NAMA : LION BRAVO JAMAICA
KELAS : X IPS 3
Judul: “Sejarah
Kebudayaan Indonesia 1”
Penulis: DR.R.SOEKMONO
Penerbit: KANISIUS
Penulis: DR.R.SOEKMONO
Penerbit: KANISIUS
Tahun Terbit: 1973
Tebal Buku: + 40 halaman
ISBN: 979-413-174-1
ISBN: 979-413-174-1
Sinopsis
Manusia
itu, dipandang dari sudut ilmu hayat, banyak sekali persamaannya dengan
binatang. Bahkan dalam ilmu itu manusia dimasukkan juga dalam golongan
binatang, ialah golongan mamalia atau binatang menyusui
Adapun
perbedaan yang utama dan yang pokok ialah bahwa manusia itu dikaruniai Tuhan
dengan kecerdasan otak atau akal. Dan akal inilah yang sesungguhnya secara
mutlak membedakan dari binatang, dan yang memberikan kemungkinan kepadanya
untuk menduduki tempat tertinggi diantara sesama makhluk (menjadi summo primat
atau primat yang tertinggi)
Segala
ciptaan manusia ini, yang sesungguhnya hanyalah hasil usahanya untuk mengubah
dan memberi bentuk serta susunan baru kepada pemberian Tuhan sesuai dengan
kebutuhan jasmani dan rokhaninya, itulah yang dinamakan kbudayaan. Maka pada
hakekatnya kebudayaan itu mempunyai dua segi, bagian yang tak dapat dilepaskan
hubungannya satu sama lain, yaitu:
- Segi kebendaan, yang meliputi segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya. Hasil ini dapat diraba
- Segi kerokhanian, terdiri atas alam pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun teratur. Kedudukan tak dapat diraba, hanya penjelmaannya saja dapat difahami dari keagamaan, kesenian, kemasyarakatan dsb.
Kebudayaan dan Masyarakat
Cara-cara
meneruskan kebudayaan demikian luasnya dimungkinkan oleh karena manusia
dikaruniai pula dengan kepandian berbicara. Bahsa adalah alaat perantara yang
terutama bagi manusia, alat yang tak ada pada binatang. Dengan adanya bahsa tak
usahlah manusia mengalami sendiri sesuatunya untuk dapat mengetahuinya dan
memahaminya. Cukuplah ia mendengar dari orang lain. Ditambah lagi dengan
pengalaman-pengalaman sendiri maka semakin luaslah pengetahuan yang mendjadi
milik amnusia itu. Tetapi kesanggupan menusia itu terbatas. Akhirnya tak
mungkinlah ia mendukung seluruh kepandaian yang menjadi milik bersama itu.
Hanya yang langsung mengenai dirinya sendiri sajalah yang menjadi miliknya
sungguh-sungguh. Yang lainnya tetap ada diluar kekuasannya.
Kekurangan
pada manusia seorang diri itu ditampung oleh masyarakat. Hal ini mungkin
olehkarena pada anggota masyaraakat itu tentu tidak sama minatnya, beralainan
kepentingannya, berbeda-beda kesanggupannya, meskipun masih tetap dalam
lingkungan bersama. Maka sesungguhnya, pendukung kebudayaan itu bukanlah
manusia seorang diri melainkan masyarakat seluruhnya.
Perkembangan Kebudayaan
Kekuatan
kebudayaan itu sebenranya terletak dalam kemampuannya untuk memasak dan
mengolah segala pengaruh yang mengenainya menjadi milik sendiri dengan tidak
mengacaukan sifat-sifat khusus yang menjadi pokoknya. Dengan demikian
perkembangannya tetap dapat sesuai dengan kebutuhan serta permintaan
masyarakatnya pada suatu waktu.
Sejarah Kebudayaan
Kalau
jaman prasejarah kita ambil sebagai satu jaman, maka jaman sejarah negeri kita
dapat dibagi menjadi 3 masa, yaitu jaman purba, jaman madya dan jaman baru.
