PERSEPSI GENERASI Z TERHADAP PEMIKIRAN MUHAMMAD HUSNI THAMRIN
PENDAHULUAN
Di Negara Republik
Indonesia banyak tempat atau lokasi
dengan menggunakan nama-nama
pahlawan nasional. Penggunaan nama jalan, museum, tempat wisata, bandara dan
terminal dengan menggunakan nama pahlawan nasional dimaksudkan agar generasi
muda dapat memahami dan mengerti jasa para pahlawan nasional yang telah
berkorban demi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Sehingga nilai- nilai
kepahlawanan dapat terpatri dalam setiap jiwa masyarakat Indonesia.
Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta banyak nama jalan
yang menggunakan nama pahlawan nasional. Salah satunya adalah Jalan M.H Thamrin
yang terletak di Kota Jakarta Pusat. Banyak dari Generasi Z tidak mengetahui Jalan
Muhammad Husni Thamrin, hanya sedikit yang mengetahui
sejarah dan latar belakang dari M.H
Thamrin. Generasi Z dalam upaya untuk membangun karakter bangsa kepada Generasi
Z melalui media informasi seperti riset ilmiah, buku, media massa dengan
mempelajari peran serta ide pemikiran tokoh-tokoh pahlawan bangsa.
Generasi Z atau Gen Z disebut sebagai generasi yang lahir setelah Generasi Y. Kumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010. Istilah tersebut banyak digunakan di media sosial saat ini. Generasi ini termasuk generasi yang sudah modern, dikarenakan berkembang pada masa kemajuan teknologi. Generasi ini dapat mengakses berbagai macam informasi hanya dari sentuhan tangan. Tetapi sayang nya, kebanyakan dari mereka menyalahgunakan kelebihan tersebut untuk hal yang negatif. Generasi Z sangat kurang akan pengetahuan tentang pahlawan nasional Indonesia, seperti contohnya M.H Thamrin yang dimana hanya diketahui sebagai nama jalan protokol, atau hanya sebagai pahlawan nasional tanpa mengetahui sejarah dari M.H Thamrin itu sendiri.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis di SMA Negeri 25 Jakarta Pusat dan berinteraksi di masyarakat terlihat bahwa peserta didik kurang serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran sejarah untuk mengetahui tokoh pahlawan nasional seperti Muhammad Husni Thamrin serta malas dalam mengikuti kegiatan sekolah lainnya, seperti keikutsertaan dalam upacara bendera, kepramukaan, partisipasi dalam peringatan 17 Agustus dan masih tingginya angka pelanggaran tata tertib sekolah. Fakta yang telah dikemukakan di atas menunjukkan adanya indikasi tentang kurang berhasilnya pembangunan karakter nilai-nilai kepahlawanan dan sikap nasionalisme. Sehingga dengan demikian bisa dikatakan sikap nasionalisme dan patriotisme masih rendah.
Keteladanan serta pemikiran yang terdapat pada tokoh
pahlawan bangsa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia perlu dicontoh,
terutama oleh generasi muda. Hal ini memberikan makna terbangunnya nilai-nilai
kepahlawanan pada generasi muda dan atau Generasi Z ini yang rela berkorban dan
berjuang untuk Negara Indonesia.
Sehingga dapat menimbulkan suatu semangat bagi Generasi Z untuk cinta tanah air
dan semangat nasionalisme.
Nilai-nilai kepahlawanan dalam bangsa menunjukkan bahwa
suatu bangsa memiliki identitas dan jati diri yang tidak dimiliki oleh bangsa
lain. Nilai-nilai kepahlawanan melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak
bangsa untuk menjadi bangsa yang merdeka. Harapan inilah yang membentuk
kesadaran masyarakat melawan segala bentuk penjajahan, penindasan, eksploitasi
dan dominasi. Wacana nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di era globalisasi ini memiliki daya tarik karena
sekarang kobaran semangat nasionalisme generasi muda mulai luntur. Lunturnya
nasionalisme bangsa dapat menjadi kecaman terhadap terkikisnya nilai-nilai patriotisme
yang menjadi landasan kecintaan terhadap bumi pertiwi.
