PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (RUNTUHNYA YUGOSLAVIA)

 


Yugoslavia sendiri berarti Slavia Selatan, yang didiami oleh beberapa suku atau etnis. Suku-suku ini memiliki kerajaan masing-masing, dan sebelumnya telah dijajah oleh Kesultanan Utsmaniyah (Turki), Austria-Hungaria, dan Rusia. Akibat merasa ada kemiripan asal-usul dan kesamaan sejarah, maka suku-suku tersebut memutuskan untuk bergabung menjadi satu negara. Negara Yugoslavia sendiri berdiri sejak tahun 1918 sampai dengan tahun 2003. Negara ini berdiri sebagai hasil Deklarasi Corfu pada 20 Juli 1917.

Dikarenakan negara tersebut terletak di semenanjung Balkan kawasan Eropa Timur. Yugoslavia merupakan negara federal dengan enam negara bagian dan dua daerah otonomi khusus. Berikut negara dan daerah yang masuk dalam Yugoslavia: Serbia Montenegro Slovenia Kroasia Bosnia-Hezergovina Makedonia Daerah Otonomi Khusus Kosovo dan Vojvodina

Terbentuknya negara Yugoslavia diusulkan oleh Josip Broz Tito, yang selanjutnya diangkat menjadi pemimpin tertinggi di Yugoslavia pada tahun 1953. Ia berasal dari etnis campuran Kroasia dan Slovenia. Tito kemudian menjalankan pemerintahan yang independen. Dirinya juga terlibat aktif dalam Gerakan Nonblok yang didirikan di ibukota Yugoslavia pada 1961. Bagi Yugoslavia, GerakanGerakan Non-Blok menjadi penting karena dapat menggabungkan negara-negara yang memilliki etnis berbeda.

Setiap negara republik memiliki cabang partai komunis dan pejabat elit, dan semua perselisihan yang ada diselesaikan di tingkat federal. Model pemerintahan Yugoslavia beserta “jalan tengah” di antara ekonomi terpimpin dan liberal yang dianut merupakan sebuah keberhasilan dan negara tersebut pun mengalami masa-masa pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta politik yang relatif stabil sampai dengan tahun 1980-an, di bawah kekuasaan handal presiden seumur hidup Josip Broz Tito. Sepeninggalnya pada tahun 1980, sistem pemerintahan federal yang melemah tidak lagi mampu menangani tantangan politik dan ekonomi yang semakin sulit

Pada masa pemerintahan Broz Tito, Yugoslavia menjadi negara yang kuat tanpa bergantung pada kekuatan Blok Barat maupun Blok Timur. Pasca meninggalnya Josep Broz Tito, muncul berbagai masalah sosial dan politik yang menyebabkan keruntuhan Yugoslavia. Beberapa faktor yang menjadi latar belakang keruntuhan Yugoslavia adalah:  Adanya Vacuum of Power (kekosongan kekuasaan) di Yugoslavia

1.                  Tidak ada figur pemimpin yang ideal pengganti Josep Broz Tito

2.                  Terjadinya perpecahan antar-etnis di Yugoslavia

3.                  Runtuhnya kekuatan komunisme pada akhir dekade 1980-an

4.                  Setelah kemenangan komunis dalam Perang Dunia Kedua

Setelah wafatnya Tito pada tahun 1980, kondisi Yugoslavia menjadi berantakan. Untuk mengatasi berbagai masalah yang melanda, Yugoslavia menganut kepemimpinan kolektif yang mewakili berbagai etnis. Sepeninggal Tito, kehidupan politik dan negara seakan-akan kehilangan arah. Negara yang kemudian dipimpin secara kolektif oleh suatu badan Presidensi berjumlah delapan orang dan partai juga dipimpin Presidium beranggotakan 24 orang, ternyata praktik pengambilan keputusan sering berbenturan satu sama lain, sesuai dengan kepentingan masing-masing dan memperdalam perpecahan.

Kebijakan yang diambil untuk mendapatkan pemimpin bagi federasi ini adalah menggunakan sistem kepemimpinan kolektif yang disebut Dewan Kepresidenan Federal (DKF). Ternyata, kepemimpinan kolektif ini gagal mengatasi masalah politik dan ekonomi yang ada. Di tengah situasi yang tidak menentu, muncul seorang tokoh baru yang bercita-cita menggantikan figur Tito, yaitu Slobodan Milosevic.

