Kemerdekaan Indonesia
Nama : Nesya Alfionita
Kelas : XII IPS 1
TUGAS KOLABORATIF PPKN, SEJARAH INDONESIA, DAN
SEJARAH PEMINATAN KUNJUNGAN VIRTUAL MUSEUM NASKAH PROKLAMASI
Kemerdekaan Indonesia
1.
Latar
belakang
Indonesia resmi merdeka pada 17
Agustus 1945 melalui pembacaan teks proklamasi. Peristiwa kekalahan Jepang
menjadi berita yang baik untuk indonesia. Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah
bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang
mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari
kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau
“Dokuritsu Junbi Cosakai”, berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritu Junbi Inkai dalam bahasa
Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia.
Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom
atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah
kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia
untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan
Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250
km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.
Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada
tanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa
Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap
memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan
sebagai hadiah Jepang.
Kemudian saat Soekarno, Hatta dan
Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno
segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat
sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah
kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara
yang anti dan pro Jepang.
Namun para pemuda tidak setuju
dengan pendapat golongan tua, kemudian Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul
Saleh, Sukarni, dan Wikana berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka
tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Kemudian seteleh
berdiskusi pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka bersama Shodanco
Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno
(bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke
Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh
Jepang. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak
terpengaruh oleh Jepang.
Golongan muda, Wikana, dan golongan
tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo
menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka
diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka
menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad
Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru
memproklamasikan kemerdekaan.
Mengingat bahwa hotel Des Indes
tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran
Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya. Penyusunan teks Proklamasi
dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh
Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik.
Setelah konsep selesai disepakati,
Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang
diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann
Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada,
namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan
Timur 56 .
17 Agustus 1945, di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo,
Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan
pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks.
Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati,
dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat
itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada tanggal 18 Agustus 1945,
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan
dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik
Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45.
2.
Pembahasan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
memang sudah dilaksanakan namun permasalahan-permasalahan lain timbul
diberbagai bidang. Pada pasca kemerdekaan Republik Indonesia, kondisi negara
belum stabil. Banyak permasalahan yang belum diatasi. Bangsa Indonesia masih
terus berjuang dalam menghadapi agresi penjajah Belanda untuk yang kedua
kalinya ingin menguasai Indonesia.
Negara Republik Indonesia sudah sah
memiliki kemerdekaannya, baik secara de facto maupun de yure. Namun, jalannya
pemerintahan masih terbilang belum stabil. Pancasila sebagai dasar negara dan sistem
liberal atau demokrasi parlementer. Terdiri dari para menteri yang duduk dalam
kabinet, dipimpin oleh seorang menteri, dan bertanggung jawab kepada parlemen
atau DPR, bukan kepada presiden.
Presiden dalam kedudukannya tidak
bisa diganggu gugat, namun bisa dijatuhkan parlemen. Sebaliknya, sewaktu-waktu
parlemen juga bisa dibubarkan Presiden. Pasca proklamasi kemerdekaan, kondisi
dasar negara dan undang-undang negara dinyatakan masih bersifat sementara. Hal
tersebut mengingat pada saat dibuat dasar negara dan undang-undang dalam
kondisi tergesa-gesa dan secara cepat. Sehingga undang-undang dasar yang di
dalamnya terdapat Pancasila sebagai dasar negara dan berada dalam pembukaannya.
Selain itu, Undang-Undang Dasar dan Pancasila belum mendapatkan kesepakatan
yang sifatnya fundamental dan masih perlu pematangan agar memenuhi keinginan
segenap pihak dari berbagai unsur komponen bangsa yang terdiri dari masyarakat,
golongan, agama, dan politik. Permasalahan-permasalahan Indonesia pada pasca
kemerdekaan yaitu:
1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi
kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami kondisi yang cukup
terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengontrol mata
uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang
Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga
dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat
terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang sekaligus yaitu mata
uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang
pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu
menasionalisasikan de javasche bank, KLM, KPM, dan perkebunan –
perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar
negeri seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang berarti
dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor
impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan
defisitnya keuangan negara salah satunya adalah perang yang dilancarkan sekutu
dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengatasi
masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan februari
tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara
pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan
milik swasta asing.