Generasi Z saat ini kurang memiliki rasa nilai-nilai
kepahlawanan, hal ini dapat dilihat dari lebih gemarnya anak muda untuk pergi
ke bioskop daripada ke museum- museum sejarah perjuangan bangsa atau
mempelajari tokoh para pahlawana nasional. Ada beberapa kemungkinan yang dapat
kita ambil dari hal ini yakni kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air dan
pemahaman nilai-nilai kepahlawanan semenjak kecil, sinetron-sinetron yang
ditayangkan di televisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi
perkembangan anak, serta adanya games online. Sehingga pembentukan karakter dan
nilai-nilai kepahlawanan menjadi suatu masalah tersendiri bagi kehidupan bangsa
Indonesia
Indonesia yang memiliki banyak tokoh yang dapat diteladani oleh generasi muda, diantarannya adalah pahlawan-pahlawan bangsa yang muncul pada masa sebelum dan sesudah pergerakan nasional. Pada masa pergerakan nasional, telah tampil banyak pemimpin bangsa yang patut mendapat penghargaan tinggi atas jasa dan pemikirannya dalam berjuang demi bangsa dan negaranya. Salah satu tokoh pejuang pergerakan nasional yang dapat diambil contoh atas pemikiran dan geraknya dalam perjuangan adalah Muhammad Husni Thamrin.
Muhammad Husni Thamrin mempunyai pemikiran hebat
menghasilkan suatu perubahan bagi kehidupan perpolitikan yang ada di Indonesia.
Selain itu dengan pemikiran ini beliau berjuang untuk memperbaiki nasib
penduduk Kota Betawi pada masa kolonial seperti perbaikan saluran air agar kota
Batavia tidak tergenang dan beliau hidup berdampingan dengan masyarakat sejak
kecil. Hasil dari pemikiran ini juga dapat kita rasakan khususnya Kota Jakarta
pada saat ini. Cita-cita perjuangan dan pemikiran dari beliau ketika menjabat
sebagai anggota Dewan Rakyar dapat dijadikan sumber inspirasi bagi Generasi Z
yaitu nilai berani dalam mengungkapkan kebenaran dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia masih sangat relevan diterapkan dalam konteks masa kini.
Salah seorang tokoh generasi muda yang berani menentang
arus ide pergerakan nasional dari yang lainnya. Ketika tokoh generasi muda
pergerakan nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir dan Tan
Malaka mengambil peran untuk tidak bekerjasama dengan pemerintah Kolonial Hindia
Belanda. Berbeda dengan Tokoh Muhammad Husni Thamrin yang mengambil peran untuk
bekerjasama dengan pemerintah Kolonial Hindia Belanda dengan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(Volksraad). Perbedaan peran inilah yang menjadi
kekuatan perjuangan bangsa Indonesia pada masa
lalu.
Perbedaan inilah yang harus menjadi contoh dari para
pemimpin bangsa Indonesia saat ini serta dari masyarakat Indonesia terutama
Generasi Z. Perbedaan perjuangan dan gagasan bukanlah sesuatu yang menjadi
hambatan atau penghalang tapi menjadi modal untuk menggalang persatuan dan
semangat nasionalisme. Semangat Bhineka
Tunggal Ika berbeda tetapi tetap menjadi satu jua pada
saat ini bagian dari refleksi dari pemikiran besar dari tokoh bangsa. Di
ejawantahkan dalam setiap elemen anak bangsa terutama dari Generasi Z untuk
selalu belajar dan memperbaiki diri demi masa depan bangsa.
