Menulis cerita pengalaman




Aku menulis maka aku ada begitu suatu filosofi sederhana ketika seseorang mulai merangkaikan narasi kecil apa yang dilihat, dirasa dan dipandang. Merangkai kata menjadi suatu narasi bijak terbangun suatu ide yang sederhana kadang butuh waktu. Karena menulis bukanlah suatu hobby yang instan tapi dia butuh pembelajaran.

Ketika aku menulis maka aku ada menukil sebuah imajinasi baru tentang pemaknaan literasi yang hari sedang di rangkai dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Belajar untuk menggerakkan komponen kerja otak dan pikiran agar terbiasa menuliskan narasi dalam teks sederhana.

Ketika awal merangkai sebuah kalimat atau narasi butuh ide yang bisa memberangkatkan tulisan itu bisa dibaca oleh orang banyak. Dari perkata menjadi kalimat kemudian menjadi paragraf. Kemudian tersusun menjadi beberapa paragraf kecil yang menyambung menjadi satu kesatuan.

Aku menulis memang pada saat ini adalah kebutuhan akan menuangkan gagasan ketika dinamika ilmu pengetahuan tumbuh dengan cepat. Apalagi disekeliling ku memang para penuntut ilmu mau tidak mau menulis menjadi sebuah kebutuhan. Ketika peserta didik ku minta untuk menulis berupa ringkasan, puisi dan lainnya aku pun juga harus bisa memberikan warna tersendiri.

Sebagai seorang guru atau pendidik tak bisa diam terhadap  perkembangan ilmu dan teknologi. Dia harus bergerak dinamis mengikuti perubahan tapi harus punya warna tersendiri dalam menyampaikannya. Seorang guru harus mampu mewarnai peserta didik dengan narasi sederhana.  Narasi kecil jika dibuatkan ruang akan tumbuh menjadi besar dan menjadi catatan sejarah perjalanan hidup. 

Proses pembelajaran menulis merupakan proses pembiasaan diri dalam mengaktualisasikan gagasan yang tersimpan. Di rekam.secara utuh dijadikan sebagai nalar kritis tentang fenomena yang terjadi. Pembelajaran menulis tersirat penanaman nilai karakter yang ingin ditimbulkan dari proses yang dijalaninya.

Mewarnai dalam setiap perkembangan ilmu dan dinamika perubahannya dan begitu juga sebiknya diwarnai dengan berbagai macam latar gagasan keilmuan butuh kajian literasi dan tempat yang bijak. Karena kesulitan kita adalah untuk membiasakan literasi yang banyak kendala. Literasi kita hanya sebatas lalu dan hanya perlu saja. Bukan menjadi habits dan kebutuhan untuk menggali informasi.

Membaca dan menulis merupakan bagian dari ketrampilan literasi di abad era teknologi. Kemampuan seorang membaca harusnya dibarengi dengan kemampuan orang menulis. Tak bisa dipisahkan dia harus menjadi satu kesatuan utuh yang saling berkesinambungan. Di sinilah butuh latihan menorehkan gagasan ketika dia sudah membaca suatu buku. Menorehkan catatan ringan umpamanya di secarik kertas atau dengan media catatan seperti microsoft word. Ataupun dengan menggunakan media sosial atau membuat blog.

Rumit memang untuk memulainya walaupun kita sudah membaca buku baik digital maupun non digital. Perlu banyak menangkap ide yang mengalir dalam benak pikiran ketika ingin menulis. Hal ini yang dialami oleh aku ketika ingin menulis. Perlu banyak inspirasi yang masuk ketika menulis. Karena memang literasi belumlah menjadi habits dan kebiasaan untuk ku. Upaya untuk belajar berliterasi bagi ku terus di asah hingga pada akhirnya menjadi terampil.

Ketika kita menulis berupa gagasan dan sudut pandang narasi yang kita hasilkan. Orang akan tau tentang keberadaan kita secara lebih khusus. Karena ada hasil karya dari tulisan walaupun hanya sekedar wacana, opini dapat memberikan inspirasi untuk orang banyak. Dari tulisan terlihat gaya pengetahuan dari seseorang dan tingkat keilmuan seseorang.

Saat ini ruang menulis banyak tempat untuk bisa kita gunakan. Karena banyak media untuk mencurahkan gagasan pikiran kita tentang suatu masalah fakta yang terjadi. Seperti di Facebook kita bisa menulis lebih dari 500 kata, di blog juga hampir sama, Whataapp atau telegram. Untuk tahap lebih lanjut bisa ke media massa yang punya nama.