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa
Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali mengalami perubahan dan
pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan pembenahan di dalam tubuh
pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki
bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang
dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk
presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara.
Kemudian rapat terus berlanjut
dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat perlengkapan
negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8
Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai
politik di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya
hambatan dan kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan
dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya
sesuai rencana dan cita-cita yang telah di canangkan.
3. Bidang sosial dan budaya
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak
terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada
khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam kehidupan
bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi
kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan
di dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah
masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau
penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945
segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia dan
semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama
dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia
yang telah dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan
adanya landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik beratkan
pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki
Hajar Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang
juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan.
3.
Peran
Bangsa Indonesia dalam Organisasi Regional dan Global
Peran Indonesia dalam organisasi
regional maupun organisasi global ini sudah dimulai sejak diproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia. Dalam organisasi regional Indonesia ikut berperan aktif
dalam berbagai macam organisasi seperti ASEAN
Indonesia menjadi salah satu negara
yang mempelopori berdirinya ASEAN. ASEAN merupakan organisasi regional yang
bergerak di bidang ekonomi dan geo-politik bagi negara-negara di kawasan Asia
Tenggara. Organisasi ini dibentuk berdasarkan “deklarasi Bangkok” pada 8
Agustus 1967 di Bangkok. Selain menjadi salah satu pendiri ASEAN
ASEAN (Association of Southeast
Asian Nations) merupakan sebuah organisasi regional negara-negara di kawasan
Asia Tenggara yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok Thailand.
ASEAN atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan Perbara (Perhimpunan
Bangsa-bangsa Asia Tenggara) sampai kini telah mempunyai 10 negara anggota
yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand,
Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam.
Berdirinya ASEAN dilatar belakangi
oleh beberapa persamaan yang dimiliki oleh negara-negara Asia Tenggara.
Persamaan-persamaan tersebut antara lain: 1. Persamaan geografis. 2. Persamaan
budaya. 3. Persamaan nasib, yaitu pernah dijajah oleh negara asing (kecuali
Thailand) 4. Persamaan kepentingan di berbagai bidang. Berdirinya ASEAN
ditandai dengan pertemuan lima menteri luar negeri negara-negara Asia Tenggara
yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina pada tanggal 5-8
Agustus 1967 di Bangkok, Thailand.
Selain itu Indonesia juga berperan
dalam : Indonesia mendapatkan kepercayaan untuk mengadakan Konferensi Tingkat
Tinggi ASEAN. KTT ASEAN ke-1 yang dilaksanakan di Bali pada 23 – 24 Februari
1976. Pada KTT ke-1 terdapat kesepaktan tentang pembentukan secretariat ASEAN
yang berpusat di Jakarta dengan Sekretaris Jenderal pertamanya yakni H. R.
Dharsono.
Indonesia juga menjadi tuan rumah
dari KTT ASEAN ke-9 yang dilaksanakan di Bali pada 7 – 8 Oktober 2003. Pada KTT
tersebut Indonesia mengusulkan pembentukan Asean Community yang mencakup bidang
sosial, ekonomi, budaya, dan keamanan. Indonesia kembali menjadi tuan rumah
dari KTT ASEAN ke-18. KTT tersebut dilaksanakan di Jakarta pada 4 – 8 Mei 2011.
Indonesia menjadi tuan rumah dari KTT ASEAN ke-19 yan dilaksanakan di Bali pada
17 – 19 November 2011. Pada KTT ini disepakati tentang kawasan bebas senjata
nuklir di Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ).
