Corat Corer Tentang Hidup
Corat coret hidup
Panas terik matahari membuat tubuh terasa gerah dan keringat menetes di tubuh ini. Perjalanan hidup pasti tak kan pernah berhenti dengan terik nya matahari ataupun ketika hujan badai sekalipun kehidupan pasti bergerak dan berdinamika. Dinamika hidup membawa perubahan sikap dan tutur kata dalam berucap.
Kita terkadang berada dalam roda yang paling atas, terkadang ada ditengah bahkan pernah di bawah. Itulah warna hidup bak roda pedati yang terus menggelinding berjalan ditarik oleh kuda menyusuri hari diterik matahari. Ketika dia bersyukur pasti akan ditambah nikmat Oleh Allah, ketika dia kufur pasti nikmat berkurang. Itulah janji Allah dalam narasi teks Alquran yang kita yakini.
Terkadang kita tak sabar dalam menanti nikmat Allah, kita tak yakin dengan kebesaran kekuasaan Allah SWT. Kita masih berprasangka dengan apa yang sudah diberikan Oleh Nya. Dengan prasangka itu maka ada nikmat yang pasti kita ingkari. Prasangka yang dibangun dalam diri kita terhadap pola hidup yang telah tertata maka akan hancur seketika. Prasangka timbul karena ego yang dimunculkan dengan rasa tak sadar disertai dengan ucapan yang tak masuk akal. Itu biasanya yang terjadi dalam kehidupan kita. Maka Nabi pun mengatakan Jauhilah prasangka buruk yang akan mengantarkan kehancuran.
Hidup adalah bagai sebuah fragmen atau drama yang tiap.bagiannya memiliki nilai tersendiri. Fragmen atau drama itu ada yang mengatur yaitu sang sutradara. Dia yang mengatur lakon dan dialog agar suasana seni dapat tercipta. Sehingga penonton pun akan suka dengan drama yang ada
Oleh karena itu ada rasa suka dan tidak suka, ada rasa senang dan tidak senang. Rasa adalah nilai yang dimiliki oleh orang lain tertanam dalam ide yang ada dalam logika pikirannya. Ide bagian dari proses narasi berfikir dari pengembangam literasi yang didapatkan. Literasi merupan ruang dimana setiap orang mendapatkan pengetahuan. Pengembangan literasi bukannya hanya baca tulis tapi dia sudah menjadi bagian sains, numerasi, finansial,budaya dan digital.
Oleh karena itu kita tak boleh berhenti untuk berkreatifitas dan berinovasi. Penemuan baru perlu dimunculkan ketika kita senang dengan literasi. Tapi persoalannya literasi kita tidak tuntas dalam memahami teks pada akhirnya timbul perdebatan pembenaran. Ada diksi pembeda dan narasi yang dibangunnya. Terkadang ada yang menutup narasi itu kalau pembeda menjadi perbedaan konsep. Menutup narasi diskusi menghentikan proses komunikasi.
Setiap saat kita selalu berdinamika, berputar dan berproses. Panas terik matahari berganti menjadi hujan bagian dari warna kehidupan kita. Itulah potret dari wajah hidup kita yang berbeda setiap waktu. Dibatasi oleh ruang atau tempat dimana dia berpijak. Maka buatlah narasi hidup kita sesuai dengan narasi yang digariskan Allah melalui narasi teks FirmanNya. Karena kita yang membuat sejarah itu tapi mungkin oranglain yang membuat narasi tentang perjalanan hidup kita. Kita sudah tak tuntas berliterasi, segera perbaiki diri untuk menuntaskan literasi kita. Di situ jendela ilmu pengetahuan bersemayam dan terpatri dalam jiwa dan ide.
Ciracas 4 oktober 2020
Komentar
Posting Komentar