Urusan menulis tinggal keberanian kita untuk belajar membuat karya dan meluangkan waktu menggoreskan kata dalam tempat media yang kita punya. Kita bisa menuliskan puisi sederhana, begitu juga menulis cerpen ataupu menuliskan opini, essay dan lainnya. Tempat kita untuk membuat narasi begitu gampang dan mudah kita dapati serta gunakan. Tidak sulit tergantung kemauan dari dalam diri untuk menulis.

Dengan menulis berarti kita menggerakkan literasi yang sedang digalakkan oleh pemerintah melalui kementrian pendidikan. Karena menurut study tingkat literasi yang ada di dunia masih sangat rendah dari negara kawasan ASIA. Indonesia masih banyak tertinggal dalam penguasaan literasinya. Sehingga perlu didorong lebih dominan dalam proses pembelajaran.

Menulis berarti kita menggali wacana dari suatu fakta yang terjadi dalam kehidupan. Wacana yang digoreskan dengan kajian ilmu pengetahuan bukan kajian media sosial.  Ketika .menulis disampaikan ada kritik maka kritik pula yang harus dituliskan untuk perbaikan dan pembelajaran.

Belajar menulis berarti belajar mengartikulasi pergumulan akademik yang dimiliki. Dengsn menulis turut mengajarkan keilmuan kepada peserta didik maupun ke masyarakat lebih luas. Sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang berisi dan berwawasan keilmuan. 

aku menulis memang hanya sekedar iseng saja sambil membuat belajar membuat blog.  Aku buat blog kira-kira tahun 2010 belajar tapi tulisannya tak banyak ku buat. Baru pada masa awal pandemi marer 2020 mulai membuat catatan dalam blog berupa pembelajaran, soal, dan catatan riang. Aku berfikir blog yang aku buat sekaligus untuk pembelajaran peserta didik. 

aku mulai yakin dengan blog yang dibuat proses selanjutnya bagaimana peserta didik mau menuliskan hasil tugasnya dalam blog. Bersyukur banyak yang berhasil membuat tulisan dalam blog walaupun masih belum kontinyu hanya sebatas tugas dari saya sebagai gurunya. Dari beberapa tulisan dari mereka peserta didik punya potensi untuk menjadi penulis. Persoalan waktu dan kemauan untuk belajar lebih baik ke depannya.

Belajar menulis seiring adanya covid pandemic merebak di tanah air. Covid 19 memberikan arti penyadaran pembelajaran. Agar aku untuk bergerak menuliskan ide dan gagasan baik tentang pembelajaran maupun yang lainnya. Tetap bergerak untik merajut kebaikan dengan tulisan.

Seiring sejalan aku pun belajar mendengar dengan melalui webinar dan membaca buku atau membaca tulisan orang dalam website. Untuk memperkaya pola kata dan bahasa yang aku miliki. Webinar tentang penulisan ilmiah aku ikuti hal ini bagian dari tupoksi guru dalam penghitungan angka kredit.

Kadang sebelum menulis dalam blog aku membuat dalam Facebook sambil rebahan atau ngadem di teras rumah ntah itu berupa puisi atau apa saja. Baru setelah dipindahkan dalam blog yang aku punya. Di sinilah aku simpan anekaragam coretan tangan suatu narasi dari aku untuk orang banyak. 

Setelah aku tulis dan tersimpan dalam blog barulah di sebar link website blog ke dalam beberapa group. Dengan harapan mereka mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dari dalam blog ku. Pembuatan blog yang masih sederhana memang belumlah mahir karena memang tidak memiliki dan mengerti bahasa program IT.

Untuk aku sebagai guru menulis hari ini bukanlah menjadi paksaan tapi menjadi suatu keharusan. Kegiatan belajar mengajar di era pandemic covid 19 lebih banyak membuat karya kreatif dan inovatif. Salah satu nya menulis dalam blog yang menuangkan gagasan tapi juga untuk bahan pembelajaran.

Walaupun dalam menulis pun banyak hambatan dan keterbatas tapi harus tetap diusahakan agar tulisan itu mampu menghasilkan narasi yang baik dan bermanfaat untuk orang banyak. Membuat narasi tulisan berarti kita mengajak masyarakat untuk belajar membaca. Dan kampanye untuk menggerakkan literasi yang digagas pemerintah. 










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