Indonesia sebagai negara anggota
ASEAN selalu berusaha menciptakan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
Misalnya, Indonesia menjadi penengah konflik antara Kamboja dan Vietnam pada
tahun 1987. Hingga akhirnya pada tahun 1991 dalam Konferensi Paris, kedua
negara yang berkonflik menyepakati perjanjian damai.
Dalam organisasi
global/internasional indonesia juga memliki peranan yang sangat penting. Peran
Indonesia dalam PBB, Indonesia menjadi anggota PBB ke-60 pada 28 September
1950. Indonesia secara resmi menjadi anggota sejarah berdirinya PBB kurang dari
setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda di Konferensi Meja Bundar.
Peran Indonesia dalam PBB diantaranya adalah:
a.
Indonesia
mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda (KONGA) ke wilayah-wilayah
konflik. Hal ini adalah bentuk kontribusi Indonesia di bawah naungan tujuan organisasi
PBB untuk menciptakan perdamaian dunia.
b.
Indonesia
memberikan bantuan pangan ke Ethiopia saat dilanda bahaya kelaparan pada tahun
1985. Bantuan pangan tersebut disampaikan saat peringatan Hari Ulang Tahun FAO
ke-40.
c.
Indonesia
terpilih sebanyak 3 kali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.
Indonesia terpilih pertama kalinya pada periode 1974-1975. Indonesia kemudian
terpilih kedua kalinya pada periode 1995-1996. Terakhir, Indonesia terpilih
kembali untuk ketiga kalinya pada periode 2007-2009.
d.
Indonesia
mencatat prestasi di International Law Commission (ILC) atau Komisi Hukum
Internasional PBB dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusuma Atmadja. Ia
terpilih sebagai anggota ILC untuk periode 1992 – 2001.
e.
Indonesia
kembali mencatat prestasi di ILC dengan terpilihnya Duta Besar Nugroho
Wisnumurti sebagai anggota ILC periode 2007 -2011. Ia terpilih setelah bersaing
dengan 10 kandidat lainnya dari Asia.
f.
Indonesia
dua kali terpilih sebagai anggota Dewan HAM. Pertama adalah saat Indonesia
terpilih menjadi salah satu anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota
PBB lainnya yang dipilih pada tahun 2006. Indonesia terpilih kembali pada
periode 2007 – 2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.
g.
Indonesia
selalu menempatkan Wakil Tetap RI di PBB semenjak aktif menjadi anggota PBB.
Indonesia juga berperan dalam
penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 3 Januari 1955 di
Bandung, dibentuklah sebuah panitia yang diketuai oleh Sanusi Hardjadinata,
seorang gubernur Jawa Barat. Dari 25 negara yang diundang, Federasi Afrika
Tengah menolak untuk hadir karena masih diserang oleh penjajah.
Konferensi Asia Afrika di Bandung
berlangsung pada tanggal 18–24 April 1955 dan dihadiri oleh 29 negara dengan 5
negara sebagai sponsor KAA. Agenda dalam Konferensi Asia Afrika ini antara lain
membicarakan kerjasama ekonomi, budaya, hak asasi manusia dan hak menentukan
nasib sendiri, masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, perdamaian dunia dan
kerjasama internasional, dan deklarasi tentang memajukan perdamaian dunia.
Konferensi ini menghasilkan Basic
Paper on Racial Discrimination, Basic Paper on Radio Activity dan
Declaration on the Promotion of World Peace and Co-operation. Dokumen Declaration
on the Promotion of World Peace and Co-operation inilah yang kemudian
dikenal sebagai Dasasila Bandung
Indonesia juga berperan dalam organisasi
APEC, (Asia Pacific Economic Cooperation) adalah forum kerja sama ekonomi yang
terdiri dari 22 negara anggota yang tersebar di seantero benua Asia dan wilayah
lingkar Samudera Pasifik. APEC berdiri pada bulan Januari 1989. Hingga kini
terdapat 21 ekonomi yang menjadi anggota negara APEC yang salah satunya adalah
Indonesia. Setiap anggota APEC disebut “Ekonomi” karena setiap anggota saling
berinteraksi sebagai entitas ekonomi dan bukan sebagai negara. Salah satu
perannya adalah Indonesia menjadi ketua dan tuan rumah KTT ke-21 APEC yang
bertemakan “Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth.” Selain
organisasi-organisasi diatas Indonesia memiliki peranan yang penting dalam
berbagai organisasi.
