Refleksi Tahun Baru Muharram di tengah Pandemi



Tahun baru Islam kali ini kita lewati dalam suasana pandemi CIF 19 yang belum usai. CIF 19 masih membersamai kita dalam suasana yang sedikit membuat kita bosan dan membuat kita jenuh dalam beraktifitas karena ada suasana keterbatasan dan suasana yang penuh membuat kita khawatir dalam berkegiatan sehari-hari

Muharrom ditengah suasana prihatin dengan kondisi saat ini memberikan arti sesungguhnya dalam kehidupan ini ada yang maha mengaturnya. Kita sebagai manusia wajib instropeksi diri dalam memahami masalah yang terjadi. Tak patut menyalahkan dan mengkambing hitamkan yang terjadi karena ini merupakan sudah skenario Allah dalam memgatur alam semesta. 

Muharrom memperkuat diri dalam menukilkan pemahaman akan tumbuhnya rasa keimanan. Iman yang memjadi parameter kesalehan dan peningkatan kualitas ibadah kepada Allah. Dan Iman menjadi suatu sandaran dalam berfikir, berproses dan berperilaku di dunia ini. Iman ada merupakan refleksi seseorang dalam memegaang teguh janji suci yang dia ucapkan berupa syahadat.

bulan Muharram adalah bulan mulia di antara bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah. Penjelasannya ada dalam hadist riwayat Bukhari Muslim, yaitu : "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqaidah, Dzulhijah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab."

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu ...," terjemahan surat At-Taubah ayat 36.

Muharam (KBBI: Muharam Mu.ha.ram n - bulan pertama tahun Hijriah (30 hari) ), (Bahasa Arab: محرم, transliterasi: Muharram) adalah bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Muharram berasal dari kata yang artinya 'diharamkan' atau 'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. (Wikipedia)

Begitu dimuliakannya Bulan Muharrom di dalam agama Islam sebagai esensi sesuatu yang dipantang dan diharamkan dalam berperang. Bulan yang penuh kedamaian dalam terminologi syariat Islam.  Muharrom dijadiksn titik tolak penanggalan dalam Islam berdasarkan peredaran bulan.

Sebelum kalender Hijriah mulai digunakan, umat Islam menggunakan ‘Am Al-Fil’ (tahun kelahiran Nabi Muhammad (SAW)), untuk menentukan tanggal dan waktu. Tetapi Khalifah kedua, Khalifah Umar bin Khattab (RA) membuat kalender baru dan, setelah banyak saran dari para sahabat (RA), ia mengumumkan bahwa tahun dimana Nabi Muhammad (SAW) bermigrasi akan menandai awal dari kalender Hijriah. Kalender akan dimulai dengan bulan Muharram dan berakhir dengan bulan Dzulhijjah. Oleh karenanya, 622 AD [tahun migrasi Nabi (SAW)) menjadi tahun pertama dalam Kalender Hijriah. https://www.islamicfinder.org/special-islamic-days/muharram-2021/?language=id

Amalan Di bulan Muharrom

Ketika memasuki bulan Muharrom umat Islam afa beberapa anjuran yang dapat dilakukan oleh umat Islam sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW yaitu melaksanakan shaum dihari Assyuaro yaitu pada tamggal 9 dan 10 Muharrom. Sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah (RA) bahwa Nabi (SAW) mengatakan:

"Barang siapa yang berniat puasa (pada hari Asyura) maka lakukanlah; dan barang siapa yang berniat meninggalkannya dapat melakukannya.” (Sahih Bukhari: 1592)

Di dalam hadist nabi Muhammad SAW Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata : Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘ Asyura, maka Beliau bertanya : “Hari apa ini?. Mereka menjawab, “Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian“. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa di tahun yang akan datang. (HR. Bukhari dan Muslim

Puasa sebagaimana yang dijelaskan di atas menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam giat kehidupan selain Sholat dan amalan lainnya. Karena puasa sebagai contoh penguatan spritual yang dilakukan oleh terdahulu sebelum Nabi Muhammad menerima perintah wahyu. Bahkan dijalankan oleh kafir Qurays dan orang Yahudi. Bentuk ketaatan mereka percaya kepada Sang penciptaNya. 

