Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi

21 Mei 2021 sebuah perayaan hari kebangkitan nasional ditengah pandemi covid 19 yang belum reda. Perayaan yang menjadi momentum semangat untuk bangkit di tengah keterpurukan  pandemi covid 19. Banyak usaha yang gulung tikar akibat sepinya pengunjung atau pembeli. Pandemi membatasi gerak antar warga untuk berinteraksi, membatasi dengan prosedur ketentuan protokol kesehatan.

Kebangkitan nasional dimana sebuah msa terlahirnya kesadaran baru dari golongan menengah masyarakat untuk bergerak memperbaiki keadaan sosial masyarakat. Atau dikata lain terlahirnya kesadaran berbangsa dan bernegara dari sebuah semangat keyakinan dan kebersamaan. Kesadaran yang dipupuk dengan semangat percaya diri dan komitmen dalam satu kesatuan membangun sebuah masyarakat yang maju dan beradab.

Ikhtiar untuk bangkit dalam membangun kesadaran ditengah keterpurukan dan kolonialisme yang dialami masyarakat di kepulauan nusantara. Indische begitu orang kolonial menyembut Orang Indonesia di zaman itu. Karena belum ada satu konsensus sebelumnya bernama Indonesia. Ketika melahirkan rasa kesadaran baru dengan membangun persaudaraan maka ikhtiar perjuangan membangun negara barulah di mulai dengan kekuatan ideologi perjuangan yang dibangun melalui pondasi organisasi secara modern. 

Ketika perjuangan masih terkotak dengan perjuangan kedaerahan melalui raja pemimpinnya belumlah mampu menundukkan kolonialisme dan imperialisme yang ada di nusantara. Warna perjuangan kedaerahan mudah dan gagal di tumpas oleh para kompeni penguasa kolonial. Perjuangan Untung Surapati, Teuku umar dan gerakan sosial perlawanan rakyat daerah masih bisa ditumpas dan dikalahkan oleh siasat yang dimiliki kompeni Belanda. 

Perjuangan masyarakat kepulauan nusantara dalam membebaskan dari pengaruh asing kolonial dan imperial selama berpuluh tahun. Mulai dari Portugis, Spanyol, VOC, Inggris, Belanda, Jepang serta Sekutu. Ciri dari perjuangan kedaerahan dan local wisdoms serta belum terkonsep secara nasional. Memiliki respon yang cukup luar biasa dari penjuru nusantara karena tiap daerah melakukan respon atau gerakan untuk berjuang membebaskan diri dari kolonial.

Usaha untuk merajut kebersamaan di mulai dengan berdirinya organisasi pergerakan nasional dan pernyataan sumpah pemuda 1928 bagian yang tak terpisahkan membangun negara bernama Indonesia. Pernyataan satu tanah air, satu bahasa dan satu bangsa yaitu Indonesia merupakan ikrar bersama dari para pemuda di seluruh nusantara. Dan sebelumnya ada pernyataan dari Perhimpunan Indonesia dan organisasi pergerakan nasional lainnya untuk menggerakan perjuangan bersifat nasional. Gagasan Indonesia merdeka hingga gagasan berdikari terkuat dalam manifesto perjuangan organisasi pergerakan.

Momentum berdirinya Budi Utomo yakni 20 Mei dijadikan sebagai hari Kebangkitan Nasional. Peringatan ini mulai digelar pada 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan di Yogjakarta, dimana Presiden Soekarno berpidato tentang kebangkitan nasional. Informasi pidatonya tidak ada yang lengkap, hanya “inti pidato Bung Karno” yang disimpulkan para pendengar serta media masa yang hadir pada peristiwa penting itu adalah sebagai Hari Kebangkitan Nasional

Ketika tanggal 20 Mei 1908 yang nerupakan kelahiran budi utomo menimbulkan perdebatan untuk menjadikan hari kebangkitan nasional. Karena memang sebelumnya telah berdiri beberapa organisasi pergerakaan lainnya. Seperti Sarekat Dagang Islam, Jamiatul khair. Perdebatan itu karena memang tidak berdasarkan fakta sejarah terbentuknya organisasi pergerakan nasional. Menurut Hemat penulis biarkan perdebatan itu menjadi diorama terbentuknya ragam kekayaan intelektual.

