Celoteh Di teras rumah

 Celoteh Di teras Rumah


Dua hari kemarin dan hari hujan ini membasahi bumi tempat kami berbijak. Dari suasana panas dipagi hingga menjelang tengah hari berganti menjadi suasana yang sejuk berawan kemudian berganti hujan intensitas ringan sampai sedang.

Suasana pun berganti ketika hujan yang biasanya ramai bermain anak bermain dilapang depan rumah mendadak menjadi sepi. Mereka pada umumnya dirumah masing-masing. Suara kicau burung di tetangga sebelah membuat suasana syahdu. Kalau suasana seperti ini ada rasa rindu dengan kampung halaman di Jawa Tengah yang sudah sekian lama tak ke sana.

Kerinduan akan kampung halaman walaupun terlahir sebagai anak kota metropolitan Jakarta. Merasakan suasana sejuknya kampung halaman berbeda cerita. Bahwa kita boleh terlahir di kota metropolitan tapi kita adalah anak kampung.

Dengn demikian Menandakan diri kita tau adab dan kita tau etika serta etiket bahwa kita orang kampung. Orang kampung yang punya unggah ungguh walaupun terakhir sebagai anak metropolitan. Tak ada yang pantas disombongkan, tak ada yang pantas di banggakan. Membangun persepsi diri jangan memakai logika kita setiap waktu,tapi pakailah logika orang lain.Karena semua yang ada adalah semu tak ada yang sempurna dan semua adalah relatif dalam dialektika pemikiran manusia.

Seandainya ketika kita berfikir saya orang kampung pasti bangunan kesadaran akan terpatri dalam hidup. Di kampung hidup penuh kesederhaan tak ada yang dapat ditonjolkan. Ketika perasaan sederhana itu kita bawa maka kita akan berhati-hati dalam hidup. Apalagi ketika menjadi pemimpin naruli kesederhanaan itu harus muncul. Karena ibarat mobil atau kapal atau pesawat dialah yang memegang kendali jalannya kapal itu. Maka ketika menjadi seorang pemimpin banyak mendengar bukan banyak bicara dan sombong. Karena pemimpin bukan praktisi tapi dia leader panutan atau kapten kapal yang segala ucapannya menjadi referensi tindakan anak buah kapalnya.

Hujan tak lama tapi berganti dengan suara gemuruh petir dari atas awan. Suasana mendung berawan sedikit gerimis. Membuat rasa rindu kampung halaman terobati. Rindu kampung halaman dengan ukuran 2 meter dan ketika pulang nanti tak ada yang dibawa kecuali hanya selembar kain kaffan. Tak ada orang yang berpangkat dalam pandangan Tuhan semuanya sama memakai kain kaffan ketika pulang. Di kuburkan dengan cara yang sama menurut keyakinan agama di anutnya. Selembar kain kaffan dengan amalan-amalan baiknya yang akan dibawa ke dalam kubur.

Dalam syariat Islam ketika Hujan ada doa yang dipanjatkan yaitu allahumma soyyiban nafi'an. Inilah yang Nabi Muhammad SAW ajarkan kepada Umat Nya. Maka ketika hujan merupakan bagian waktu yang paling mustajab kita berdoa kepada Allah SWT. 

Maka ketika hujan biasakan kita berdoa yang baik meminta petunjuk yang baik kepada pemilik alam raya. Walaupun ada sedikit genangan air yang masuk rumah itu bagian refleksi diri ternyata hidup kita perlu waspada.

Hidup ini sangat singkat tapi perlu ada mawas diri di dalamnya. Kita hanya mengingat sebagai orang kampung ketika menjabat ingat dan ingat begitu juga jadi bawahan ingat juga kita ini orang kampung. Ada tupoksi yang dijalankan ada waktu yang dikerjakan. Ada kesepakatan yang harus dijalankan. Orang kampung punya batas dan punya aturan yang dipegang berupa aturan nilai dan norma. Ketika ada orang kampung melanggar nilai dan norma pasti akan terusir dari kampungnya. Orang kampung punya kebiasaan atau adat yang sudah disepakati dan tak mudah dirubah oleh aturan pendatang. Berbeda dengan orang kota terkadang aturan dapat berubah karena sifat individual. Terkadang dia mau berpindah posisi jabatan karena dalil SK. Dalam masyarakat kota yang bermain alat matrial yang dibukukan berupa UU.

Hujan akan menguji sesungguhnya kita sebagai orang kampung  atau kita sebagai orang kota. Identitas itu akan muncul dan selalu muncul bagian dari peradaban kehidupan manusia. Hujan bisa menjadi ujian dan bencana jika kita lupa. darimana kita berasal.


Wallahua a'lam

Ciracas Teras rumah 17 Oktober 2020

Panggil Aku IC...alm Datuk Yumetra Fidel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