Pembelajaran Talks Show
Pembelajaran Talks Show dalam sejarah
Pembelajaran pada hakikatnya adalah sebuah proses pembinaan karakter intelektual dalam diri seseorang untuk menjadi lebih baik. Proses pembelajaran ada 3 muatan pokok yg memberikan warna dalam sebuah pembinaan diri mulai dari sisi pengetahuan,ketrampilan dan sikap. 3 elemen dasar ini harus ada dan bagian dasar pola pembinaan pembelajaran.
Belajar itu adalah proses sosialisasi diri dan pribadi untuk menjadi terampil, menjadi bijak, menjadi karakter mumpuni bagi kehidupannya. Sehingga proses pembelajaran merupakan sinergi dalam membentuk karakter diri dengan pelibatan semua unsur pendukung.
Kegiatan Belajar mengajar bukan hanya 1 arah dari guru semata. Tapi harus dua arah melibatkan baik dari guru maupun siswa. Model pembelajaran yg disajikan begitu banyak tinggal bagaimana mampu menerapkan. Dan model pembelajaran tinggal sarana saja untuk menumbuhkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. Pada sisi menumbuhkembangkan karakter dan potensi peserta didik.
Dalam pembelajaran juga bisa menghadirkan pembelajaran diskusi dengan model seperti yg ada di dalam televisi,radio dan lainnya yg disebut dengan talks show. Model ini bisa dijadikan acuan dalam pembelajaran di kelas karena ada pelibatan siswa dalam mengembangkan narasi dan gagasannya.
Gelar wicara atau tayang bincang (bahasa Inggris: talk show; chat show) adalah suatu jenis acara televisi atau radio yang berupa perbincangan atau diskusi seorang atau sekelompok orang "tamu" tentang suatu topik tertentu (atau beragam topik) dengan dipandu oleh pemandu gelar wicara. Tamu dalam suatu gelar wicara biasanya terdiri dari orang-orang yang telah mempelajari atau memiliki pengalaman luas yang terkait dengan isu yang sedang diperbincangkan. Suatu gelar wicara bisa dibawakan dengan gaya formal maupun santai dan kadang dapat menerima telepon berupa pertanyaan atau tanggapan dari pemirsa atau orang di luar studio.
Dalam pembelajaran model ini awalnya dibentuk kelompok 6 orang setiap kelompoknya bisa juga kurang tergantung dari jumlah siswa yg terdapat dalam kelas. Setelah setiap kelompok berkumpul serta berdiskusi menentukan peran dari masing-masing peserta didik. Peran itu antara lain ada yg menjadi presenter, narasumber serta peran lain agar kegiatan pembelajaran itu menarik.
Guru di sini kemudian memberikan materi yg bisa dikembangkan sesuai dengan Kompetensi Dasar yg ada dalam silabus. Guru memberikan ulasan dan arahan dalam membuat narasi dalam pembalajaran talks show. Guru pun menilai sesuai dengan subyek dan obyek materi yg disajikan.
Gambaran pembelajaran talks show siswa diharapkan dapat mengembangkan karakter dan kepercayaan diri mereka. Karena setiap siswa ada peran yg dimainkan dalam proses pembelajaran tersebut. Di dalamnya terselip elaborasi,critical thinking,stimulus,komunikasi. Pembelajaran talks show bisa dijadikan sebagai pembelajaran abad 21. Sistem pembelajaran abad 21 merupakan suatu pembelajaran di mana kurikulum yang dikembangkan menuntut sekolah mengubah pendekatan pembelajaran. Yakni yang berpusat pada pendidik (teacher centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peseta didik (student centered learning).
Siswa sebagai pusat belajar (student centered) merupakan harapan dan tujuan dari pembelajaran abad 21 agar siswa kreatif, berfikir kritis, bekerja sama, dan menjalin komunikasi yang baik antar sesama teman dan juga guru. Sehingga siswa ketika lulus atau terjun ke lapangan mempunyai karakter dan keterampilan serta wawasan yang baik.
Pembelajaran abad 21 dengan model taks show dalam pembelajaran mampu memberikan warna terhadap siswa menelaah materi yg di dapat dan diberikannya. Bahkan mereka bisa memcontoh ketika dia menjadi narasumber, menjadi moderator atau host, atau peran kameramen. Di sini mereka dihadapkan untuk tampil yg maksimal sesuau dengan mereka.
Disinilah pembelajaran sejarah yg penuh dengan warna sesuai dengan kondisi zaman yg kerap mewarnai kehidupan peserta didik. Mereka bisa mewarnai dan diwarnai terhadap proses dialektika kehidupan zamannya. Peserta didik menjadi dirinya sendiri untuk tampil dan bermain peran dengan mencontoh tokoh. Praktik baik penbelajaran bagian siswa menjadi kreatif dengan narasi gagasan yg dikembangkan
SMAN 25 JAKARTA, 11 Maret 2020
Komentar
Posting Komentar