Momentum Kebangkitan Nasional Era milineal

Gagasan yang diambil ketika kebangkitan nasional mungkin yang dapat diambil sebagai pijakan membangun kesadaran nasional sebuah bangsa. Rasa kesadaran merupakan upaya untuk mempersatukan segenap unsur yang dimilki oleh masyarakat. Ragam budaya dan adat istiadat merupakan identitas terbentuknya suatu bangsa. Menjadi satu kesatuan yang utuh dalam pergulatan hubungan persaudaraan di nusantara. 

Bergerak untuk bangkit merupakan tarikan nafas bergerak secara perlahan di era pandemi corona yang belum usai. Perlahan dengan penuh impromisasi ide dan gagasan yang bersinergi dengan protokol kesehatan. Ruang gagasan dan ide tak perlu dikunci atau didikotomi atau dikerdikan dalam ruang privat. Ide itu akan terus bergerak membersamai orang-orang yang tak pernah diam untuk  berbuat baik.

Begitu juga ketika gagasan terbentuk NKRI oleh the founthing father mereka bergerak dalam senyap dan mereka bergerak dengan ide dan gagasan yang mereka miliki. Keberanian menggerakkan ide yang pada akhirnya Indonesia bisa merdeka dari tekanan bangsa Asing. Mereka bertemu bersama menyamakan ide ketika bergerak untuk bicara kemerdekaan. 

Dalam konteks kekinian pergerakan bergeser untuk membangun teks-teks narasi yang tak terpecah belah oleh ego dan kepentingan. Tapi bergerak secara transformatif mengubah sudut pandang atau pola pikir yang terbuka lebar. Mempertemukan ide yang hanya ada dalam sosial media di ejawantahkan dalam ruang diskusi yang inklusif. 

Ketika pandemi ruang-ruang pergerakan mulai nampak terlihat melalui ruang webinar melalui daring secara stimultan. Hal ini bisa kita temui di youtobe, podcast, dan media daring lainnya. Mempertemukan ide dan gagasan dalam tatap maya lebih memperluas cakrawala keilmuan ketimbang membangun narasi dalam soaial media.  Mengubah mindset berfikir secara stimultan perlu digerakkan dengan mematuhi protokol kesehatan.

Pemanfaatan teknologi dalam pandemi terasa sangat penting dunia pergerakan di masa mileneal. Gagasan di lawan dengan gagasan dalam termin diskusi keilmuan secara daring bukan secara sosial media. Gagasan dalam sosial media terkadang tak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan tak bisa menangkap secara menyeluruh esensi narasi yang dibuat dan dikembangkan. Paling dalam sosial media yang ada penggiringan opini sesaat dan menimbulkan perdebatan.

Momentum pergerakan nasional di era milineal perlu dikembangkan Pertama literasi dan narasi. Hal ini perlu dijadikan sandaran bersama dari keluarga hingga negara. Walaupun secara nyata pemerintah telah mengupayakan literasi dan narasi secara digital beberapa waktu lalu. Bahkan Kementrian Pendidikan telah membuat program literasi. Hal itu butuh kerja keras mewujudkan masyarakat yang melek dengan literasi dan narasi yang baik. Masyarakat sudah melek teknologi tapi perlu dibarengi dengan kajian literasi yang menunjang. Sehingga tak berfikir secara sempit dan menujukkan egonya.

Kedua. Organisasi modern yang harus lebih unggul dari zaman Berdirnya Budi Utomo 1908. Pada saat ini organisasi modern yang memberikan ruang diskursus secara kelembagaan diperlukan secara stimultan. Agar para anggota mampu memahami garis organisasi yang diperjuangkan. Organisasi pada masa kolonial dijadikan sebagai alat perjuangan memerdekan diri masyarakat dari kukungan kolonial. Pada saat ini organisasi diperlukan untuk perjuangan pengembangan diri secara sosial dan intelektual. Secara progresif berani keluar untuk membentuk gagasan baru yang terasa usang di tengah masyarakat. Walaupun ada beberapa organisasi yang berdiri secara panjang sejak zaman kolonial hingga saat ini masih berdiri serta masih konsisten membersamai gerakan sosial secara nyata ditengah masyarakat. Seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Jamiatul Khair dll. Organisasi tersebut dapat memberikan warna tersendiri ditengah kehidupan masyarakat. 