PEMIKIRAN MUHAMMAD HUSNI THAMRIN
Muhammad Husni Thamrin adalah seorang politisi era Hindia
Belanda yang mengambil jalan kooperatif dalam pergerakannya. Beliau lahir di
Batavia pada tanggal 16 Februari 1894 dan meninggal
pada 11 Januari 1941. Lahir dari pasangan Tabri Thamrin dan Nurkhammah. Tabri
Thamrin merupakan seorang wedana. Muhammad Husni Thamrin sebagai anak dari
seorang wedana menempuh pendidikan yang cukup baik, diantaranya di Bijbelschool, Instituut Bosch dan HBS Koning
Willem III. (Octria,
2020)
Muhammad Husni Thamrin merupakan seorang Tokoh Pahlawan
asli kelahiran dari tanah Betawi. Orang Betawi banyak yang beranggapan adalah
orang yang keras, dan berbicara kasar Dengan adanya pahlawan di Betawi membuat
anggapan itu mulai perlahan menghilang. Muhammad Husni Thamrin memiliki
pandangan yang terbuka, terutama dalam bidang politik. Karena Muhammad Husni
mau menerima menjadi anggota Dewan Rakyat demi masyarakat Betawi pada waktu itu
(Hastuti dkk., 2020 : 79-80)
Pada tahun 1919 Muhammad Husni Thamrin menjadi anggota
dewan di Gemeenteraad
Batavia (Dewan Kota Batavia). Lalu pada tahun 1927
Muhammad Husni Thamrin kemudian mulai masuk di Volksraad (Dewan Rakyat). Pidato
yang diungkapkan Muhammad Husni Thamrin baik di Gementeraad maupun di Volksraad, selalu memaparkan keadaan
dan penderitaan rakyat serta ketimpangan sosial yang ada di masyarakat
(Soekanto ,2002: 243). Muhammad Husni Thamrin menuntut agar pemerintah memperbaiki keadaan
rakyat (Ruchiat dkk.,
2013: 107). Muhammad Husni Thamrin sangat berpengaruh, diluar pemerintahanpun cukup
kuat, seperti di PPPKI, GAPI maupun di Parindra. Berikut beberapa Peran serta
Pemikiran Politik Muhammad Husni Thamrin Tahun
1919-1941
1. Menjadi anggota Gemeenteraad pada tahun 1919. Sebagai anggota baru dalam Gemeenteraad Muhammad Husni Thamrin selalu mendukung usul anggota yang dianggap baik. Muhammad Husni Thamrin memiliki sikap sangat perhatian kepada masyarakat, hal ini mungkin dikarenakan pengalaman masa kecilnya, diantaranya adalah usaha penanggulangan banjir di Betawi karena meluapnya Sungai Ciliwung yang dikenal dengan nama proyek “Kanal Ciliwung”. Selain memperjuangkan perbaikan kampung dalam sidang Gemeenteraad juga mengusahakan rumah sewa yang murah bagi masyarakat yang kurang mampu. (Hastuti dkk., 2020 : 84-85)
2. Pada
tahun 1930 Muhammad Husni Thamrin diangkat menjadi Loco Burgemeester II. Dengan
adanya hal ini menunjukkan bahwa pengaruh perjuangan politik Muhammad Husni
Thamrin sangat besar di Gemeenteraad
(Mona, 1950: 14).
3. Tahun 1927 ditunjuk sebagai
anggota Volksraad untuk mengisi lowongan
yang dinyatakan kosong oleh Gubernur Jenderal. Pada kesempatan
pertamanya berbicara di Volksraad
Muhammad Husni Thamrin menyuarakan pentingnya mendapatkan kepercayaan rakyat untuk memperoleh kesetiaan mereka kepada pemerintah. Selain itu, pemerintah
Hindia Belanda diminta untuk lebih bijak dalam menangani keresahan yang muncul
di masyarakat. Lalu pada pidato kedua dan ketiganya
Muhammad Husni Thamrin
terus mengatakan pentingnya menjalin hubungan baik dengan
rakyat asli Indonesia. Muhammad Husni Thamrin juga mengangkat isu desentralisasi dan
otonomi yang
dapat memberikan peran dan kesempatan yang lebih besar bagi rakyat pribumi
(Ruchiat dkk., 2013: 109).
Permasalahan yang diangkat dan diperjuangkan Muhammad Husni
Thamrin di dalam Volksraad diantaranya adalah masalah Koeli
Ordonantie yang diakibatkan pemberlakuan Poenale Sancitie (Suhatno dkk., 1995: 136-137). Beberapa kebijakan lain, yaitu
permasalahan hak tanah, kebijakan penyewaan tanah rakyat kepada perkebunan
industri dan kebijakan pasar dalam produk konsumsi yang terkait langsung dengan
kehidupan rakyat sehari-hari, ada juga kebijakan impor, serta usaha penggabungan Gemeente Batavia
dengan Gemeente Meeste Cornelis (Ruchiat dkk., 2013 : 122-123). Muhammad Husni
Thamrin juga mengusulkan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar resmi di sidang Volksraad.