Pada tahun 1980-an, penduduk etnis Albania di Kosovo mulai menuntut agar provinsi otonomi mereka diberi status republik anggota, dimulai dari protes pada tahun 1981. Ketegangan antara etnis Albania dan Serbia yang tidak mereda sepanjang dasawarsa, yang mana mengakibatkan penyebaran etnis Serbia ke seluruh Yugoslavia, dan sistem perundingan yang tidak efektif di tingkat federal dianggap sebagai penghambat oleh etnis Serbia yang menyaksikan semakin tingginya otonomi provinsi-provinsi di Serbia. Pada tahun 1987, Slobodan Milošević mengambil alih kepemimpinan di Serbia dan melalui serangkaian gerakan yang didukung khalayak ramai, berhasil secara de facto menguasai Kosovo, Vojvodina dan Montengro. Kebijakannya yang menggalakkan persatuan pun mendapat dukungan dari kalangan etnis Serbia. Akan tetapi, Milošević mendapat bantahan dari pemimpin-pemimpin partai di Slovenia dan Kroasia yang mendukung perluasan asas demokrasi seiring dengan melemahnya paham komunis di Eropa Timur. Pada akhirnya, Yugoslavia yang merupakan perkumpulan negara-negara berpaham komunis pun bubar pada tahun 1990.

Pembubaran Yugoslavia disebabkan oleh serentetan gejolak dan konflik politik pada awal tahun 1990-an. Mengikuti krisis politik pada tahun 1980-an, republik anggota dari Republik Federal Sosialis Yugoslavia terpecah belah, tetapi masalah-masalah yang tak tertangani mengakibatkan perang antaretnis Yugoslavia yang sengit. Perang ini memberi dampak terutama kepada Bosnia dan Kroasia

Pada tahun 1990, partai komunis dikalahkan oleh partai-partai nasionalis dalam pemilihan umum multi-partai pertama yang diselenggarakan di seluruh negara, kecuali Serbia dan Montenegro, di mana Milošević dan sekutu-sekutunya memenangkan pemilihan umum. Hasutan nasionalis yang bersumber dari berbagai arah pun semakin memanas.

Pada tahun 1991, satu demi satu republik anggota memproklamasikan kemerdekaan, kecuali Serbia dan Montengero, tetapi masalah status etnis minoritas Serbia yang berada di luar Serbia tetap tidak terselesaikan. Setelah segelintir peristiwa bentrokan antaretnis, Perang Yugoslavia pun meletus, pertama-tama di Kroasia, yang kemudian merambat dan berdampak paling parah di Bosnia dan Herzegovina. Perang Yugoslavia di Bosnia dan Herzegovina yang multi-etnis meninggalkan jejak berupa krisis politik dan ekonomi yang berkepanjangan.

Pada 25 Juni 1991, Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan. Tentara Federal (terutama beranggotakan orang Serbia) mengintervensi. Akan tetapi perang di Slovenia hanya berlangsung 7 hari karena penduduk di sana nyaris homogen sehingga tidak ada kepentingan warga Serbia yang terancam. Dibandingkan dengan Slovenia yang memiliki penduduk homogen, perang di Kroasia berlangsung sengit dan lama serta kejam karena ingatan sejarah Perang Dunia II maupun besarnya komunitas Serbia di wilayah tersebut. Ketika Republik Makedonia, negara bagian termiskin, memerdekakan diri pada tanggal 8 September, Tentara Federal diam saja.

Pada tahun 1992, penduduk Muslim Bosnia dan Kroasia di Bosnia-Herzegovina memilih untuk merdeka dan mendeklarasikan negara Bosnia-Herzegovina. Penduduk Serbia Bosnia menolak hasil tersebut dan berusaha membentuk negara terpisah dengan bantuan Tentara Federal Yugoslavia, yaitu Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina yang kemudian menjadi Republik Srpska.

Permasalahan etnis yang muncul setelah tahun 1980 ini merupakan pertanda akan kurangnya rasa nasionalisme sebagai bangsa Yugoslavia dari masyarakatnya. Setiap etnis dari republik bagian Yugoslavia, telah lebih dahulu memiliki kesadaran etnis masing-masing dibandingkan kesadaran nasional sebagai bangsa Yugoslavia. Proporsi dari penduduk yang lebih mengidentifikasi diri sebagai bangsa Yugoslavia daripada identitas etnis masing-masing hanya sekitar 5.4 % dalam sensus tahun 1981.15 Semua ini menandakan bahwa membangun bangsa yang melintas paham-paham sempit dan fanatik hanya dapat dilakukan oleh pemimpin yang sungguh-sungguh berwawasan nasional sehingga mampu menyatukan tujuan sebagai suatu bangsa yang utuh.

