Pergerakan Nasional

 Oleh : Nurul Habibah

A.   Pergerakan  Nasional

Pergerakan nasional adalah perjuangan yang dilakukan oleh organisasi secara modern ke arah perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia yang disebabkan ketidakpuasan terhadap keadaan masyarakat yang ada. Gerakan yang mereka jalankan memang tidak hanya terbatas untuk memperbaiki taraf hidup bangsa tetapi juga meliputi gerakan di berbagai sektor seperti sosial, ekonomi, pendidikan, keagamaan, kebudayaan, wanita, pemuda dll. Sedangkan nasional sendiri merupakan pergerakan-pergerakan yang mempunyai cita-cita nasional untuk mencapai kemerdekaan bagi  bangsanya yang masih terjajah. Pergerakan pada saat ini bersifat nasional dibandingkan dengan sifat pergerakan sebelumnya yang bercorak kedaerahan.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan pergerakan nasional tersebut.

1.      Fakor ekternal

Dimana bangsa-bangsa di Asia menghadapi imperialisme Barat. Hal ini mendorong bangkitnya nasionalisme Asia. Yaitu kemanangan Jepang dalam melawan Rusia tahun 1905 dan membuktikan bahwa Bangsa Timur dapat mengalahkan Bangsa Barat. Selain itu terdapat gerakan Turki Muda yang bertujuan mencari perbaikan nasib

2.      Faktor internal

Dimana terdapat rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan kesengsaraandari bangsa Indonesia terhadap penjajahan dan penindasan kolonial. [1]

B.     Pergerakan Nasional di Era Milenial Bidang Pendidikan

Pendidikan merupakan ujung tombak peradaban sebuah negara dalam menuntaskan segala problematika di masyarakat. Maju atau tidaknya sebuah negara, dapat dilihat dari pendidikan yang diterapkan di dalam negara tersebut terhadap pengaruhnya pada masyarakat. Pentingnya pendidikan dalam sebuah negara, menjadi prioritas utama demi tercapainya masyarakat yang berkeadaban dengan kompetensi ataupun kemampuan yang dimiliki tiap warga negara untuk turut aktif dalam pembangunan negara.

Generasi milenial (millennial generation) generasi yang lahir dalam rentang waktu awal tahun 1980 hingga tahun 2000 atau Gen-Y. Disebut generasi milenial karena generasi yang hidup di pergantian millennium. Bersamaan dengan masuknya teknologi digital ke segala sendi kehidupan. Teknologi digital yang telah menjadi kebutuhan dasar pada generasi ini. Pada generasi milenial, yaitu generasi yang sudah melek teknologi digital, dimana tiap informasi dengan mudah diakses lewat internet.

Perkembangan pendidikan di era milenial guru dituntut harus mahir terhadap kecanggihan teknologi yang ada pada saat ini. Karena metode pembelajaran sekarang ini sangat berbeda dengan zaman dahulu yang hanya cukup mengandalkan kapur dan papan tulis dalam proses belajar mengajar. Guru harus memiliki kemampuan dalam menggunakan alat-alat berupa elektornik, dan kecakapan perilaku dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi. Kemampuan mengoperasikan komputer sudah menjadi keharusan, dan juga dapat memudahkan guru dalam menjalankan tugas dan fungsi profesinya. Tidak ada alasan masalah guru muda atau tua, semuanya mempunyai tanggungjawab yang sama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai amanat UUD 1945. Era milenial bukan menjadi suatu hambatan, namun bagaimana guru menyikapi era milenial ini menjadi tantangan kearah perkembangan pendidikan yang lebih maju.[2]

Dalam menumbuhkan semangat belajar dalam pendidikan pada generasi milenial sekarang khususnya pada siswa maupun para mahasiswa, yang harus dimengerti yakni, manuisa adalah seorang pembelajar sejati dimana dia akan selalu mempelajari lingkungan terus menerus baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dan pembelajaran ini dimulai dari hal sederhana ketika masih kecil seperti ketika kita belajar merasakan benda, berjalan atau bicara. Ketika mulai berbicara dan banyak bertanya, jawaban` yang didapatpun tidak memuaskan dan bahkan cenderung menyakiti rasa ingin tahu. Untuk mengatasi permasalahn pendidikan di Indonesia, secara garis besar menurut saya ada dua solusi yang dapat diberikan yakni:

1.      Pertama, solusi sistematik, yakni solusi dengan mengubah system-sistem social yang berkaitan dengan system pendidikan. Seperti diketahui system pendidikan sangat berkaitan dengan system ekonomi yang diterapkan. System pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks system ekonomi kapitalisme, yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab Negara dalam urusan public, termasuk pendanaan pendidikan.

