Pandemi yang belum selesai



Melihat Kota Jakarta dari dekat kembali ku lalui. Menggunakan moda transportasi umum yang telah disediakan Pemerintah dan pihak swasta. Mulai dari naik jack lingko hingga menggunakan grab. Perjalanan dari pukul 08.00 aku dari rumah dikawasan ciracas jakarta timur dan tiba di SMAN 25 Jakarta pusat pukul 9.45. Kondisi kendaraan cukup bersahabat tidak terlalu penuh karena memang menerapkan protokol kesehatan. Kemudian kondisi jalan raya sedikit tersendat terutama di sekitar BNN karena memang ada penyempitan jalan proses dari proyek LRT. Pastinya kondisi transjakarta yang adem dalam bus membuat perjalanan cukup puas

Perjalanan kali ini memasuki 10 bulan Kota Jakarta diterjang pandemi covid 19. Memang masyarakat sudah menyadari akan penerapan protokol kesehatan dengan memakai masker,menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir. Tapi ntah kenapa kasus perkembangan masyarakat yang terinfeksi covid 19 bukan semakin turun tapi semakin meningkat. Berbagai kebijakan telah dilakukan dari pemerintah dalam memerangi covid 19. Penderita covid 19 memang tak kenal status sosial yang ada dari pejabat hingga masyarkat biasa dapat terinfeksi virus covid 19. 

Seakan-akan virus ini menjadi hantu yang menakutkan karena tak terlihat dan katanya sudah memiliki varian baru dari bentuk covid 19. Masyarakat pun di buat tak berdaya sudah, ekonomi yang mengalami perlambatan serta banyak masyarakat terdampak akan penghasilannya. Kehidupan pun juga berubah dari sebelumnya dan perubahan itu mengalami terbentuknya peradaban baru yang dikatakan new normal. Masyarakat berusaha melakukan kegiatan perdagangan dan lainnya ditengah hantu pandemi covid 19. Menghidupi dan mencukupi kebutuhan pokok mereka lakukan sembari menerapkan pola hidup sehat.

Ketika berada di SMAN 25 sepi sejak maret hingga saat ini aktifitas KBM belum dilaksanakan di sekolah. Rasa kangen ketika melihat bangku yang kosong dan ruang kelss yang kosong biasamya sekolah itu tampak ramai dengan aktifitas peserta didik. Kali ini sepi tertinggal hanya aktifitas tata usaha dan aktifitas guru yang ada perlu di sekolah. Walaupun saat ini sedang libur semester ganjil suasana masih sepi.

Ketika dalam perjalanan aku sempat bertanya dengan pengemudi online hanya sekedar menanyakan bagaimana kondisi penghasilannya setiap hari?. Jawabnya sangat sederhana, dia mengatakan penghasilannya pas dan syukur. Ketika saya respon kembali kok bisa pas penghasilannya,pak? Dia jawab, "pas untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari." Dan beliau bilang kita syukuri saja,pak! Yang dia dapat cuma segitu hanya bisa beli tempe dan lauk esok hari. Kemudia dia mengatakan juga yang penting kita sehat,pak! Bisa mencari sesuap nasi.

Kalo diceritakan masa dari maret hingga saat ini banyak kisah yang diambil dan dipetik. Banyak perjalanan kehidupan yang dulu bisa berkumpul komplit sekeluarga, pada saat covid saat ini mungkin ada yang kehilangan. Takdir menuntun jalamnya lain sebagai aspirasi dan inspirasi kehidupan. Dan Agama menjadi peran penting ketika masa pandemi. Kalau tidak ada peran Agama dan kepercayaan pada Tuhan yang dianut penduduk negri ini mungkin penduduk ini bisa stress akibatnya jadi penurunan imun.

Kalau bicara sampai kapan pandemi ini berakhir tak ada yang bisa menyatakan. Sebab di beberapa negara sedang menghadapi serangan ke 2 covid 19. Adanya varian baru dari covid 19 yang berkembang sebelumnya. Melawan virus yang tak terlihat dengan mata telanjang butuh waspada karena virus ini ada dan tidak terditek. 

Perjalanan siang itu memang kadang penuh resiko, tapi kita hanya berusaha untuk menjaga. Ikhtiar mentaati protokol kesehatan paling tidak hanya itu yang bisa dilakukan. Sambil menunggu vaksin covid 19 yang ntah kapan akan dirilis. Sebenarnya vaksi tradisional bisa kita dapatkan melalui kandungan buah-buah dan tumbuhan tradisional terutama untuk meningkatkan imun tubuh yang stabil. Mulai dari buah mamgga, jeruk  alpukat,pisang dll. Kemudian ada jahe, bunga teleng, kunyit, bawang putih dll yg bisa diolah untuk minumun kesehatan.

Kita hanya berusaha untuk berikhtiar semampunya dan dikembalikan kepada Allah bagian dari pasrah diri dan tawaqal. Ketika kita taat pada aturan protokol kesehatan dengan sendirinya akan terhindar dari covid 19. Bekerja dengan seefisien mungkin dan seefektif mungkin untuk tidak diforsil pekerjaan yang berat sebelumnya terjadinya pandemi. Perhatikan kondisi kesehatan kita karena sakit itu mahal maka ketika kita sehat menjaga kesehatan itu lebih penting daripada pekerjaan yang butuh tenaga berat.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kita Dan Soeharto Oleh Ust.Hilmi Amirudin

PERISTIWA KONTEMPORER DUNIA (PERPECAHAN CEKOSLOWAKIA)

PENGALAMAN DAN HARAPAN DALAM PJJ