PERSEPSI GENERASI Z TERHADAP PEMIKIRAN M.H. THAMRIN
Pada Saat ini banyak yang membuat persepsi terhadap
keberadaan dan peran dari tokoh pahlawan di Indonesia. Hal itu dijadikan sebuah
media komunikasi untuk memperdalam masalah yang pernah terjadi
saat masa lampau
ketika tokoh pahlawan itu masih hidup. Karena
peristiwa atas kisah
ini selalu dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi masa saat ini. Persepsi paling
banyak terhadap pahlawan
perpolitikan yang ada di Indonesia, salah satunya Muhammad
Husni Thamrin, yang bahkan namanya digunakan sebagai nama jalan yang ada di Jakarta.
Menurut Bimo (2005 : 91) Persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indra atau bisa disebut proses sensoris. Namun proses itu
tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya disebut proses persepsi. Proses tersebut mencakup pengindraan
setelah informasi diterima oleh alat indra, informasi tersebut diolah dan
diinterpretasikan menjadi sebuah persepsi yang sempurna.
Menurut Grail Research (2011) Generasi Z adalah generasi
pertama yang sebenar-benarnya generasi internet, Generasi Z lahir saat
teknologi tersebut sudah tersedia. Hal ini yang membuat generasi ini memiliki
karakter yang menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada
perbedaan budaya. Mereka juga terhubung secara global dan secara virtual.
Walaupun begitu Generasi Z adalah generasi
yang menyukai budaya
instan dan kurang
peka terhadap privat
karena secara langsung
mengunggah kehidupannya di media sosial.
Selain itu, Generasi Z dikenal sebagai generasi yang
berpikiran luas. Mereka menggunakan media sosial
untuk berhubungan dengan orang-orang di seluruh dunia. Menurut survey yang dilakukan
Parent Survey (Sladek dan Grabinger, 2014), 34% Generasi Z berhubungan dengan
berbagai kenalan di kota lain dan 13% di negara yang berbeda. Mereka saling
berbagi foto, video, dan pesan. Mereka juga menyampaikan berbagai situasi yang
sedang terjadi di sekitarnya ke seluruh dunia.
a) Kunci pembentuk
Generasi Z
1. Media sosial adalah masa depan, untuk itu perlu kemampuan media sosial yang mumpuni dari orangtua agar dapat mengontrol apa yang dilakukan para Generasi Z di dunia virtual. Koneksi dengan orang lain adalah hal yang penting.
3.
Kesenjangan keterampilan, dengan
adanya hal ini diperlukan usaha yang besar untuk mentrasfer keterampilan
seperti komunikasi interpersonal, budaya kerja, berpikir kritis, dan
keterampilan teknis.
4.
Pola pikir global, realitas local,
serta mudahnya berkomunikasi dengan berbagai orang melalui dunia virtual.
Selain itu Generasi z disebut-sebut
sebagai generasi tidak banyak menjelajah secara geografis.
5.
Keragaman yang tak terbatas. Dengan
keberagaman yang terbuka dan menerima perbedaan di sisi lain membuat mereka
kesulitan mendefinisikan dirinya sendiri. Generasi Z lebih suka melihat hal-hal
menarik yang ada diluar dirinya dan menjadikan itu sebagai gambaran, lalu
meciptakan indentitas dirinya sesuai dengan gambaran yang diharapkan.
b)
Ciri Generasi Z
1. Generasi Z, lahir pada tahun 1995-2010. Fasih teknologi , tech-savvy, web-savvy, atau appfriendly generation.
3.
Mudah berpindah-pindah pemikiran
dari satu pemikiran/pekerjaan ke pemikiran/pekerjaan lain (fast switcher)
4.
Generasi Z cenderung melihat masa depan secara realitis
5.