Demikianlah maka sejarah kebudayaan indonesia seluruhnya dapat dibagi menjadi 4
masa, ialah:
- Jaman prasejarah, sejak adri permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 masehi
- Jaman purba, sejak dari datangnyaa pengaruh india pada abad-abad pertama tarikh masehi sampai lenyapnya kerajaan majapahit sekitar tahun 1500 M.
- Jaman madya, sejak dari datanganya agama pengaruh islam menjelang akhir jaman majapahit sampai akhir abad ke-19.
- Jaman baru (modern), sejak masuknya anasir-anasir barat dan tehnik modern pada kira-kira tahun 1900 sampai dewasa sekarang. Zaman dibagi dua yaitu:
A.
Jaman batu
Jaman batu dibagi atas:
1. Palaeolithikum
2. Mesolithikum
3. Neolithikum
B.
Jaman logam
1. Jaman tembaga
2. Jaman perunggu
3. Jaman besi
Tarikh Bumi
Ilmu pengetahuan dengan
penyelidikannya menghasilkan gambaran yang dalam pokoknya tidak berbeda dengan
ajaran agama, bahwa manusia pertama lahir di atas dunia setelah makhluk-makhluk
lainnya ada. Hal ini dapat diketahui dari sisa-sisa tumbuh-tumbuhan dan
binatang yang kesemuanya telah membantu dan terdapatkan dalam lapisan-lapisan
bumi. Sisa-sisa tersebut disebut dengan fosil, dan fosil-fosil yang
menjadi ciri khusus dari suatu lapisan bumi dinamkan leitfosilatau fosil
pandu.
Menurut ilmu falaq, yaitu ilmu yang
mempelajari bintang-bintang, maka dunia ini mula-mua berbentuk bola gas yang
sangat panas sekali dan berputar pada porosnya sendiri. Karena perputaran
terus-menerus itu maka gas tadi menjadi semakin padat lalu terjadilah kulit
bumi.kulit ini makin lama makin tebal dan akhirnya terbentuk dunia ini
kira-kira 250 ribu juta tahun yang lalu.
Menurut geologi, yaitu ilmu yang
mempelajari kulit bumi, maka waktu sejak terjadinya dunia sampai kini dapat
dibagi atas zaman-zaman sebagai berikut :
1. Archaekum, zaman yang tertua,
berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun. Kulit bumi masih panas sekali, tak ada
kehidupan sediti pun.
2. Palaeozoikum, zaman hidup tua.
Dalam zamanini berlangsung kira-kira 340 jut tahun, sudah ada kehidupan. Zaman
ini juga dinamakan zaman primer (zaman pertama)
3. Mesozoikum, zaman hidup
pertengahan, juga dsebut zaman sekunder, berlangsung kra-kira 140 juta
tahun. Jumlah ikan, amfibi, dan reptil semakin banyak, di zaman ini pula
hidupnya hewan berukuran sangat besar, seperti Atlantosaurus yang berukuran 30
meter.
4. Neozoikum atau kainozoikum,
zaman hidup baru, berlangsung sejak kira-kira 60 juta tahun yang lalu sampai
saat ini. Zaman ini dibagi lagi atas zaman-zaman berikut :
a. Tertiair
Pada zaman ini hewan menyusui mulai
ada, dan hewan-hewan berukuran besar perlahan mulai punah.
b. Quartair
Zaman ini adalah yang terpenting
bagi kita, karena sebagai pendapat umumtelah diterima bahwa waktu itu mulailah
ada manusia. Bukti-buktinya sudah cukup ditemukan untuk menetapkannya dengan
pasti.
Zaman ini
dimulai sejak 600.000 tahun yang lalu, dibagi lagi menjadi zaman diluviumatau
pleistocen dan alliviumatau holocen.
Zaman diluvium sendiri berlangsung
kira-kira 600.000 tahun. Oleh karena selama itu es dari kutub berkali-kali
meluas sehingga menutupi sebagian besar dari Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika
Utara, maka zaman ini disebut jug dengan zaman es. Kejadian ini
disebabkan karena ukuran panas di dunia tidak menetap. Jika panas turun, maka
es semakin membeku dan permukaan air laut menurun (zaman glacial).
