Sudut Pandang BDR COVID 19



Sudut Pandang BDR COVID 19

Pandemi covid 19 telah mengubah pola pembelajaran secara langsung di dalam kelas berganti menjadi pola pembelajaran dengan menggunakan moda daring. Sudah 10 bulan berlalu pembelajaran dilakukan secara daring. Peserta didik dan guru bertatap muka dengan menggunakan alat dan teknologi. Suasana kelas pun juga berubah seketika dan paradigma pembelajaran pun juga berubah.

Skema pembelajaran juga berubah dengan pendekatan secara khusus. Kurikulum khusus disiapkan pemerintah sejak Tahun ajaran baru silam. Pembelajaran secara daring juga telah dilakukan sejak maret hingga desember. Praktis tahun ajaran 2020-2021 dilalui melalui belajar dari rumah dengan menggunakan skema dan pembelajaran secara khusus. Secara umum tingkat ketercapaian kompetensi juga mengalami penurunan dimana muatan pembelajaran lebih banyak terkendala sinyal. Dan terkendala gawai atau alat yang dimiliki oleh peserta didik. Karena tidak semua peserta didik tergolong mampu dalam memenuhinya. Walaupun pemerintah telah berupaya untuk membantu masalah yang terjadi. Akan tetapi cakupan wilayah Indomesia yang luas dan terdiri dari kepulauan tidak semua terkoneksi sacara bagus.

Sudah satu semester belajar dari rumah dilakukan secara pasti banyak muatan metode baru yang dilakukan oleh guru atau dosen dalam mengajar. Secara pastinya muatan itu tergantung guru sebagai pengajar dalam memahami dan menggunakan ragam alat dan teknologi yang ada. Tergantung dari sudut pandang dan arah yang ingin dicapai oleh guru dalam mendisain pembelajaran dikelasnya. Ketercapaian itu hanya guru yang dapat melihatnya dari apa yang direncanakan dan dijalankan. Pada hakikatnya kurikulum itu yang menghidupkan adalah guru yang mengajarkan dan mendidik.

Berbicara konteks kurikulum yang telah di desain sedemikian rupa tetaplah perlu kita ejawantahkan dengan promblematika yang ada dilapangan. Penguatan pembelajaran antara IPA,IPS atau Bahasa berbeda begitu juga dengan Agama dan lainnya. Tak bisa disamakan satu sama lainnya tergantung dari pemahaman guru bidang study dalam melakukan kegiatan belajar mengajarnya.

Dalam praktiknya pola pembelajaran satu semester kemarin terutama ditingkat satuan pendidikan dibutuhkan koloborasi secara utuh tidak parsial. Dan jangan ada lagi pola penyeragaman pembelajaran dari masing-masing guru mata pelajaran yang dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan. Biarkan guru bidang study merdeka dalam mengaplikasikan pola pembelajarannya. Dan biarkan guru bidang study belajar untuk memahami serta mengartikulasi kompetensi yang dimililki. 

Ketika kita bicara tentang kurikulum maka kita juga berbicara tentang kurikulum satuan pendidikan atau KTSP yang dirancang oleh sekolah karena didalamnya terdapat acuan yang diharapkan sesuai dengan permendikbud dan standar pendidikan. Banyak sekolah yang tidak menyadari dalam kondisi seperti KTSP masih belum berubah dan belum ada penyederhanaan sesuai dengan kondisi pamdemi. Kemudian turunan KTSP berupa TATA TERTIB SISWA dan peraturan akademik yang menjadi petunjuk teknis dalam pembelajaran di sekolah. Tidak semua sekolah punya TATA TERTIB dan Peraturan Akademik padahal sekolah yang baik menurut hemat penulis harus ada itu. Di situ dibicarakan bagaimana siswa tidak ikut BDR,teknis ujian dll. Sehingga ketika PH,PTS dan PAS mengalami terkendala di dalamnya.Dalam perjalanannya pasti mengalami perdebatan yang panjang di dalam manajemen sekolah.

Banyak pimpinan sekolah mengingankan hasil yang bagus untuk manajemen sekolahnya. Tapi mereka tidak memperdayakan semua unsur yang ada di sekolahnya lebih banyak ego yang ditampilkan. Aturan petunjuk pelaksana dalam KTSP tidak dibaca dan Petunjuk teknis dalam Tata Tertib dan peraturan akademik juga tidak dijalankan. Muatan permendikbud dijalankan dan diejawantahkan secara prakteknya dalam KTSP. Begitu juga dengan mengejawantahkan visi dan misi semua itu termaktub dalam KTSP. 

Contohnya ketika visi dan misi ingin meningkatkan iman dan taqwa serta iptek tapi bunyi dalam ktsp apa yang ingin dilakukan itu tidak ada. Manajemen sekolah berbicara karakter tapi dalam ktsp tidak bicara karakter. Hal ini yang mengakibatkan tidak terkoneksi dan koloborasi secara baik.