Puasa adalah amalan yang dianjurkan di bulan Muharram. Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah saw bersabda: “Puasa paling utama sesudah Ramadan adalah puasa pada bulan Allah (Muharram).” (H.R Muslim). Umat Islam bisa melakukan puasa Asyura dan Tasu’a. Puasa Asyura dilakukan pada tanggal 10 Muharram, sedangkan puasa Tasu’a dikerjakan pada tanggal 9 Muharram. Dua ibadah puasa sunnah ini sangat dianjurkan oleh Rasullah saw kepada umat muslim. Sebagaimana disebutkan dalam dari dari Abu Qatadah, Rasulullah saw pernah ditanya tentang puasa Asyura, lalu beliau menjawab, “Puasa asyura itu dapat menghapus dosa setahun yang telah berlalu.” (H.R Muslim) https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/rezi-rahmat/tahun-baru-islam-1443-h hikmah-dan-amalan-yang-dilakukan-1wIUJtH0289

Puasa mengingatkan kita akan adanya kemiskunan dan kelaparan. Puasa memberikan efek kesehatan jasmaniah dan rohaniah bagi umat Islam. Puasa dapat meningkatkan kepedulian kita kepada allah dan sesama muslim. Apalagi ditengah kehidupan covid 19 dibutuhkan untuk selalu mawas diri dalam menjalani kegiatan sehari-hari.

Puasa merupakan benteng pertahanan dalam meningkatkan iman dan imun tubuh. Bertambahnya keimanan dan kesalehan manusia menjadi mawas diri untuk tidak ingkar kepada Allah dan menjauhi ucapan yang menyinggung perasaan orang lain. Menjaga tubuh dan lisan agar terjadi keseimbangan dalam meniti proses kehidupan. Meningkatkan imunitas kesehatan tubuh dari makanan dab minuman artinya terjaga kondisi tubuh kita darj asupan makanan yang berlebihan.

Amalan lain dalam bulan Muharrom memahami persoalan hijrah Nabi Muhammad SAW. Perpindahan nabi muhammad dari Kota suci Mekkah ke kota suci Madinah. Hijrah merupakan era baru dimana nabi Muhammad Saw mengembangkan dakwah Islam lebih luas tidak mendapat tekanan dari golongan Kafir Qurasy. 

Bulan Muharram ini kita memperingati peristiwa besar, yaitu hijrah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dari kota Mekkah menuju ke kota Madinah. Dalam hal ini, istilah hijrah mengandung dua makna : yaitu hijrah Hissiyah dan hijrah Ma’nawiyyah. 

Adapun Hijrah Ma’nawiyyah adalah manusia meninggalkan kemaksiatan dan bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, Berubah dengan cara kehidupan yang baru dan menuju jalan kehidupan yang baru yang membawanya, dengan tekad kuat, usaha keras dan amal-amal kebajikan. Inilah yang dinamakan dengan hijrah ma’nawiyyah Adapun Hijrah Hissiyah adalah berpindahnya manusia dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu berpindahnya manusia dari tempat kekufuran dan kesyirikan menuju ke tempat yang Islami https://kabarlumajang.pikiranrakyat.com/khazanah/pr-422363821/penjelasan-gus-baha-tentang-sejarah-awal-puasa-asyura-di-bulan-muharram?page=3

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menunjukkan hal ini pada Hadits Shahih yang menyebutkan : “Seorang muslim adalah yang menjadikan kaum muslimin aman dari lisan dan tangannya. Dan seorang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari apa-apa yang dilarang Allah atasnya” 

Ketika Allah memberikan kesempatan hidup disana pula kita belajar untuk memperbaiki diri agar hidup kita menjadi berkah dan bermanfaat untuk orang banyak. Keberkahan ketika kita menjalani suasana kehidupan dengan riang dan senang tak ada paksaan. Semuanya saling keterbukaan dan saling mengisi satu sama lain. Di sinilah kunci keberkahan dalam menjalani kehidupan kita. 

Allah pun memberikan kesempatan kita untuk berbagi ilmu dan berbagi materi yang kita miliki. Kesempatan berbagi dimaksudkan supaya ada diskusi dan keterbukaan ilmu yang sedang diikuti. Karena perkembangan ilmu pengetahuan selalu dinamis mengikuti zaman dan teknologi. Mempelajari ilmu butuh kesungguhan hati untuk memahaminya terutama ketika kita sudah mulai berliterasi. Di sinilah kita butuh hijrah belajar untuk mau membaca dan menulis. Hijrah yang tadinya malas berliterasi untuk mau berliterasi bahkan mau menulis.