Sebaliknya jika panas naik maka es-es yang ada mencair dan permukaan air laut
juga ikut naik (zaman interglacial).
Adapun zaman alluvium, yang dimulai
kira-kira 20.000 tahun yang lalu, hingga saat ini masih tetap berlangsung. Dari
zaman ini terdapatlah nenek moyang manusia dari umat yang hidup sekranag ini.
Malahan manusianya sudah sebangsa dengan kita yaitu dinamakan Homo Sapiens
atau manusia cerdas. Dan karena itu maka kebudayaan sebagai hasil ciptaan
manusia, mengalami perkembangan dan kemajuan yang luar biasa pesatnya.
Batas-batas
Prasejarah
Sebelum abad ke-5 ada juga sedikit keterangan tertulis dari
bangsa asing, terutama dari bangsa tionghoa, yunani dan india pula, yang
sedikit menyinggung negeri kita, tetapi oleh karena sangat tidak jelasnya, maka
sukarlah keterangan-keterangan itu memasukkan bangsa kita kedalam jaman
sejarah. Sesungguhnya berita-berita pertama dari dan tentang suatu bangsa itu
hanya sedikit sekali dan kurang lengkap. Tidak sekonyong-konyong lah suatu
bangsa itu meninggalkan jaman prasejarahnya. Hanya lamabat laun prasejarah itu berganti
menjadi sejarah, maka selamanya ada jaman peralihan yang mungkin berabad-abad
lamanya. Jaman peralihan ini dinamakan jaman proto sejarah.
Pembagian
Jaman Dalam Prasejarah
A.
Jaman batu
Jaman batu dibagi atas:
1. Palaeolithikum
2. Mesolithikum
3. Neolithikum
B.
Jaman logam
1. Jaman tembaga
2. Jaman perunggu
3. Jaman besi
II.
PALAEOLITHIKUM
Zaman batu adalah suatu periode ketika peralatan manusia
secara dominan terbuat dari batu walaupun ada pula alat-alat penunjang hidup
manusia yang terbuat dari kayu ataupun bambu. Namun alat-alat yang terbuat dari
kayu atau tulang tersebut tidak meninggalkan bekas sama sekali. Hal ini
disebabkan karena bahan-bahan tersebut tidak tahan lama. Dalam zaman ini
alat-alat yang dihasilkan masih sangat kasar (sederhana) karena hanya sekadar
memenuhi kebutuhan hidup saja. Zaman batu tua diperkirakan berlangsung
kira-kira 600.000 tahun yang lalu, yaitu selama masa pleistosen (diluvium).
Pada zaman paleolithikum ini, alat-alat yang mereka hasilkan masih sangat
kasar.
Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan
manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila
dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan
meramu makanan tingkat sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah
Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus dan Homo
Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo.
Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Kebudayaan Pacitan pada tahun
1935, Von Koenigswald menemukan alat-alat batu dan kapak genggam di daerah
Pacitan. Cara kerjanya digenggam dengan tangan. Kapak ini dikerjaan dengan cara
masih sangat kasar. Para ahli menyebut alat pada zaman Paleolithikum dengan
nama chopper. Alat ini ditemukan di Lapisan Trinil. Selain di Pacitan,
alat-alat dari zaman Paleplithikum ini temukan di daerah Progo dan Gombong
(Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Selatan).
A. CIRI-CIRI ZAMAN PALEOLITHIKUM
1. Jenis Manusia
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman
Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus
paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai
Bengawan Solo.
2. Kebudayaan
Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut
dapat dikelompokan menjadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di
daerah Pacitan. Kapak genggam itu berbentuk kapak tetapi tidak bertangkai.
Kapak ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan. Para ahli
menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak. Selain di Pacitan alat-alat
banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan
Lahat (Sumatera Utara)
b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang, flakes, alat penusuk dari
tanduk rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo. Selain
itu di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah.
Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi
Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon. Kebudayaan
Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan
tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang Pattae
(Sulawesi Selatan).