4. Sikap sebagai seorang pelajar
Proklamasi menjadi
pernyataan resmi tentang kemerdekaan dan terbebas dari belenggu penjajah.
Setelah berhasil menyatakan kemerdekaannya, Indonesia resmi menjadi negara yang
berdaulat. Indonesia bebas untuk menentukan nasib bangsa tanpa harus dibelenggu
para penjajah.
Perjuangan untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia merupakan perjuangan yang
sangat berat dan sangat berarti. Perjuangan pahlawan dan kegigihan perjuangan mereka dalam
mewujudkan hak kemerdekaan bangsa Indonesia dan kegigihan mereka dalam membela
hak kemerdekaan bangsa ini. Proklamasi sebagai
titik puncak perubahan dari akhir perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.
Kita mengerti betapa gigihnya bangsa
Indonesia berjuang melawan penjajah. Bangsa kita begitu berani menghadapi
berbagai risiko, apa pun bentuknya. Mereka rela dipenjarakan atau bahkan
dihukum mati, demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan. Keberanian para pendiri
negara patut kita teladani. Mereka berani
menempuh berbagai akibat apapun untuk mewujudkan kemerdekaan. Maka dari itu kita sebagai pelajar perlu untuk
mengetahui dan memahami maknanya. Makna Proklamasi
merupakan alat untuk mencapai tujuan negara dan cita-cita besar bangsa
Indonesia. Memiliki arti yang begitu dalam. Sikap
kita dalam rangka memahami makna tersebut adalah dengan tidak melupakan sejarah
negeri ini, menjadi pelajar yang dan berguna bagi bangsa dan negara dengan cara
belajar dengan giat dan menghargai perjuangan para pahlawan, serta
mempertahankan kemerdekaan dan membangun bangsa ini agar menjadi bangsa yang
benar-benar merdeka
5. Kesimpulan/Penutup
Dari pernyataan diatas
maka dapat kita simpulkan bahwa untuk memperjuangkan suatu negara yang merdeka
itu membutuhkan perjuangan. Dari sini dapat kita lihat dan kita ketahui bahwa
Indonesia merdeka bukanlah hasil pemberian dari Jepang melainkan dari
perjuangan bangsa Indonesia itu sendiri. Meskipun sudah merdeka Indonesia terus
mendapatkan berbagai masalah baik itu ari segi pemerintahan, ekonomi maupun
dari bangsa luar. Dengan diakuinya kedaulatan Indonesia maka Indonesia juga
bisa berperan aktif dalam organisai-organisasi baik regional maupun
Internasional tidak hanya menjadi anggota namun Indonesia juga memiliki peran
yang sangat penting dalam organisasi-organisasi tersebut. Kita harus menghargai
perrjuangan para pahlawan yang telah meperjuangkan kemerdekaan bangsa ini
dengan cara belajar dengan giat agar kita menjadi generasi penerus bangsa,
tidak melupakan sejarah bangsa dan dan ikut serta dalam memajukan bangsa ini.
Rujukan
https://tintasoekarno.wordpress.com/2015/03/28/halo-dunia/#:~:text=Pada%20tanggal%206%20Agustus%201945,tentara%20Jepang%20di%20seluruh%20dunia.&text=Momen%20ini%20pun%20dimanfaatkan%20oleh%20Indonesia%20untuk%20memproklamasikan%20kemerdekaannya.
https://docplayer.info/81676614-Peran-indonesia-dalam-organisasi-regional.html
https://sejarahlengkap.com/indonesia/peran-indonesia-dalam-organisasi-internasional
Komentar
Posting Komentar