Saatnya kesempatan berhijrah terbuka lebar asalkan ada kemauan untuk memperbaiki diri. Banyak lembaga atau banyak komunitas yang bisa kita ikuti untuk jalan berbuat kebaikan dan kebermanfaatan. Banyak media dan teknologi yang bisa kita manfaatkan untuk berliterasi. Banyak kemudahan untuk bisa kita manfaatkan bersama untuk kebaikan. 

Merubah diri dengan puasa dan hijrah momentum mengubah diri kita untuk semakin dekat dengan Allah. Bukan semakin menjauh dari Allah dari sini lahirlah jiwa-jiwa yang insan kamil. Insan kamil ialah manusia yang sempurna dari segi wujud dan pengetahuannya. Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia merupakan manifestasi sempurna dari citra Tuhan, yang pada dirinya tercermin nama-nama dan sifat Tuhan secara utuh.

Ketika kita untuk mengubah diri menjadi manusia insan kamil butuh waktu dan butuh kesungguhan diri. Butuh belajar dan butuh aktualisasi pengembangan diri yang secara signifukant untuk selalu taar dan dekat kepada Sang Pencipta Alam Semesta jagad raya Allah SWT. Ada proses literasi yang lebih baik dalam mengembangkannya. Literasi yang sangat penting memahami teks ayat suci Al Quran dan literasi hadist Nabi Muhammad SAW. Di tambah kajian literasi dari yang lainnya. 

Aktualisasi di dalam Bulan Muharrom

Proses aktualisasi dalam peningkatan kualitas keimanan dalam bulan Muharrom di lakukan dengan amalan Puasa Asyuaro dan melakukan hijrah bagian dari proses dapat dilakukan dengan jalan istiqomah dan tawadhu. Jangan sampai niat Puasa dan hijrah untuk kebaikan sirna karena ada unsur riya di dalamnya.

Ada beberapa jalan aktualisasi yang dapat dijadikan jalan untuk membangun eksistensi diri dalam memperbaiki kualutas keimanan menuju insan kamil. Pertama berfungsi akal secara optimal artinya akal kita digunakan mengetahui akan adanya kebenaran dan kesalahan, kejujuran, perbuatan baik serta dibarengi dengan akhluk karimah. Sebagai contoh seorang berakal dia menghindari perkataan dan perbuaran yang menyinggung orang lain, merasa benar sendiri atau mencari keuntungan demi kepentingan pribadinya. 

Akal kita harus digunakan sesuai dengan tempat dan porsinya. Akal kita tidak digunakan untuk merugikan orang lain. Membangun akal harus dibarengi dengan literasi dan membaca Al Quran serta menpelajarinya. Akal yang baik sering dugunakan untuk mampu melihat dan memandang kebenaran sesuai dengan teks dan konteks bukan dengan jalan membangun argumentasi yang sesat dan ambigu

Kemudian yang kedua manusia harus bisa memperbaiki intuisi dimana munculnya pengetahuan yang tak sadar dari jiwa manusia dalam potongan gagasan kecil dari auatu pemahaman realitas kehidupan. Potonga itu berupa simbol-simbol dari beberapa pemahaman peristiwa yang terjadi jika dikumpulkan akan menjadi puzle yang utuh. Menjadi suatu pengetahuan yang disengaja di dapat dan dirasakan oleh orang yang memiliki akal dan terbiasa menggunakan rasionalnya dalam berfikir

Menurut KBBI, intuisi adalah daya atau kemampuan mengetahui atau berusaha memahami sesuatu tanpa dipikirkan ataupun dipelajari yang hadir melalui bisikan hati atau gerak hati. Misalkan ketika kita ingin menggambarkan pemandangan alam pegunungan maka imajinasi kita akan muncul untuk menggambarkan reàlitas alam pegunungan dengan segala macam bentuk warnanya. Di situlah pulah kita menyiapkan pensil warna dalam menggoreskan gambar pegunungan alamnya. 

Ada tiga cara untuk memahami tentang intuisi pertama alokasi waktu untuk menyendiri atau bisa dikatakan untuk sering bermuhasah. Kedua dengarkan bahasa tubuh terutama hati kecil dalam bertindak ketiga perhatikan mimpi.

Ketiga, mampu menciptakan budaya. Sebagai bentuk pengamalan dari berbagai potensi yang terdapat pada dirinya sebagai insan, manusia yang sempurna adalah manusia yang mampu mendayagunakan seluruh potensi rohaniahnya secara optimal. Kata budaya sendiri merupakan suatu bahasa yang berasal dari bahasa Sansekerta yaitu ‘budhayah’ yang merupakan sebuah bentuk jamak dari buddhi yang miliki arti budi atau akal. Sedangkan di dalam bahasa Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu colore yang miliki arti mengolah atau mengerjakan. 

