Renungan Akhir Jumat Masehi 2020

 


Memasuki Jumat terakhir di tahun 2020, karena di minggu depan sudah memasuki tahun 2021. Rasanya suatu keniscayaan satu tahun sudah berlalu dengan beragam diorama kehidupan. Satu tahun perjalanan kehidupan yang mengalami banyak pasang surut. Terkadang berada di atas, ditengah ataupun dibawah.
Satu banyak catatan-catatan yang perlu diperhatikan oleh kita sebagai umat yang beriman. Umat yang memiliki sandaran bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Utusan Allah. Sandaran syahadat yang perlu dipegang oleh kita umat Islam. Sandaran persaksian itu yang menjadi pijakan kita dalam meyakini Ayat-Ayat Suci Nya dalam Alquran dan ajaran Nabi Muhammad SAW melalui risalah Sunnahnya. 
Sandaran ini merupakan refleksi kita sampai sejauh mana kita melakukan aplikasi ajaranNya secara tekstual dan kontekstual. Teks Keimanan maqam tertinggi adalah Taqwa sudahkan kita mampu meraih derajat itu. Kalau belum maka kita terus berusaha memperoleh derajat Muttaqin atau Taqwa. Berusaha untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Merendah ketika kita melihat dunia, meninggi ketika kita melihat akhirat. 
Merendah ketika melihat dunia artinya harta, tahta atau dengan kata lain harta yang didapat, jabatan yang diemban,keluarga yang dibangun tidak silau dengan kehidupan dunia dia harus merendah. Melihat sisi kanan kirinya  karena yang didapat hanya sementara saja. Sedangkan ketika kita melihat akhirat harus meninggi. Kenapa meninggi karena kehidupan akhirat adalah kekal abadi di dalamnya.Melihat akherat harusnya banyak beribadah dan beramal sholeh. Tak boleh putus dalam kehidupan kita. Tak boleh berhenti untuk berlari meniti negeri akhirat. Karena kita merendah urusan dunia semata-mata mempersiapkan dunia akhirat. Mempersiapkan kematian itu yang harus didahulukan oleh kita sebagai umat Islam. 
Rosul Muhammad SAW pernah ditanya oleh seorang sahabat. Ya Rosul bagaimana caranya menata kehidupan yang baik. Maka rasul menjawab hidup yang baik adalah dengan memperpanjang umur dan gemar menjalani amal soleh dengan baik. Kemudian sahabat bertanya ya rosul bagaimana menata kehidupan yang tidak baik. Maka rosul menjawab memperpendek usia dan tidak gemar menjalani amal sholeh.
Dalam hadist yang lain rosul menggambarkan kehidupan di dunia ini seperti orang terasing. 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ ﷺ بِمَنْكِبَيَّ، فَقَالَ: «كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ»

وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ. رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.”
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Jika kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika kamu memasuki pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari, no. 6416)
9Artinya hidup ini proses yang harus dijalani oleh seorang manusia yang telah menjadi Hamba yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Kehidupan yang bukan mengejar materi semata tapi juga mengejar akhirat itu lebih penting dan lebih utama
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini jadi dasar agar kita tidak panjang angan-angan. Dunia ini hendaknya tidak dijadikan negeri dan tempat tinggal, sehingga kita jadi merasa tenang ketika berada di dalamnya. Hendaklah dunia hanya dijadikan tempat persiapan peralatan untuk perjalanan. Wasiat para nabi dan pengikutnya telah sama dalam hal ini. Allah Ta’ala telah menceritakan tentang orang beriman dari keluarga Fir’aun,

يَٰقَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا مَتَٰعٌ وَإِنَّ ٱلْءَاخِرَةَ هِىَ دَارُ ٱلْقَرَارِ

“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghafir: 39).
 Dalam surat Faathir ayat 5, Allah menekankan bahwa janji-Nya adalah benar. Dan, setiap manusia janganlah sekali-kali teperdaya dengan kehidupan dunia dan tertipu oleh pekerjaan setan.
Di ayat lain dalam surat Al-Hadid ayat 20, Allah berfirman: 
ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا وَفِى ٱلْاَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ الـلَّـهِ وَرِضْوَٰنٌ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
''Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."
وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ ٱلرِّيَٰحُ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ مُّقْتَدِرً
''Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.'' (QS Al-Kahfi: 45)
Itulah pesan dari Allah SWT melalui ayatNya dan pesan Nabi Muhammad Saw melalui hadistnya yang dijadikan referensi kehidupan dunia agar kita mau mengingat negeri akhirat. Dan pengingat kita untuk selalu berbuat baik kepada siapapun untuk memperoleh bekal negri akhirat. Banyak pesan sebenarnya yang tersimpan dalam ayat-ayat al qur'an dan sunnah yang perlu kita pelajari kembali. Tapi kita terkadang lupa dan sombong untuk mengkaji kembali ayat-ayat Allah dan sunnah nabi. 
Tulisan ini adalah instropeksi diri dari penulis yang selama ini alpha akan kehadiran Allah dan kebenaran ajaran Nabi Muhammad SAW. Alpha karena sering menggunakan dalil atas ayat suci alquran dan hadist nabi tapi tidak dijalankan secara sempurna. Serta acuh terhadap urusan akhirat dan semangat akan urusan dunia. 
Terkadang urusan keimanan terbawa kepada urusan dunia semata padahal sejatinya saya alpha. Urusan dunia diletakkan lebih tinggi dari urusan akhirat. Saya sering salah menempatkan urusan akhirat ke dalam urusan dunia. Menganggap kalo iman itu sebagai dasar adanya kepedulian kepada urusan dunia semata. Lupa kalo hidup ini ada yang berbeda secara keyakinan dan keimanan.
Menetap negri akhirat memang tak mudah banyak tantangan dan rintangan. Serta itu juga bagian dari ujian dan cobaan. Manusia pasti dicoba dan diuji karena bagian dari keimanan. Dan bagian dia akan naik tingkat dalam maqam kehidupannya. Semakin baik imannya pasti tingkat peduli kepada Allah dia akan tinggi dan ibadahNya pun tak kan pernah lepas barang semenitpun. Tingkah lakunya tak lepas dari wudhunya dan santun dalam berucap.
Smoga Tahun 2021 penulis dapat mengaplikasikan ajaran Islam secara kaffah. Dan menata hidup lebih baik lagi.


Ciracas 25 desember 2020
Teras rumah




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

Peristiwa Kontemporer Dunia (Perpecahan Uni Sovyet)

LATIHAN SOAL SEJARAH INDONESIA