Peran pemuda sejak masa sumpah pemuda
Nama: Asnaura
Kelas: XII IPS 1
PERAN PEMUDA
SEJAK MASA SUMPAH PEMUDA
Dalam sejarah negara Republik Indonesia,
pemuda memiliki peran yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pemuda merupakan penerus bangsa, pemuda
yang diharapkan bisa memajukan negara dan meneruskan perjuangan geberasi
sebelumnya. Pemuda memiliki unsur yang menarik dan esensial dalam suatu gerakan
perubahan. Karena jiwa pemuda terdapat kerelaan berkorban demi cita-cita. Di
dalam pemuda terdapat semangat yang membara dan berani menentang.
Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak
sejarah terpenting bagi bangsa Indonesia. Sesuai namanya, Sumpah Pemuda
dirumuskan oleh para pemuda pada 28 Oktober 1928. Mereka kemudian menjadikan
momen tersebut sebagai dasar untuk membangkitkan rasa nasionalisme. Para pemuda
tidak lagi berjuang sendiri, melainkan bersama-sama membangun republik tercinta.
Sumpah Pemuda tidak lahir begitu saja.
Banyak hal yang melandasi para pemuda bertekad untuk bersatu. Saat itu mereka
berpikir, kemerdekaan Indonesia sulit diraih jika bergerak secara kelompok dan
sendiri-sendiri. Kegagalan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuat
mereka sadar bahwa rasa nasionalisme harus dipadukan. Maka itu, diadakanlah
Kongres Pemuda. Mereka menjadi satu, menjadi “Pemuda Indonesia”.[1]
Kongres pemuda dilakukan di tiga gedung
yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Kongres pemuda 1 tidak
menghasilkan hasil karena masih adanya perbedaan. Dan Kongres Pemuda I mulai tanggal 30
April hingga 2 Mei 1926 di Batavia. Kongres Pemuda I atau Kerapatan Besar
Pemuda dihadiri oleh perwakilan dari perhimpunan pemuda/pemudi termasuk Jong
Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond,
Studerenden Minahasaers, Jong Bataks Bond, Pemuda Kaum Theosofi, dan masih
banyak lagi.
Tujuan Kongres Pemuda I, untuk memajukan persatuan dan
kebangsaan Indonesia, serta menguatkan hubungan antara sesama perkumpulan pemuda
kebangsaan di tanah air. Kemudian setelah itu dilajutkan Kongres Pemuda II yang
hari pertama dilaksanakan di Gedung Kathilikee Jongelingen Bond atau Gedung
Pemuda Katolik. Sedangkan, kongres di hari kedua diadakan di Gedung Oost Java,
yang sekarang di Jalan Medan Medeka Utara, Jakarta Pusat. Rapat ketiga gedung Indonesische
Clubhuis Kramat.
Gagasan penyelenggaraan Kongres
Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah
organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Atas
inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi
dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.
Rapat pertama dalam sambutannya,
Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam
sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang
arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang
bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat,
pendidikan, dan kemauan. Kemudian rapat kedua membahas masalah pendidikan.
Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat
pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah
dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis. Rapat ketiga itu menjelaskan
pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Tujuan Kongres Pemuda II antara lain
melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia, membicarakan
beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia, dan memperkuat kesadaran
kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia.
Sehingga setelah itu dihasilkan
sumpah pemuda, keputusan Kongres Pemuda II yang diselenggarakan dua hari, 27-28
Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada
"tanah air Indonesia","bangsa Indonesia", dan "bahasa
Indonesia". Peran pemuda sejak masa sumpah pemuda sangat penting karena
sebelum organisasi ini dibentuk ada organisasi pemuda yang lain seperti Budi
Utomo, kemudian organisasi pemuda lainnya yang mendorong pembentukan sumpah
pemuda pada 1928. Maka bisa dilihat bahwa peran pemuda di Indonesia sangat
penting karena pemuda memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan juga dengan kreatifitas.
Pemuda memiliki peran yang besar
bagi perubahan-perubahan sosial di lingkungan, khususnya mahasiswa. Itulah
mengapa mahasiswa sering disebut sebagai agent of change (agen perubahan).
Pemuda di saat milenial ini juga harus mempertahankan kemerdekaan karena pada
saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi sudah lebih berkembang dan dalam era
millennial ini pemuda dituntuk untuk mengerti dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka dari itu kita harus bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan. Sebagai
agen perubahan, dengan sikap kritis dan semangatnya, mereka memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi dan menyadarkan masyarakat untuk melakukan suatu gerakan
perubahan sosial.
Peristiwa Sumpah Pemuda menjadi
inspirasi bagi pergerakan pemuda bangsa di republik ini. Para pemuda, sejatinya
kembali menapaktilasi nilai utama yang terkandung dalam Sumpah Pemuda yakni semangat
persatuan. Kabar baiknya, sebagian pemudapada masa millennial ini, mengisi kemerdekaan
dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif. Belakangan ini mulai bermunculan
pemuda-pemuda mandiri dan kreatif. Tidak jarang dari mereka yang sukses di
bidang kesehatan, teknologi, politik, ekonomi, olahraga, sosial serta bidang
lainnya.
[1] https://diskominfo.depok.go.id/wp-content/uploads/2012/06/Warta-Depok-Oktober-2011.pdf
diakses pada tanggal 2 September 2020
Komentar
Posting Komentar