada jam
yang keempat seakan-akan ia berkurban dengan seekor ayam, dan barangsiapa yang
pergi pada jam kelima, maka seakan-akan ia berkurban dengan sebutir telur. Dan
apabila imam telah keluar (untuk berkhutbah), maka para Malaikat turut hadir
sambil mendengarkan dzikir.” https://almanhaj.or.id/3315-keutamaan-dan-keberkahan-hari-jumat.html
Sebagaimana disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dari Salman
al-Farisi Radhiyallahu anhu. Dia mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, dan bersuci semampunya, berminyak
dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar
(menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk
berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya,
lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan
diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at tersebut dan ke Jum’at
berikutnya.” https://almanhaj.or.id/3315-keutamaan-dan-keberkahan-hari-jumat.html
Hari Jumat bagi kita juga bagian dari perenungan sebagai hamba yang beriman. Merenung akan banyaknya dosa yang sudah kita lakukan mulai dari ucapan dan tindakan yang menyinggung perasaan orang lain. Merenung bagaimana manfaatnya waktu yang sudah kita dapatkan dalam sepekan untuk kebaikan. Merenung untuk kesempurnaan diri sebagai seorang hamba yang beriman kepada Allah SWT. Merenung untuk menata hati, menata ucpan dan perilaku yang bermanfaat untuk orang banyak. Karena perjalanan seorang hamba dari jumat satu ke jumat berikutnya memiliki warna-warni tumpangsari.
Kita terkadang tak sadar terlalu menyibukkan diri untuk duniawi ketimbang negeri akherat. Sibuk dengan urusan harta dan tahta ataupun anak. Sibuk dengan hal-hal yang Allah tak suka dengan apa yang kita lakukan. Sibuk menggunjing orang lain bahkan sibuk untuk menyalahkan perbuatan orang lain. Maka sisinilah pentingnya keberkahanan di hari Jumat kita dapat menchas hati,uacapan dan perilaku kita. Kita perbanyak Istighfar memohon ampunan kepada Allah dan perbanyak doa kepada Allah.
“Di hari Jumat itu
terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim melakukan shalat di dalamnya dan
memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’
Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu
itu.” [HR.Bukhari dan Muslim]
Komentar
Posting Komentar