2.      Kedua, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas system pendidikan.

Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila dibandingkan dengan Negara lain. Adapun solusi untuk permasalahan diatas antara lain dengan mengubah system-sistem social yang berkaitan dengan system pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru dan dosen serta prestasi siswa maupun para mahasiswa.  Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.

Salah sata cara yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan Negara-negara lain yakni, dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.[3]

C.    Pergerakan Nasional di Era Milenial Bidang Pendidikan

Berbicara dan membahas tentang  kesehatan alangkah baiknya jangan  hanya berfokus pada kesehatan fisik namun juga mental yang seringkali  diabaikan padahal sudah sejak lama baik departement kesehatan republik  indonesia dalam lingkup nasional maupun perserikatan bangsa-bangsa dalam  lingkup internasional, mengingatkan jika kesehatan yang tepat bagi umat  manusia adalah keseimbangan antara kesehatan fisik dan kesehatan mental  namun di banyak negara berkembang seperti indonesia contohnya kesadaran untuk memiliki kesehatan mental yang sehat masihlah rendah hal  ini diakibatkan oleh banyak faktor bukan hanya oleh fasilitas yang  kurang tetapi juga kurangnya gerakan penyadaran terkait kesehatan mental  sendiri .

Faktor lainnya juga sudah kuatnya cara berpikir yang salah ditingkat  akar rumput dalam merespon kesehatan mental itu sendiri, akibatnya  berdasakan penelitian dari  organisasi kesehatan mental dunia indonesia  masuk kedalam negara berkembang yang memiliki tingkat orang pengidap  gangguan jiwa yang tinggi.

Bahkan berdasarkan organisasi internasional pengamatan hak asasi  manusia atau Human Right watch dalam rilisnya  tertanggal 20 maret 2016  mengungkapkan jika Orang-orang dengan masalah gangguan jiwa  di  Indonesia sering dibelenggu dan mendapatkan pelecehan yang tidak  berprikemanusian, dalam Laporan setebal 74 halaman.

Human Rights Watch mewawancarai 72 orang penyandang cacat  psikososial, termasuk anak-anak, serta 10 anggota keluarga, perawat,  profesional kesehatan mental, kepala lembaga, pejabat pemerintah, dan  advokat hak-hak penyandang cacat.

Selain itu juga Human Rights Watch mengunjungi 16 institusi di  seluruh pulau di Jawa dan Sumatra termasuk rumah sakit jiwa, lembaga  perawatan sosial, dan pusat penyembuhan iman, dan mendokumentasikan 175  kasus di lima provinsi orang yang saat ini dibelenggu atau dikurung atau  baru dilepaskan.

Dengan adanya keterbatasan layanan dan fasilitas kesehatan mental  yang cocok dan sesuai dengan standar internasional membuat permasalahan terkait kesehatan mental di indonesia menjadi semakin rumit ditambah  lagi dengan rendahnya kepedulian masyarakat sebagai element paling  penting disamping pemerintah terhadap orang dengan kesehatan mental yang  kurang sekali bahkan justru stigma dan diskriminasi terhadap orang  dengan gangguan mental datang dari masyarakat sendiri.

Akibatnya banyak sekali penderita gangguan mental dan keluarga mereka  memilih diam daripada mencari pengobatan untuk mengatasi gangguan yang  mereka derita dan yang paling ironis terkadang banyak dari penderita  gangguan mental harus terusir dari keluarganya dan lingkungan sosialnya  karena kuatnya diskriminasi dan stigma yang membuat mereka makin  terlunta-lunta dijalanan.

