Belajar Membuat Narasi


Sengaja aku membuat catatan sepenggal perjalanan hidup yang kita jalani. Catatan yang penuh warna dan dinamika tersimpan rapi dalam ingatan kita. Catatan itu suatu saat akan menjadi fakta sejarah. Mungkin Fakta sejarah akan di catat oleh para sejarawan.

Ketika masa belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh banyak muatan yang perlu kita tranformasikan secara bersama-sama tentang belajar jarak jauh.  Belajar pada masa pandemi yang kita pahami adalah daring saja. Padahal ada yang namanya luring. Daring yang kita pahami menggunakan g meet, zoom, webex dan sejenisnya. Padahal daring itu menunjukkan suatu jenis pembelajaran yang secara langsung dan tidak langsung. Daring secara langsung menggunakan zoom, g meet dan sejenisnya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan g clasroom, microsoft teams dan sejenisnya. Kalo dipadukan jadilah yang namanya blanded learning. Sedangkan luring menggunakan media tv, radio.

Jujur saya baru mulai memahami konsep pembelajaran itu. Sehingga menguatkan untuk membangun konsep learning manajemen system menggunakan g clasroom. Kenapa karena siswa bisa lebih banyak mengakses tugas dll dalam google clasroom atau modle.Di sini pola pembelajaran pembiasaan diri untuk bagaimana siswa belajar berliterasi sehingga pada akhirnya membangun narasi. Ketika suatu analisis PISA  bahwa tingkat literasi masih rendah maka ada kesempatan memperbaiki dengan cara menggunakan LMS. Apalagi mau ada assesmen AKM.

Saya senang bisa mengaplikasi konsep LMS melalui Google Clasroom karena semua tersistem dan terpola. Kita pun bisa berkolaborasi menggunakan media lainnya ada pedlet, ada g form dll. 

Yang belum saya berkolaborasi dengan mata pelajaran lain padahal itu sangat dimungkinkan. Itu pun lebih memberikan warna tersendiri untuk pembelajaran masa BDR. Apalagi ada model pembelajaran STEAM kolaboratif dari berbagai bidang mata pelajaran masuk terutama matematika, sains, dan seni serta mapel lain.

Belajar Dari rumah perlu kepedulian dari orang tua sebenarnya. Orang Tua menjadi guru terdepan pada masa pandemi saat ini. Sedangkan guru cuma bisa menjadi fasilitator dengan media daring. Maka aktifitas belajar pun perlu disederhanakan menggunakan alat dan aplikasi yang ada. 

Kalo kita lihat ragam aplikasi mode pembelajaran di play store itu luar biasa. Kita tinggal menggunakannya. Dari yang gratis hingga berbayar, dari yang sulit hingga yang mudah. Tinggal kita memanfaatkannya asalkan handphone dan paket internet tersedia. Itu yg penting kalo kita tidak punya komputer pakai laptop. Kalo tidak ada lagi pakai hp asalkan ada paket internet didukung sinyal yang memadai.

Paling penting kita belajar untuk memperbaiki diri dan berinovasi dengan kreatifitas. Dalam pembelajaran abad 21 ada yg namanya 4c yaitu crithical thingking,colaboratif,creatif dan communikatif. Sudahkah kita menggunakannya unsur semua itu dalam pembelajaran. Jawabnya ada di dalam diri kita masing-masing. Maka jangan kita menjustifikasi kalau kita sendiri belum menggunakannya. Atau kita sendiri belum pernah belajar semua itu. Dan harus kita pahami semua itu akan kembali ke dalam pemahaman literasi kita. Seperti saya masih lemah dalam literasi sehingga perlu belajar.

Ya belajar dari rumah yang kulakukan hari ini dengan google clasroom berpadu dengan pedlet. Di dalam media itu sudah ada materi tinggal mereka baca kemudian mereka mengerjakan tugas. Media yg mereka buat adalah podcast yg saat ini sedang memiliki warna.

Berganti warna pola penugasan cuma sekelumit cara untuk memberikan warna ketrampilan 4c untuk siswa ku. Walaupun banyak kesalahan karena memang saya sebagai seorang guru seorang yang afkir nggak bisa apa-apa. Banyak kurangnya daripada lebihnya, banyak cacat dimuka orang lain. Karena saya orang kampung dan miskin ilmu sehingga yang asa dalam.diri saya untuk berusaha dan berkreatifitas.

Menjadi manusia pembelajar itulah harapan ku dan tujuan ku. Belajar memperbaiki literasi dalam membingkai narasi. Tetap jadi lilin di kegelapan dan obor penerang membuka jendela dunia dengan literasi. Biarkan orang berkata aku bodoh dan nggak bisa membuat rencana di sebuah kertas. Aku punya prinsip ingin belajar dan terserah kata orang. Aku sudah dikatakan tak peduli yang penting aku sudah banyak berbuat untuk menjadi obor dan lilin untuk kebaikan orang lain.

Kenapa aku tulis karena aku belajar dari cerita orang tadi di bus transjakarta. Aku belajar dari kehidupan sekeliling orang lain. Belajar memandang untuk menggunakan pola pikir orang lain sesekali bukan pola pikir sendiri. Belajar pola pikir agar bisa bernarasi. Belajar mendengar, belajar mendengar, belajar mendengar. 


Ciracas 21 oktober 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

Peristiwa Kontemporer Dunia (Perpecahan Uni Sovyet)

LATIHAN SOAL SEJARAH INDONESIA