Pada sisi yang lain peserta didik pun masih banyak kendala secara intra dan maupun interpersonal dia. Sehingga ragam pembelajaran terkadang hanya bisa mencapai 70 hingga 90 persen.Tidak semua sesuai apa yang diinginkan dan direncanakan. Bahkan terkadang manajemen sekolah masih saling menyalahkan. Catatan ini yang harus diperbaiki dalam manajemen sekolah. Terutama dilihat dalam KTSP dan turunannya ada tidak bunyi aturan mainnya.

Memasuki semester dua manajemen sekolah harus mampu membuat analisis dan perencanaan sesuai dengan KTSP. Di semester dua jangan lagi berkutat seperti di semester satu. Apalagi pandemi covid 19 akan berakhirnya kita tidak tau. Pilihan bijak dari manajemen dilihat dari sisi kesehatan untuk menjaga imun tidak turun. Maka persoalan di semester di kurangi jangan ditambah atau menjadi beban berlebih di semester dua. Manajemen sekolah harus punya arah dan skema pola pembinaan yang baik untuk seluruh warga sekolah. 

Di sinilah kelihaian pimpinan sekolah untuk mengkolaborasi segala potensi yang ada di sekolah itu. Semuanya bisa kondusif kalo pimpinan sekolah beserta stackholder sekolah mau berkolaborasi. Manajemen sekolah terlebih yang harus lebih siap dalam rangka memasuki era Pembelajaran 2021. 

Ada beberapa hal dari yang perlu disiapkan

1. Fasilitas sekolah yang sudah memenuhi standar protokol kesehatan mulai dari sanitasi kesehatan, ruang kelas yang sudah memenuhi unsur protokol kesehatan

2. Kesiapan orangtua untuk memberikan izin anaknya kembali bersekolah.

3. Peserta didik yang perlu diedukasi kembali untuk mentaati protokol kesehatan

4. Skenario pembelajaran perlu diperhatikan oleh manajemen sekolah dan guru

5. Tetap berkoordinasi dengan dinas pendidikan,orangtua siswa, aparatur daerah.

Ke lima muatan itu mungkin yang bisa dilakukan oleh manajemen sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran di semester dua. Manajemen sekolah jangan memaksakan diri untuk menerapkan pembelajaran tatap muka langsung kalau belum memiliki perencanaan dan bekal yang cukup. Mengarungi pembelajaran semester dua bukan hal yang sepele dimana masih meningkatnya serangan pandemi covid 19. Bahkan pengalaman semester satu belumlah manjadi acuan dan pijakan. Masih perlu dicermati dan dievaluasi kembali. Jangan sampai di semester dua beban itu terlalu besar dari semester satu. Paling penting pendekatan untuk mematuhi protokol kesehatan itu diutamakan.

Konsep belajar disederhanakan kembali ke dalam penekanan literasi. Ketika semua mapel berkolaborasi dengan menggunakan pola STEAM atau kolobari antar mapel ini yang mempermudah peserta didik dalam memahami ragam pembelajaran. Berkumpulnya beberapa bidang study untuk memberikan tugas kepada peserta didik kelihatannya lebih efektif. Sepengetahuan penulis ada beberapa sekolah di indonesia sudah mengintegrasikan konsep steam atau perpaduan antara mapel sesuai dengan KD yg bisa diseleraskan. 

Dari kolaborasi mapel bisa dimungkinkan literasi berjalan optimal. Misalkan antara bidang study IPS  dengan KD yang bisa dipadukan membuat Produk atau proyek yang nanti hasil bisa dituliskan dalam bentuk blogger. Kemudian siswa tinggal mengirim link bloknya kepada guru mapel. Jadi 1 tugas proyek bisa terdiri dari beberapa mapel. 

Dibutuhkan kejelian dari pimpinan sekolah untuk melakukan kreatifitas dalam memgorganisasi manajemen sekolah. Kemudian meenfasilitasi guru dalam pengelolaan pengajaran dalam KBM dikelas. Jangan guru yang disuruh untuk kreatif tapi pimpinan dan manajemen sekolah harus lebih kreatif. Konsisten antara ucapan dan tindakan serta sesuai dengan aturan dalam KTSP sekolah serta aturan yg dibuat pemerintah. Jangan melebihkan dan mengada-ada dalam membuat aturan dalam Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah pada masa pandemi di tahun 2021 baik untuk guru, karyawan maupun peserta didik.

Smoga pandemi lekas berlalu tulisan ini hanya sebagai refleksi apa yang terjadi baik secara langsunh maupun tidak langsung. Tulisan ini dibuat bukan hasil kajian atau penelitian, tapi dilihat dari sisi pengalaman penulis dan teman-teman guru yang saling bertegur sapa melalui wadah daring baik dijakarta maupun di Indonesia melalui group WA. Hampir semua sama keluhan dan kesannya dalam daring di pandemi covid 19.


Teras rumah ciracas 29 Desember 2020


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