Lebih rentan terhadap masalah
mental, karena mereka memiliki kecemasan dan depresi yang sebagian besarnya
bisa disebabkan oleh banyaknya waktu yang di habiskan di media sosial.
Persepsi ini kebanyakan dilakukan oleh anak-anak muda saat
ini, karena canggihnya teknologi banyak
yang menggunakannya sebagai
bahan adu argumentasi di social, media tentang
perpolitikan yang mempunyai hubungan saat ini dan masa lampau. Anak-anak muda
saat ini disebut dengan nama Generasi Z.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi Generasi Z internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Namun jika tidak digunakan dengan semestinya, kita akan mendapat kerugian. Dilihat dari sikapnya, banyak Generasi Z yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek seperti tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesukanya. Jika pengaruh di atas dibiarkan, maka kita dapat memprediksi bagaimana generasi muda nantinya. Moral generasi bangsa dapat menjadi rusak dan dapat menimbulkan tindakan. (Developing education, 2016 : 531)
Persepsi Generasi Z terhadap nilai kepahlawan Muhammad
Husni Thamrin masih tergolong rendah dilihat dari cara sosial para Generasi Z
saat ini. Kemajuan teknologi saat ini membuat aktivitas sosial para Generasi Z
sangat jauh berkurang. Seharusnya Generasi Z merupakan suatu generasi yang
dapat mendorong tumbuhnya nilai pahlawan di era modern ini. Generasi Z sebagai
penerus perjuangan pergerakan pahlawan yang meneruskan dengan cara yang sesuai
dengan generasinya. Saat ini Generasi Z dapat menanamkan atau bahkan menerapkan
nilai kepahlawan serta membagikan nilai kepahlawan kepada banyak khalayak,
terlebih lagi didorong oleh canggihnya teknologi yang dapat mengakses apapun.
Kemerdekaan adalah bukan hasil pemberian bangsa lain,
melainkan perjuangan dari para pahlawan. Banyak pertumpahan darah dimana-mana,
semua terjadi karena para pahlawan ingin mempertahankan dan membela bangsa,
khususnya Indonesia. Perjuangan untuk mencapai kemerdekaan tumbuh di seluruh
nusantara, dalam setiap generasi muncul perjuangan berupa perlawanan rakyat,
perlawanan bersenjata, serta perlawanan politik baik yang kooperatif maupun
yang non kooperatif.
Indonesia banyak menghadapi masalah sebelum adanya kemerdekaan. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” kalimat yang sering diucapkan oleh Soekarno. Diharapkan dengan adanya kalimat ini kita dapat memahami, dan meneladani sikap, sifat, dan, semangat pahlawan yang rela berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Pahlawan merupakan seorang sosok yang gagah berani dan memiliki pengorbanan dan keteladan yang luar biasa dibandingkan rakyat biasa. Dalam dimensi sosial, nilai adalah norma-norma, standar prilaku atau prinsip-prinsip yang mengarahkan atau membimbing perilaku seseorang. Para pahlawan dan pejuang bangsa telah berhasil mengantarkan Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan, sudah barang tentu dibimbing oleh nilai-nilai tertentu, yaitu nasionalisme, patriotisme dan kewarganegaraan. (Developing education, 2016 : 535)
Dalam proses perjuangan tersebut kota Jakarta
menduduki tempat yang sangat
terhormat, bahakan sebagai pelopor perjuangan. Setiap langkah perjuangan di
Indonesia berawal di kota ini. Penelitian mengenai
perkembangan kota ini telah cukup banyak dan hasilnya pun sudah banyak
dipublikasikan, namun sangat disayangkan, bahwa publikasi kepeloporan kota
Jakarta sebagai “Kota Joang” belum sepenuhnya memadai. (Jakarta Kota Joang, 1997)
Salah satu pahlawannya adalah Muhammad Husni Thamrin.
Muhammad Husni Thamrin mengharapkan kehidupan yang baik untuk rakyat Indonesia.