Perselisihan antara Kroasia dan Slovenia dengan pemerintah federal akibat krisis ekonomi berujung pada tuntutan kelonggaran dalam pemerintahan oleh dua republik tersebut. Bagi Kroasia dan Slovenia tentu tidak menjadi masalah ketika harus membangun pemerintahan tanpa ada campur tangan pemerintahan federal. Bahkan keduanya merasa akan bernasib lebih baik jika terlepas dari federasi, meskipun hal itu tidak sepenuhnya benar. Kekhawatiran justru muncul pada pemerintah federal karena akan kehilangan cukup besar dari pendapatan yang semula diperoleh dari Kroasia dan Slovenia. Perselisihan antara Kroasia dan Slovenia dengan pemerintah pusat mengenai tuntutan status kemerdekaan dua republik tersebut semakin sulit diatasi. Prahara ini mengindikasikan, krisis politik akan timbul seiring terjadinya krisis ekonomi dalam suatu Negara

Negara-negara komunis di eropa Timur umumnya memiliki pola pikir yang sama dalam hal merebut atau memenangkan kekuasaan. Pola umum tersebut ternyata juga berlaku untuk keruntuhan rezim komunis di Eropa Timur. Konsep glasnost yang bertolak belakang dengan prinsip utama komunis telah membuka jalan bagi masuknya perkembangan dan informasi dari luar. Bangsa-bangsa Eropa Timur mulai memahami bahwa ideologi komunis adalah ideologi yang rapuh dan tidak mampu memberi kepuasan. Hal ini memicu terjadinya krisis umum komunisme. Krisis umum komunisme ini ditandai dengan terus-menerus membelotnya negara-negara baru dari model yang dipengeruhi oleh Uni Soviet, melemahnya posisi negera-negara tersebut dalam persaingan ekonomi dengan demokrasi-demokrasi usaha bebas yang telah maju, terjadinya monopoli partai, dan disintegrasi blok Soviet. Secara kumulatif, faktor-faktor operasional, institusional, dan filosofis ini memberikan sumbangan kebijakan-kebijakan yang akhirnya tidak hanya mengakibatkan krisis umum komunisme, tetapi juga menyebabkan tumbuhnya ketidakastian terhadap hari depannya.31 Ketidakpastian yang telah membawa kehancuran Yugoslavia hingga namanya pun tak ada lagi.

Sekali lagi, perang di Bosnia-Herzegovina berlangsung sengit dan kejam antara tahun 1992 hingga 1995. Pada perang ini terjadi genosida oleh tentara Republika Srpska terhadap 8.000 pria dan 30.000 sipil kaum muslim bosnia. Dari enam negara bagian, hanya Serbia dan Montenegro yang tertinggal, yang kemudian membentuk Republik Federal Yugoslavia pada tanggal 28 April 1992. Namun ini tidak bertahan lama. Pada tahun 2003, Republik Federal Yugoslavia dibentuk ulang, sehingga menjadi Uni Negara Serbia dan Montenegro. Dengan ini, berakhirlah perjalanan panjang negara Yugoslavia. Dalam perjalanannya, Yugoslavia pernah berbentuk kerajaan dan republik. Negara ini beribu kota di Beograd.

Dampak keruntuhan Keruntuhan Yugoslavia memberikan dampak yang besar bagi tatanan kehidupan sosial, politik dan ekonomi masyarakat internasional. Berikut dampak keruntuhan Yugoslavia:

1.        Munculnya negara-negara baru di kawasan Eropa Timur

2.        Terjadinya krisis sosial di kawasan Semenanjung Balkan

3.        Munculnya genosida terhadap kaum muslim Bosnia oleh bangsa Serbia

4.        Terancamnya perdamaian dunia pasca Perang Dingin Baca berikutnya

 

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembubaran_Yugoslavia

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/01/141107069/sejarah-runtuhnya-yugoslavia.

https://blog.ruangguru.com/peristiwa-kontemporer-dunia-berpisahnya-negara-negara-yugoslavia

https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/sejarah-kontemporer-dunia-runtuhnya-yugoslavia-6660/

https://eprints.uny.ac.id/21749/3/4.BAB%20II%20.pdf

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

Peristiwa Kontemporer Dunia (Perpecahan Uni Sovyet)

LATIHAN SOAL SEJARAH INDONESIA