Catatan Sore Di Sudut Ciracas
Catatan Sore Di sudut Ciracas
Ketika pagi ku berjalan menyusuri aspal pergi mendaftar untuk imunisasi sang buah hati yang berusia 10 bulan. Sore kita melangkah berjalan menyusuri jalan menuju klinik melakukan proses imunisasi di sebuah klinik di dekat jalan raya ciracas jakarta timur. Tentunya kami pergi ke klinik menggunakan masker dan taat terhadap protokol kesehatan.
Setiba di klinik tidak mengantri terlalu lama. Kami masuk untuk melalukan proses imunisasi kepada ananda yang berusia 10 bulan. Mulailah kami masuk dan diproses ananda Arumi oleh Bidan dan Suster yang bertugas. Pertama kali ditimbang berat badan, di ukur suhu tubuh, dan barulah diberikan vaksin campak. Menurut Bidan vaksin campak terakhir ketika usia 0-10 bulan. Nti ada lagi ketika usia 1,5 tahun dan seterusnya pemberian imunisasi vaksin campak ulang dan imunisasi ulang DPT menurut buku pink. SOP imunisasi yang sesuai disusun oleh pemerintah melalaui departemen kesehatan.
Sebenarnya ketika ananda setelah lahir sudah diberikan vaksin dgn menjulurkan jari telunjuk masuk ke dalam mulut bayi sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW. Kemudian dikumandangkan azan dan iqamat dalam rangka membangun identitas keimanan sang bayi. Semuanya sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW.
Imunisasi diberikan agar si bayi imunnya kuat terhadap penyakit campak, bcg atau polio. Ketiga penyakit inilah yang menurut sejarahnya banyak terjangkit di Indonesia sejak masa kolonial hingga saat ini. Pemberian vaksin imunisasi adalah bagian ikhtiar untuk memberikan kekebalan tubuh kepada ananda agar sehat tumbuh dewasa menjadi anak yang sholehah. Proses hidup sehat selain dari imunisasi juga pemberian asupan makanan tambahan sesuai petunjuk dari departemen kesehatan. Dan resiko mengurangi penyakit yang akan dapat menyebabkan peningkatan penyakit lainnya. Manusia bisa berikhtiar tapi Allah SWT yang menentukan karena kita adalah manusia yang beriman tunduk patuh dan taat kepada ajaranNya.
Setelah itu kami pulang suasana yang nampak sama dikala pagi hari tapi sedikit berbeda waktunya. Kalo pagi lalu lalang orang ada yang pulang kerja shift malam dan berangkat di shift pagi. Kalo sore mungkin kebalikannnya ada yang pulang kerja dan berangkat kerja untuk shift malam. Toko masih banyak yang buka, pedagang penjaja makanan pun juga bervariasi dari pagi hari. Begitulah keajegan warga tiap hari diseputaran jalan raya ciracas jakarta timur. Warna kehidupan yang terkadang menghiraukan berita dan keadaan yang ada. Berita resesi ekonomi bahkan berita politik seakan lalu lalang saja dalam kehidupan mereka. Toh pada intinya mereka tetap berikhtiar mencari rizki yang halal dan berkah. Walaupun obrolan di warung kopi pun terkadang mereka juga membahas politik dan ekonomi yang sedang hangat. Itulah dinamika kehidupan masyarakat terus berputar memikirkan untuk berbuat untuk keluarganya.
Sepenggal cerita sore di sebuah sudut ibukota dibelahan timur. Mencoba membuat narasi sederhana dalam gawai kehidupan di tengah pandemi covid 19
Komentar
Posting Komentar