Peran politik Muhammad Husni Thamrin
yang diawali ketika
menjadi anggota Gementeraad Batavia
tahun 1919 hingga
akhir hayatnya yang
masih menjadi anggota
Volksraad tahun 1941, Muhammad Husni Thamrin memiliki
nilai historis yang perlu dipahami oleh para Generasi Z. Nilai historis ini
dapat diajarkan kepada peserta didik atau Generasi Z sebagai pengembangan
materi disekolah-sekolah untuk menambah penguasaan materi bagi peserta didik dan meningkatkan pengetahuan akan perpolitikan Indonesia (Hastuti dkk., 2020 : 79-80)
Memahami kisah Muhammad Husni Thamrin dapat membuka pola
berpikir kritis untuk Generasi Z dalam menghadapi kerasnya dunia perpolitikan
Indonesia. Hubungan ini juga diperkuat oleh peninggalan-peninggalan Muhammad
Husni Thamrin yang ditinggalkan untuk perbaikan dimasa mendatang, sebagai
contohnya ada perbaikan saluran sungai ciliwung, Stadion VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra) bagai lapangan sepak bola dan Museum M. H Thamrin.
Pada era pembangunan saat ini, cita-cita perjuangan dan pemikiran serta keberanian dari Muhammad Husni Thamrin dapat dijadikan sumber inspirasi bagi generasi muda Indonesia termasuk Generasi Z. Nilai berani dan patriot yang ada pada Muhammad Husni Thamrin dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia masih sangat relevan diterapkan dalam konteks masa kini. Pemikiran-pemikiran ini seharusnya dapat membuka cara pandang generasi muda terhadap keadaan politik di Indonesia saat ini.
Generasi Z atau generasi modern saat ini mulai banyak yang
menyukai politik, serta ikut menyuarakan kegelisahannya terhadap kondisi
politik saat ini. Namun, masih banyak juga yang belum mengetahui detail dari
sebuah perpolitikan. Ada juga yang hanya ikut-ikutan saja, misalnya dengan
melihat media sosial. Dengan diperkenalkannya pemikiran-pemikiran Muhammad
Husni Thamrin kepada Generasi Z
dapat membuka cara pandang dan membantu para Generasi Z dalam memperbaiki
sistem perpolitikan Indonesia, serta membuat perjuangan ini semakin tepat, dan
membuka akses politik yang lebih besar dan benar sesuai dengan HAM.
Dalam melaksanakan realita, pengetahuan akan kepahlawanan
saja tidak cukup. Namun diperlukan juga sebuah langkah yang nyata yakni memulai
prosedur pendidikan karakter di sekolah-sekolah. Sebuah pendidikan yang
berbasis pada nilai- nilai kehidupan kepahlawanan akan membuat pelajar mengerti
makna nasionalisme dan nilai kepahlawanan secara menyeluruh. Karakter kita
harus dimaknai sebagai kualitas pribadi yang baik, dalam
arti mengetahui apa itu kebaikan,
mau berbuat baik, dan nyata berprilaku baik, yang
secara koheren memancar sebagai hasil dari olah pikir, olah hati, oleh raga,
dan olah rasa dan karsa. (Developing education, 2016 : 535)
PENUTUP
Muhammad Husni Thamrin merupakan seorang tokoh pahlawan
dari Betawi dan seorang politisi era Hindia Belanda. Beliau banyak
menyumbangkan pemikiran- pemikiran hebat yang berdampak hingga di masa
sekarang. Kisah perjuangan serta sifat kepahlawanan beliau seharusnya dapat
menginspari anak muda saat ini atau biasa yang kita sebut dengan Generasi Z.
Walaupun saat ini banyak anak muda yang menyukai hal-hal berbau politik, namun
tidak semuanya dapat menjalankan kisah perjuangannya.
