Muhasabah diri

 Muhasabah


Sahabat mari kita memperbaiki diri yang terkadang banyak salah. Mulai dari salah ucap, salah sikap, yang mengakibatkan terjadinya konflik dalam hidup kita. Kita tidak tau ucapan mana yang membuat orang itu tersinggung dan kita juga tidak tau sikap mana yang membuat orang lain tersinggung.

Sahabat banyak waktu yang kita habiskan dengan penuh sia-sia dan tak ada kebermanfaatan. Kita hanya mengejar materi dan selembar kertas administrasi. Tapi kita tidak pernah berfikir  bagaimana untuk mengejar ketertinggalan kita. Kita lebih senang dengan kerja selembar point administrasi dan itu membuat kita bangga disebut sebagai praktisi atau akademisi.Dengan selembar administrasi Kita lupa dengan memperbanyak sujud kepada Ilahi Robbi. 

Sahabat pernah engkau membayangkan seandainya disisi kita ada teman yang sudah mendahului kepergian ke alam kubur . Dengan perginya salah seorang sahabat ke alam kubur sudahkah membuat refleksi perenungan diri kita. Merenung Belum sempat kita tengok saat sakit tapi yang maha kuasa berkehendak lain. Belum sempat kita minta maaf dia telah tertidur pulas dan tak akan lagi merasakan sakitnya. Dia telah pergi kawan yang ada cuma plang nama. Masih banyak mimpi yang ingin kita bangun. Saat ini Cuma cerita yang dituliskan dalam senyapnya hari. 

Sahabat kita lupa ada tradisi menengok kawan yang purna tugas. Mungkin saat ini kita sedang sibuk jadi lupa dengan itu. Lupa dulu kita pernah berjaya pada masanya. Hari ini kita tidak tau kabar mereka semua ini. Rekaman kehebatan mereka saat ini cuma plang nama bahwa mereka pernah ada dan pernah di tengah kita. Cerita plang nama setelah makan siang punya beta dan teman beta.

Sahabat kapan kita kembali kumpul makan bersama, bercanda bersama, bernyanyi bersama tanpa sekat tanpa beda. Sudahkah kita lupa dengan tradisi kita, guyup kita, kebersamaan kita. Ataukah kita memang sengaja melupakan karena ego dari kepala batu yang ada dalam benak kita telah menghancurkan perkawanan. 

Sahabat kita terbuai dengan selembar administrasi yang membakar emosi diri. Selembar adminiatrasi yang merasa angkuh dengan kepintaran yang kita miliki. Merasa angkuh dan paling pinter sehingga tak kuasa konflik menerkam budaya yang telah terbangun.

Sahabat mari kita merenung dan merenung kesalahan demi kesalahan yang kita buat membuat alam tak sehati dengan kita. Alam sudah membaca mana yang benar tulus dan mana yang tidak tulus. Alam banyak memberikan pelajaran hidup, tapi maukah kita belajar mengambil hikmah di dalamnya.

Sahabat mari kita sholat berjamaah di dalam nya penuh hikmah dan kebijakan. Kita rajut benang yang telah putus untuk disambung entah sampai kapan hanya Takdir Tuhan yang menentukan.

Sahabat masih ada waktu untuk memperbaiki bersama kembali. Biar alam kembali lestari dengan jiwa dan hati kita yang tenang. Buang rasa dendam, buang rasa emosi jiwa kita berangkat kembali ke dalam kondisi nol. Hari ini maaf telah kita ucap, dan maaf sebagai penyambung rasa tak boleh diingkari. 

Biarkan kita dulu saling mengejek, saling berburuk sangka. Kita tutup dan kita sudahi dengan maaf yang kita selalu ucapkan. Maaf bukanlah simbol belaka tapi maaf adalah kesadaran agar alam membersamai lehidupan kita. Kita datang dengan hati sombong ditengah perjalanan banyak badai, tutup badai itu dengan lembutnya hati saling menerima tunduk kepala kepada Allah SWT. 

Sahabat pernah kita berceloteh sesudah makan siang kalau besok akan hanya plang atau papan nama saja. Cerita itu saat ini tinggal papan nama kalo kita dulu pernah bersama. Dulu kita bersatu tapi karena ego hanya tinggal papan nama dan cuma bisa dikenang. Begitu juga dengan setiap kepergian hanya sebuah cerita kita pernah ada. Dalam sebuah bangunan besar tapi berisi pongahnya hati kita.

Sahabat kita persiapkan hari esok kita dengan ilmu, amal dan doa anak yang sholeh. Kita persiapkan kain kaffan agar kita tidak lupa dengan ucapan dan tingkah kita. Biarkan hari ini hati kita sunyi untuk bermuhasabah diri Biarkan kita meliburkan diri dari selembar administrasi. Biarkan hati kita berzikir bermunajat kepada Ilahi Robbi. Biarkan lisan dibasahi dengan sholawat nabi. Biarkan kita kembali ke Ilahi Robbi dengan perenungan. Salah mari kita bermuhasabah dan jangan bangga kepada administrasi. Bangga kalau kita mati dalam keadaan husnul khotimah  Insha Allah. 

Rindu dengan kebersamaan teman-teman yang telah saling mewarnai dalam diorama kehidupan. Teman yang purna tugas dan teman yang telah pergi ke hadirat Allah SWT. Sangat sulit untuk bertemu melepaskan lelah saling bersilaturahim. 

Sekarang cuma plang nama atau papan nama bertuliskan guru penjas,guru pkn, guru sejarah dll. 


Ciracas menjelang tengah malam        

23 oktober 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

Peristiwa Kontemporer Dunia (Perpecahan Uni Sovyet)

LATIHAN SOAL SEJARAH INDONESIA