Seorang antropolog Indonesia bernama koentjaraningrat telah mendefinisikan budaya sebagai suatu sistem gagasan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di dalam kehidupannya yang bermasyarakat.  Selain itu Koentjaraningrat juga mendefinisikan budaya lewat asal kata budaya dalam bahasa Inggris  yaitu "colere" yang kemudian menjadi "culture" dan didefinisikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. https://m.merdeka.com/jatim/pengertian-budaya-menurut-pandangan-para-ahli-jangan-sampai-keliru-kln.html?page=5.

Koentjaningrat, mengutip dari buku yang berjudul Universal Categories of Culture (1953) yang merupakan karya C. Kluckhohn, bahwa unsur0unsur kebudayayan itu ada tujuh unsur. Unsur-unsur budaya menurut C. Kluckhohn yaitu : Sistem Religi (Sistem Kepercayaan), Sistem Pengetahuan, Sistem Teknologi (sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia), Sistem Kemasyarakatan (sistem sosial/kekerabatan), Sistem Ekonomi (Pencaharian Hidup), Bahasa, Kesenian. https://www.google.com/amp/s/materiips.com/unsur-unsur-budaya/amp.

Kedua, berfungsi intuisinya. Intuisi dalam pandangan Ibnu Sina disebut jiwa manusia. Menurutnya, jika yang berpengaruh dalam diri manusia adalah jiwa manusianya, maka orang itu hampir menyerupai malaikat dan mendekati kesempurnaan.

Ketiga, mampu menciptakan budaya. Sebagai bentuk pengamalan dari berbagai potensi yang terdapat pada dirinya sebagai insan, manusia yang sempurna adalah manusia yang mampu mendayagunakan seluruh potensi rohaniahnya secara optimal.

Keempat, menghiasi diri dengan sifat-sifat ketuhanan. Manusia termasuk makhluk yang mempunyai naluri ketuhanan (fitrah), maka ia cenderung kepada hal-hal yang berasal dari Tuhan dan mengimaninya. Sifat-sifat tersebut menyebabkan ia menjadi wakil Tuhan di muka bumi. Manusia sebagai khalifah yang demikian itu merupakan gambaran yang ideal, yaitu manusia yang berusaha menentukan nasibnya sendiri, baik sebagai kelompok masyarakat maupun sebagai individu yang memiliki tanggung jawab atas kehendak yang bebas. Manusia yang insan kamil, meski memiliki kebebasan namun pasti mengendalikan dirinya dari hal-hal yang celaka.  https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qe88wt366

Sifat-sifat ketuhanan yang dimiliki oleh manusia dijadikan kunci untuk mengendalikan emosi arau jiwa. Sifat ketuhanan itu merupakan esensi kesucian yang dimilki manusia untuk digunakan secara maksimal. Dia akan berusaha menggunakan ide dan gagasannya lebih bijaksana dengan tidak mengesampingkan perasaan orang lain. Melibatkan orang lain dalam menjalankan ide dan gagasan dengan nilai-nilai budaya universal. 

Ketika aktualisasi itu dapat dilakukan maka yang terjadi adanys penyempurnaan diri dalam menjalani rangkaian ibadah kepada Allah SWT. Dan rangkaian hubungan manusia yang menjadi welas asih, saling percaya dan tidak memaksakan diri. Berhubungan sesesama karena faktor cinta dan mahabbah kepada Allah.  Menjadi seorang pemimpin apapun profesinya yang benar-benar mampu memahami orang lain dengan pendekatan keimanan.  Ataupun kita semua manpu memahami persoalan kehidupan dengan parameter keimanan. 

Kesimpulan 

Muharrom menjadikan kita manusia yang msmpu berhijrah dan berbuat lebih baik dari tahun lalu. Berbuat untuk kebaikan bersama dab kebahagian bersama. Amalan puasa dan hujrah sebagai manisfestasi keteladanan dalam membangun kehidupan yang lebih.

Smoga kita mengisi bulan muharrom dan 11 bulan berikutnya menjadi bulan dan tahun yabg lebih baik.

Ciracas 2 Muharrom 


 








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

Peristiwa Kontemporer Dunia (Perpecahan Uni Sovyet)

LATIHAN SOAL SEJARAH INDONESIA