Zaman Paleolithikum ditandai dengan kebudayan manusia yang masih sangat
sederhana. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman Paleolithikum, yakni:
1.
Hidup berpindah-pindah (Nomaden)
2. Berburu (Food Gathering)
3. Menangkap ikan
A.
HASIL KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM
1. Kebudayaan Pebble (Pebble Culture)
Kjokkenmoddinger
(Sampah Dapur)
2.
Kebudayaan Flakes (Flakes Culture)
Abris
Sous Roche (Gua tempat tinggal)
3. KEBUDAYAAN BACSON-HOABINHNEOLITHIKUM
Ada
dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam
peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban
penghidupan food-gathering menjadi foodproducing. Pada saat orang sudah
mengenal bercocok tanam dan berternak. Pertanian yang mereka selenggarakan
mula-mula bersifat primitif dan hanya dilakukan di tanah-tanah kering saja.
Pohon-pohon dari beberapa bagian hutan di kelupak kulitnya dan kemudian
dibakar. Tanah-tanah yang baru dibuka untuk pertanian semacam itu untuk
beberapa kali berturut-turut ditanami dan sesudah itu ditinggalkan.
Orang-orang Indonesia zaman neolithikum membentuk masyarakat-masyarakat dengan
pondok-pondok mereka berbentuk persegi siku-siku dan didirikan atas tiang-tiang
kayu, dinding-dindingnya diberi hiasan dekoratif yang indah-indah, Walaupun
alat-alat mereka masih dibuat daripada batu, tetapi alat-alat itu dibuat dengan
halus, bahkan juga sudah dipoles pada kedua belah mukanya.
A. CARA HIDUP
Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahan besar, karena pada
zaman itu manusia mulai hidup berkelompok kemudian menetap dan tinggal bersama
dalam kampung. Berarti pembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segala
peraturan kerja sama. Pembagian kerja memungkinkan perkembangan berbagai macam
dan cara penghidupan di dalam ikatan kerjasama itu. Dapat dikatakan pada zaman
neolithikum itu terdapat dasar-dasar pertama untuk penghidupan manusia sebagai
manusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang.
B.
ALAT-ALAT ZAMAN NEOLITHIKUM
Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
1.
Pahat Segi Panjang
2. Kapak Persegi
3. Kapak Lonjong
4. Kapak Bahu
NDONESIA-AUSTRONESIA
Adapun pendukung dari kebudayaan kapak persegi itu ialah
bangsa austronesia, sedangkan pendukung kebudayaan kapak bahu adalah bangsa
austro-asia. Kedua golongan bangsa ini mula-mula merupakan bangsa austria.
Bangsa austronesia yang nantinya menurunkan
langsung bangsa indonesia, datang ke kepulauan kita kira-kira 2000 tahun
seb. M, dan bangsa austro-asia yang masih diwakili oleh bangsa-bangsa khmer di
indo-china, bangsa Mon di Brima dan Munda di India, datangnya do India
kira-kira 1500 tahun seb.M.
V.
JAMAN LOGAM
Pada zaman logam peralatan-peralatan yang digunakan manusia
terbuat dari logam. Zaman logam menurut perkembangannya dibedakan menjadi 3,
yaitu:
1.
Zaman perunggu
2.
Zaman tembaga
3.
Zaman besi
Disebut zaman perunggu karena pada zaman ini dihasilkan
perlatan kehidupan yang dibuat dari perunggu. Peralatan itu dibuat dengan 2
macam teknik. Ada yang dibuat dengan teknik cetak hilang (a cire perdue) dan
ada yang dibuat dengan cetak ulang (bivalve). Peralatan kehidupan yang dibuat
dari bahan perunggu ini meliputi: Nekara, Moko, Kapak corong, Arca perunggu,
Bejana perunggu dan Perhiasan perunggu.
a. Nekara
Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu.
Biasanya digunakan sebagai alat upacara untuk mengundang hujan. Nekara terbesar
ditemukan di Bali. Sekarang nekara tersebut disimpan di Pura Besakih. Nekara
ini disebut The Moon of Pejeng.
b. Moko
Moko merupakan genderang kecil terbuat dari perunggu.