Nilai kepahlawanan sebenarnya bersifat abstrak. Kita atau siapapun
tidak dapat menjelaskan
jawaban yang benar karena memang sesungguhnya tidak ada jawaban benar ataupun
salah. Baik atau buruknya nilai kepahlawanan adalah dengan cara bagaimana
mereka bisa menyikapi nilai kepahlawanan itu sendiri. Acuh tak acuh merupakan
sifat dominan yang mereka tunjukan. Pengetahuan mereka akan kepahlawanan hanya
pada pahlawan nasional. Begitu banyak pahlawan daerah mereka hampir tidak
mengetahuinya. Hanya karena kurangnya fasilitas pengetahuan akan hal tersebut
menjadi alasan utama. (Developing education, 2016 : 529)
Banyak sifat kepahlawanan yang dapat teladani dalam
kepahlawanan Muhammmad Husni Thamrin,
misalnya sifat kepimpinan ketika Ia menjadi
pemimin di politisi era
Hindia Belanda. Lalu sikap cinta tanah air yang Ia buktikan dengan saran
penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar resmi di sidang Volksraad. Serta usaha dalam
memperbaiki kehidupan yang layak untuk rakyat
Betawi.
Sikap kepahlawanan ini masih bisa kita terapkan
saat ini, seperti
kepemimpinan yang kita latih dalam suatu organisasi misalnya mengikuti
OSIS di sekolah. Ada juga sikap cinta tanah air yaitu mencoba mengenalkan
sejarah kita dan menjaga dengan melalui sosialisasi di media sosial. Selain itu
dengan menjadikan kisah Muhammad Husni Thamrin sebagai pengembangan materi
disekolah, yang dapat mengasah pola pikir generasi saat ini tentang makna
sebuah nilai kepahlawanan dan dapat menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari.
Adanya penerapan pemikiran dan sikap Muhammad Husni Thamrin kepada Generasi Z dapat membantu membuka persepsi para Generasi Z dalam memperbaiki serta meneruskan sistem perpolitikan di Indonesia menjadi lebih baik, serta membuat perjuangan ini semakin nyata terlihat dampaknya baik pada saat ini ataupun masa yang akan datang serta dapat membuka lebar akses perpolitikan Indonesia hingga ke mancanegara.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul, Mohd, dan Heri. DEVELOPING EDUCATION BASED ON NATIONALISM VALUES.
Banjarmasin: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.
Ganda Febri Kurniawan, Warto, Leo Agung
Sutimin. 2018. Jurnal Pahlawan Lokal Masuk Kelas Sejarah: Kritik Hagemoni
Ideologi dalam Narasi Sejarah Kepahlawanan.
Leirissa, R.Z. 1997. JAKARTA KOTA JOANG.
Jajakrta: Pemprov DKI Jakarta. Dinas Museum dan Pemugaran
Octaria
Dwi Hastuti, Djono, dan Iswati. 2020. Jurnal IDENTIFIKASI PERAN POLITIK
MUHAMMAD HUSNI THAMRIN TAHUN 19119-1941 SEBAGAI PENGEMBANGAN MATERI SEJARAH
INDONESIA DI KELAS XI SMA
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2001, hlm. 304
Rastati, Ranny.
MEDIA LITERASI BAGI DIGITAL NATIVES: PRESPEKTIF GENERASI Z
DI JAKARTA. Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudyaan LIPI
Stephen P. Robbins, Prilaku Organisasi, buku 1,
Salemba Empat, Jakarta, 2007, hlm. 174
Walgio, Bimo. Pengantar
Psikologi Umum, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005, hlm. 99
BIODATA KETUA
Nama: Nur Intan
Tempat/Tanggal Lahir: KR. Anyar, 04 September 2003 Kelas: 12 IPS
Cita-Cita: Chef
Hobby: Memasak,
bercerita, bernyanyi
Pesan: Ayo generasi muda, pertahankan kemerdekaan kita hingga tak ada yang berani menyentuh negara kita!
Semangat NKRI, semangat generasi kita!
Kontak:
·
WA: 085891112874
·
IG: @ii.ntann
BIODATA ANGGOTA
ANGGOTA 1
Nama: M. Najib
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 30 Oktober, 2003
Kelas: 12 IPS
Cita-Cita: Akuntan
Pesan: Do
Something, and Reach Anything
ANGGOTA 2
Nama: Bagas Rizki
Hertanto Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 12 Juli 2004
Kelas: 12 IPS
Cita-Cita: Guru/Dosen
Hobby: Bermain
piano, Belajar, Membuat puisi Pesan: If at first you don’t succed, lie lie
again Kontak:
•
WA: 0895331145526
•
IG: @bagaasrh
Komentar
Posting Komentar