Aspal dan perjalanan


Warna hitam pekat sering kita injak dan sering dipakai berjalan kaki atau berkendara motor, mobil, atau alat transportasi lainnya.  Mobil dari gang kampung, jalan desa, kota hingga jalan nasional menggunakannya namanya beton dan aspal untuk mengeraskan jalan agar bisa digunakan atau dilalui. 

Saban hari kita berproses berjalan diatas jalan yang sudah beraspal. Kita berproses berjalan menggunakannya untuk sekedar berbelanja, sekedar bermain, sekedar bersilaturahim, bahkan untuk mencari rizki dan ilmu. Seakan kita berjalan diatas aspal yang keras dan penuh warna. Warna kehidupan yang selalu kita berproses sepanjang waktu menuju kesempurnaan diri. 

Aspal yang nampak berwarna hitam memberikan pesan bahwa sesungguhnya hidup ini butuh kegigihan dan ulet punya sisi baik dan sisi buruk dalam menjalaninya. Hitam terkadang penuh dengan keburukan atau kejelekan juga bisa gelap yang tak tak nampak diwujudkan. Di balik warna hitam ada warna putih kebalikan dari sisi gelap itu sendiri, putih pancaran suci, fitri ataupun bersih.

Banyak sudut pandang ketika kita memahami warna hitam itu untuk kehidupan. Sudut pandang ketika kita mampu dalamnya berliterasi dan mampu menganalisa secara mendalam. Dan tergantung bagaimana dia dia berimpromisasi untuk menggunakan warna hitam itu untuk apa dia pakai.

“Filosofi warna dalam psikologi hitam dalam simbolisme psikologi” mengandung makna positif yaitu: Mencerminkan keberanian, Pusat perhatian (terutama lawan jenis), ketenangan dan dominasi Keteguhan, kekuatan dan keteguhan hati, Lebih menyukai yang alami daripada yang palsu Pada sisi kepribadian Jika seseorang yang suka “warna dalam psikologi hitam dalam simbolisme psikologi” ia merupakan orang yang cuek dan tidak memikirkan omongan orang terhadap dirinya. Baginya asal dia nyaman dia akan melakukan apapun yang disuka. Dalam pergaulan mereka cukup enak diajak berteman karena dapat memberikan solusi dalam masalah teman temannya. 
https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/makna-warna-hitam-dalam-simbolisme-psikologi/amp

Begitulah warna hitam itu kerap kita pakai, kita gunakan, dan kita lalui sepanjang waktu. Dari suka dan duka aspal berwarna hitam akan kerap menemani perjalanan kita. Kadang kita terjatuh diatas aspal berwarna hitam itu, hujan dan panas kadang kita diatas aspal berwarna hitam. Hampir kita habiskan separuh hidup kita diatas aspal untuk berjalan untuk berbuat baik atau keburukan.

Bagi para pejuang keluarga aspal berwarna hitam itu sebagai medium berjalan mencari keberkahan dan mencari rizqi yang halal. Hujan, panas, siang dan malam dia lalui untuk sekedar mendapatkan sebungkus nasi dan atau uang yang mereka gunakan untuk keperluan hidup. Kebahagian keluarga mereka pertaruhkan diatas jalan aspal berwarna hitam. 

Banyak warna ketika kita dalam perjalanan dan penuh dinamika yang dihadapi. Dalam satu fase pasti ada aspal yang masih bagus atau mulus, pada fase yang lain ada jalan beraspal tambal sulam. Fase itu yang menandakan perjalanan itu tak mulus sesuai dengan rencana ada hambatan dan  ada gelombang yang kita waspadai. 

Fase dalam perjalanan hidup itu dinamikan ujian dan musibah. Setiap manusia yang hidup di dunia pasti dia akan diuji oleh Tuhannnya supaya dia selalu bersyukur dan ingat Tuhannya. Ujian yang dilalui merupakan proses seberapa besar kita untuk mencintai Allah SWT. Ujian pun merupakan bertanda kita akan naik kelas ke level berikutnya. 

Di atas aspal hitam pun kita terkadang masih sombong dengan pangkat,gelar dan harta kita. Sombong dengan mobil serta kemewahan yang kita miliki. Sombong dengan arogansi kewenangan dan simbol yang dimiliki. Ego yang berlebihan menjadikan kita sombong . Padahal sombong itu hanya milik Allah.

Terlalu banyak kesombongan yang ada di atas aspal itu. Kalo kita mampu memahami proses perjalanan ini dia tak mungkin akan sombong. Simbol-simbol kemewahan pasti tak kan terpajang dalam giat hidupnya. Yang muncul simbol kesederhanaan yang mampu bersinergi dengan alam.

Belajar dari jalanan beraspal dapat merasakan simpati dan empati bersahaja. Belajar untuk menahan ego dan belajar untuk sabar dalam perjalanan. Belajar untuk menjadi manusia yang tahan uji dan pejuang dengan kesabaran dan mencari keberkahan serta keikhlasan. Tak banyak mengeluh tapi lebih banyak bersyukur. Berjalan dengan kepala tegak bukan tertunduk.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

Peristiwa Kontemporer Dunia (Perpecahan Uni Sovyet)

LATIHAN SOAL SEJARAH INDONESIA