Biasanya digunakan sebagai alat upacara keagamaan atau sebagai mas kawin.
c.
Kapak corong
Kapak corong disebut juga kapak sepatu. Kapak itu terdiri
dari berbagai ukuran. Ada yang bertangkai panjang, ada yang melengkung ke
dalam, dan ada yang cekung di pangkalnya.
d. Arca perunggu
Arca perunggu adalah arca yang terbuat dari perunggu.
Bentuknya beraneka ragam seperti bentuk orang atau binatang.
e. Bejana perunggu
Bejana perunggu mirip gitar Spanyol, tetapi tanpa tangkai.
Pola hiasannya menggunakan hiasan anyaman dan huruf J.
f. Perhiasan
Bentuk perhiasan ini berupa gelang tangan, gelang kaki,
cincin dan kalung. Sebagian besar perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur.
Zaman
tembaga
Indonesia tidak mengalami zaman tembaga. Hal ini dibuktikan
dengan tidak ditemukannya peninggalan-peninggalan benda tembaga purba di
Indonesia. Setelah zaman perunggu, bangsa Indonesia langsung memasuki zaman besi.
3.
Zaman besi
Kebudayaan besi banyak menghasilkan benda berupa peralatan
hidup dan senjata. Senjata-senjata yang dihasilkan pada zaman besi ini adalah
tombak, mata panah, cangkul, sabit dan mata bajak. Benda peninggalan zaman besi
ini diperkirakan cukup banyak, tetapi tidak banyak ditemukan, karena sifat
benda ini yang mudah berkarat. Banyaknya
benda peninggalan sejarah di atas menunjukkan bahwa nenek moyang kita sebagai
bangsa yang memiliki daya kreativitas tinggi.
Kebudayaan
Dongson
Kebudayaan Dongson merupakan kebudayaan perunggu yang ada di
Asia Tenggara. Daerah ini merupakan pusat kebudayaan perunggu di Asia Tenggara.
Di daerah ini ditemukan segala macam alat-alat perunggu, alat-alat dari besi
serta kuburan dari masa itu. Dongson adalah nama daerah di Tonkin, merupakan
tempat penyelidikan yang pertama.
Diperkirakan kebudayaan ini berlangsung pada tahun 1500 SM-500 SM. Bertempat di
kawasan Sungai Ma, Vietnam. Di daerah tersebut pada tahun 1920 ditemukan
alat-alat perunggu diperkirakan berkaitan dengan kebudayaan Yunan, sebelah
barat daya Cina, dan berbagai tempat di Indonesia. Meskipun benda-benda
perunggu telah ada sebelum tahun 500 SM terdiri atas kapak corong (corong
merupakan pangkal yang berongga untuk memasukkan tangkai atau pegangannya) dan
ujung tombak, sabit bercorong, ujung tombok bertangkai, mata panah, dan
benda-benda kecil lainnya.
Kelebihan Buku:
Buku Karya DR. Seokmono ini dilengkapi
dengan gambar-gambar yang menarik, sehingga mengantarkan pembaca untuk
mendalami hasil kebudayaan masyarakat Indonesia saat itu. Dengan membaca buku
ini dapatlah diketahui bahwa kebudayaan masyarakat Indonesia saat itu sangatlah
tinggi. Oleh sebab itu salah satu manfaat yang diharapkan setelah membaca buku
ini adalah menumbuhkan apresiasi dan menghargai hasil-hasil kebudayaan
Indonesia yang hampir punah akibat tangan-tangan manusia yang tak bertanggung
jawab..
Kekurangan Buku:
Meskipun judulnya seolah memberi kesan bahwa
buku ini bisa dimengerti dalam sekali perjalanan , tapi sebenarnya tidak
semudah itu. Buku ini merupakan buku filosofi yang perlu dibaca oleh orang
berpikiran terbuka dan perlu analisa lebih lanjut tentang apa yang dibaca.
Komentar
Posting Komentar