Namun  meskipun masih terdapatnya masalah yang rumit yang datang dari  masyarakat dan pemerintah terkait penanganan dan tanggapan mereka  terhadap kesehatan mental itu sendiri  ada secercah harapan yang muncul  untuk perubahan yang lebih baik datang dari  generasi milineal indonesia  dalam bentuk banyaknya  gerakan sosial berbasis kesehatan mental. Karena terpengaruh oleh kesadaran global untuk peduli dengan isu-isu  seputar gangguan  kesehatan mental yang tidak lepas dari pengaruh makin  boomingnnya tujuan pembangunan  global yang makin hari makin populer dibumikan dalam tataran praktik maupun teoritik, tentunya pembentukan  berbagai gerakan sosial ini menandakan makin masifnya proses penyadaran  terkait isu kesehatan mental disamping kesehatan fisik  dikalangan  generasi milinieal yang patut diapresiasi dan dikelola dengan baik.

Para Generasi milinieal yang ambil bagian dalam pencapaian tujuan  pembangunan indonesia yang berkelanjutan pada tahun 2030 tentunya pasti  tidak asing dengan komunitas sosial berbasis kesehatan mental yang sudah  berreputasi nasional dan menjadi bagian dari organisasi independen  dalam membantu pemerintah meningkatkan kesadaran tentang kesehatan  mental. Memperkuat basis penyadaran di masyarakat seperti Into the  light ( pencegahan bunuh diri),komunitas peduli skizofernia  indonesia,  Komunitas bipolar care indonesia, komunitas gerd Anxiety indonesia,  Komunitas yuk happy, indonesia mental health care comunity, dan lain  sebagainya.

Berkembangnya komunitas kesehatan mental yang diinisiasi oleh para  pemuda di kota-kota besar di indonesia dan keberhasilan mereka  yang  bisa   mendapatkan  pengaruh di tingkat nasional menjadi daya dorong   kepada para pemuda di tingkat daerah untuk berbuat hal yang sama, dengan  mendirikan banyak sekali gerakan sosial yang sudah berbentuk organisasi  maupun hanya komunitas non formal yang berbasis pada kesehatan mental.

Sejauh ini ada 4 hal yang sudah dilakukan oleh gerakan sosial  berbasis kesehatan mental yang digerakkan oleh generasi milineal baik ditingkat lokal maupun nasional diantaranya, menjadi fasilitator  atau  penghubung antara pihak penderita gangguan jiwa dengan instansi  kesehatan terkait, mengadvokasi dan mensosialisasikan pentingnya kesadaran terhadap kesehatan mental di akar rumput, membentuk lingkar  studi yang terbuka untuk umum terkait isu-isu kesehatan mental , dan  yang terakhir membentuk komunitas antar penderita gangguan mental  sendiri untuk saling mendukung dan menguatkan.

Untuk kedepannya gerakan sosial kesehatan mental yang digerakkan oleh  generasi milinieal baik ditingkat nasional maupun lokal harus melakukan gebrakan lainnya untuk tetap eksis menjadi mita pemerintah  dan masyarakat  misalnya dalam bentuk pembentukan forum antar komunitas  kesehatan mental sehingga tercipta koneksi yang kuat  antar komunitas  yang bergerak dalam bidang yang sama, membuat forum dialog untuk sarana  dengar pendapat antara pemerintah dan element masyarakat  guna meningkatkan pelayananan dan kesadaran  kesehatan mental, mendirikan  gerakan literasi baik digital maupun non digital berbasis kesehatan  mental, mendorong adanya kerjasama yang intens antara himpunan profesi  kesehatan jiwa dengan komunitas sosial yang berbasis kesehatan jiwa di akar rumput, dan yang paling penting mengkoneksikan gerakan sosial  kesehatan jiwa indonesia dengan gerakan sosial kesehatan jiwa  internasional untuk menguatkan basis pemahaman.

Selain itu pula para generasi milinieal yang ambil bagian dalam  gerakan sosial berbasis kesehatan mental hendaknya harus mulai  memperlengkapi dirinya dengan komunikasi yang baik, keilmuwan yang  mumpuni, dan semangat kerelawanan yang tinggi sehingga apa yang  dilakukannya tidak bergantung kepada momentum tetentu  ataupun hanya  untuk mengejar riwayat hidup atau bahasa populernya " Cv hunter " saja,  tetapi harus digerakkan dari hati nurani untuk membantu memulihkan  kembali fitrah kemanusiaan mereka yang menderita gangguan jiwa dengan  cara-cara yang manusiawi, karena gangguan mental yang terjadi pada  sebagian manusia lambat laun akan berpengaruh pada diri kita sendiri dan  generasi selanjutnya.[4]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