Ketiga,  meneguhkan semangat konsensus kebangsaan yang sudah dibangun oleh the faunding Father negara Indonesia. Segala keputusan yang sudah diambil berkaitan dengan hasil yang sudah dirumuskan dan diputuskan jangan lagi diperdebatkan menyangkut Ideologi negara yaitu Pancasila, lambang negara dan simbol negara. Meneguhkan semangat ini karena masih ada yang memperdebatkan berkaitan dengan konsensus yang sudah dibangun. Prinsip Bhineka Tunggal Ika penting diingat dalam pergumulan kehidupan kebangsaan. Simpul-simpul Bhineka Tunggal Ika perlu diresepasi dan dipahami dalam proses kehidupan kebangsaan karena bagian konsensus nasional. 

Tiga hal itu literasi, organisasi dan meneguhkan semangat konsensus para penderi bangsa perlu dicermati setiap elemen masyarakat. Literasi masyarakat mileneal lebih banyak memberikan respon dalam media sosial ketimbang respon dalam duduk bareng dalam diskusi daring atau luring. Literasi baca tulis  literasi numerasi, literasi sosial, literasi digital, literasi keuangan  literasi sains perlu diperbaiki oleh individu atau masyarakat. Begitu juga organisasi mengajak para anggotanya patuh pada aturan organisasi dan mengakomodir kepentingan individu yang menjadi anggotanya. Serta semangat membangun dan meneguhkan konsensus yang sudah digariskan menjadi bagian harga mati yang tak boleh ditawar dan diganti.

Gerak di Pandemi

Sudah saru tahun pandemi ini hidup bersama kita masyarakat Indonesia. Sudah banyak yang berpulang diantara saudara dan orang tua kita. Sudah ada yang terinfeksi corona.  Gerak pandemi tetap mentaati protokol kesehatan dalam memutus rantai covid 19.

Pandemi corona jadikan.bahan pembelajaran umtuk selalu berfikir secara rasional untuk kita memutuskan rantai covid. Ada dan tiada memang covid 19. Ada kalo memang saudara kita tetinfeksi sehingga kita yakin akan hal itu. Pergerakan itu tak boleh berhenti tapi distimulus untuk selalu bergerak u perubahan.

Ada beberapa gerakan yang perlu dilakukan pertama Percaya kepada Allah dan selalu berdoa dalam setiap usaha yang dilakukan. Semua yanh dilakukan disandarkan terlebih dahulu kepada Allah dan pasrah tawaqal kepada Allah atas usaha yang dilakukan. Kedua Arahkan pandangan dan niat kita untuk lurus dan ikhlas dalam melalukan sesuatu. Tidak ada niat yang sombong dan niat yang jelek dalam bersikap dan berperilaku. Ketiga normalisasi hubungan sesama manusia, utamakan pertemanan dan persahabatan yang sama-sama memiliki tujuan kepada peningkatan pengembangan diri menuju jalan kebaikan yang diridhoi oleh Allah. Keempat dedikasi dan loyalitas dalam menjalankan setiap aktifitas.  Kelima Empati kepasa sesama manusia yang saling menghormati dan ber gotong royong. Keenam mulai dari yang paling kecil dan sederhana dalam melakukan usaha yang dapat berdampak kepada kehidupan, Ketujuh inklusif dan berkolaborasi dalam membangun negri dan organisasi.

Tujuh langkah gerakan dalam pandemi itu bagian dari ikhtiar membangkitkan dan membuka ruang baru dalam berkegiatan. Sehingga Corona dapat disiasati dengan pola hidup sehat dan menjaga protokol kesehatan. Ada perlu yang diperhatikan Pertama carilah solusi dan pecahkan masalah secara bersama. Kedua Obyektif dan jauhkan prasangka dalam hati yang menyebabkan perpecahan dalam kebersamaan. Ketiga. Rencanakan setiap kegiatan dengan terukur keempat optimalkan aetiap peran individu dalam organisasi. Kelima niatkan setiap sesuatu kegiatan dengan lurus dan ikhlas. Keenam. Amanah dan tanggung jawab.

Corona bisa pergi tinggal bagaimana kita dalam bergerak dan membersamai kehidupan. Corona tergantung bagaiman kita mau berproses baik dengan menjaga protokol kesehatan. Corona pergi adalah soal waktu yang mungkin sudah direncanakan oleh Allah tinggal bagaimana kita manusia mau dan manpu bersyukur mawas diri taat kepada Ajaran yang diperintahkan melalui kitab suci dan Rosulnya. 

Waallahu alam


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